header ruang jurnal

Desain Penelitian: Pengertian, Jenis-jenis, dan Contohnya

apa yang dimaksud dengan research design

Desain penelitian adalah suatu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian. Menjadi suatu hal yang wajib bagi akademisi dan peneliti untuk memperhatikan desain yang akan digunakan dalam mengolah data. Maka dari itu, pengetahuan mumpuni mengenai desain penelitian sangat penting untuk dimiliki.

Apa Itu Desain Penelitian?

Desain penelitian merujuk pada rencana sistematis dan terstruktur tentang bagaimana data akan dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dalam sebuah penelitian. Desain ini bertujuan untuk memberikan pedoman tentang metode penelitian yang akan digunakan, dan juga membantu peneliti dalam menentukan jenis data yang perlu dikumpulkan serta cara mengumpulkannya.

Desain Penelitian Itu Apa Saja?

Ada beberapa jenis desain penelitian yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah, antara lain:

  • Desain Eksperimental

Desain eksperimental digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain eksperimental biasanya dilakukan dengan memilih kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, lalu membandingkan hasil antara keduanya.

  • Desain Korelasional

Desain korelasional digunakan untuk mengetahui sejauh mana ada hubungan antara dua atau lebih variabel. Desain ini membantu peneliti dalam menentukan apakah hubungan antara variabel-variabel tersebut positif, negatif, atau tidak ada hubungan sama sekali.

  • Desain Survei

Desain survei dilakukan untuk mengumpulkan data dari populasi tertentu dengan menggunakan kuesioner atau wawancara. Desain ini sering digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam jumlah besar.

  • Desain Studi Kasus

Desain studi kasus digunakan untuk mengumpulkan data secara mendalam tentang suatu kasus atau fenomena yang sedang diteliti. Desain ini sering digunakan dalam riset sosial dan kesehatan.

  • Desain Kualitatif

Desain kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, atau studi kasus untuk mengumpulkan data tentang persepsi, sikap, atau perilaku seseorang atau kelompok. Desain kualitatif biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam tentang subjek penelitian.

Bagaimana Cara Menentukan Desain Penelitian yang Tepat

Menentukan desain penelitian yang tepat merupakan langkah penting dalam penelitian ilmiah. Hal ini memerlukan beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Tujuan Penelitian

Penentuan desain penelitian harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Jika tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, maka desain korelasional dapat digunakan. Namun, jika tujuannya adalah untuk menguji hipotesis, maka desain eksperimental mungkin lebih tepat.

2. Jenis Data yang Dibutuhkan

Jenis data yang dibutuhkan juga mempengaruhi pilihan desain penelitian. Jika data yang dibutuhkan bersifat kuantitatif, maka desain survei atau eksperimental dapat digunakan. Namun, jika data yang dibutuhkan bersifat kualitatif, maka desain kualitatif dapat lebih sesuai.

3. Ketersediaan Data

Ketersediaan data juga perlu dipertimbangkan dalam menentukan desain yang tepat. Jika data sudah tersedia dan cukup, maka desain korelasional atau survei dapat digunakan. Namun, jika data yang dibutuhkan belum tersedia, maka desain eksperimental atau studi kasus mungkin lebih sesuai.

4. Sumber Daya yang Tersedia

Sumber daya yang tersedia seperti waktu, tenaga, dan anggaran juga perlu dipertimbangkan dalam menentukan desain penelitian. Riset yang memerlukan sumber daya yang lebih besar seperti desain eksperimental atau survei, memerlukan anggaran yang lebih besar dan waktu yang lebih lama untuk mengumpulkan dan menganalisis data.

Bagaimana Contohnya?

Contoh desain penelitian dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Berikut ini beberapa contoh desain yang sering digunakan dalam riset ilmiah:

1. Desain Eksperimental

Contoh desain eksperimental adalah uji coba obat baru untuk mengatasi penyakit tertentu. Dalam desain ini, pasien dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan obat baru dan kelompok kontrol yang diberikan plasebo. Setelah itu, hasil dari kedua kelompok dibandingkan untuk melihat efektivitas obat baru.

2. Desain Korelasional

Contoh desain korelasional adalah riset tentang hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Dalam desain ini, data tinggi badan dan berat badan diukur pada sejumlah responden dan dihitung korelasinya. Hasil korelasi dapat menunjukkan apakah tinggi badan dan berat badan memiliki hubungan yang positif, negatif, atau tidak ada hubungan.

3. Desain Survei

Contoh desain survei adalah riset tentang kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan tertentu. Dalam desain ini, responden dipilih secara acak dan diwawancarai dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan.

4. Desain Studi Kasus

Contoh desain studi kasus adalah riset tentang pengaruh penerapan teknologi informasi pada efisiensi kerja di sebuah perusahaan. Dalam desain ini, perusahaan dipilih sebagai studi kasus dan data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi di dalam perusahaan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi pada efisiensi kerja.

5. Desain Kualitatif

Contoh desain kualitatif adalah riset tentang persepsi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Dalam desain ini, data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi untuk mendapatkan persepsi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif untuk menemukan pola dan tema yang muncul dari persepsi masyarakat.

Dalam menentukan desain penelitian, peneliti perlu memahami secara baik dan benar bagaimana desain tersebut bekerja dan bagaimana desain tersebut dapat memberikan data yang sesuai dan akurat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Selain itu, peneliti perlu mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan menyesuaikan desain penelitian dengan sumber daya yang tersedia agar penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Dalam melakukan penelitian, penting juga bagi peneliti untuk memperhatikan etika penelitian. Peneliti harus memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip etika penelitian yang berlaku. Hal ini juga perlu dipertimbangkan dalam memilih desain penelitian.

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam penulisan dan penerbitan jurnal? Jika iya, Anda tidak perlu risau. Gunakan jasa penulisan dan penerbitan jurnal pada Ruang Jurnal untuk menyelesaikan artikel jurnal Anda. Segera hubungi Admin Ruang Jurnal dan dapatkan pelayanan profesional kami!

Kontak Sekarang

apa yang dimaksud dengan research design

Daftar Jurnal

Latest post.

Tips Menghindari Kesalahan Penulisan Jurnal Ilmiah

Tips Menghindari Kesalahan Penulisan Jurnal Ilmiah

cara cek akreditasi jurnal ilmiah

Cara Cek Akreditasi Jurnal Ilmiah SINTA + Contoh Jurnalnya

tips publikasi jurnal internasional

10 Tips Publikasi Jurnal Internasional

Sukses 10 tips publikasi jurnal nasional ini wajib dicoba.

judul proposal penelitian

10 Tips Menentukan Judul Proposal Penelitian dan Contohnya

perbedaan populasi dan sampel

Wajib Tahu! 5 Perbedaan Populasi dan Sampel

Tips Menghindari Kesalahan Penulisan Jurnal Ilmiah

Kesalahan penulisan dalam jurnal ilmiah dapat mempengaruhi reputasi peneliti sebagai penulis maupun institusi yang menaungi. Sebuah jurnal ilmiah yang berkualitas tidak hanya menuntut keaslian dan ketelitian dalam metode penelitian, tetapi

cara cek akreditasi jurnal ilmiah

Salah satu bagian penting dalam publikasi jurnal ilmiah selain hasil penelitian yang relevan dengan jurnal tujuan, juga penting untuk mempertimbangkan tingkat akreditasinya. Semakin tinggi tingkat akreditasi sebuah jurnal maka semakin

tips publikasi jurnal internasional

Publikasi jurnal internasional menjadi tonggak penting dalam karier akademik bagi peneliti di berbagai bidang. Tidak hanya mendukung penyebaran pengetahuan dan temuan terbaru, tetapi juga memperluas jangkauan dan pengaruh penulis dalam

Publikasi jurnal nasional adalah langkah penting bagi setiap peneliti yang ingin mengontribusikan pengetahuan dan hasil penelitian mereka kepada masyarakat ilmiah. Namun, proses publikasi jurnal sering kali tidak mudah, dan dapat

Don’t hesitate to contact us for more information about company or service

footer ruang jurnal

This will close in 20 seconds

apa yang dimaksud dengan research design

maglearning.id

maglearning.id

Cara Belajar Menyenangkan

apa yang dimaksud dengan research design

Desain Penelitian (Research Design)

Istilah Desain Penelitian ( research design ) mungkin kurang begitu familiar bagi kita. Kita lebih sering mendengar istilah metode penelitian ketika berbicara mengenai penelitian. Padahal peran desain penelitian sangat penting dalam setiap riset, tidak peduli metode apa pun yang digunakan.

Metode penelitian hanyalah teknik untuk mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian lebih terkait dengan instrumen yang dipakai, biasanya spesifik setiap penelitian, seperti kuesioner atau jadwal wawancara terstruktur, atau observasi partisipan dimana peneliti mendengarkan dan mengawasi orang lain.

Desain penelitian lebih cenderung sebagai kerangka kerja untuk pengumpulan dan analisis data . Pilihan research design mencerminkan keputusan tentang prioritas yang diberikan kepada berbagai dimensi proses penelitian. Hal ini termasuk kepentingan yang terkait dengan:

  • Bentuk hubungan kausal antara variabel;
  • Penggeneralisasian kelompok-kelompok individu yang lebih besar daripada yang menjadi bagian dari penyelidikan;
  • Memahami perilaku dan makna perilaku itu dalam konteks sosialnya yang spesifik;
  • Memiliki dimensi waktu (yaitu, dari waktu ke waktu) apresiasi fenomena sosial dan interkoneksinya.

Secara umum ada lima desain penelitian yang banyak digunakan oleh para peneliti. Kelima desain itu adalah:

  • desain eksperimental dan variannya, termasuk eksperimen semu;
  • desain cross-sectional atau survei;
  • desain longitudinal;
  • desain studi kasus; dan
  • desain komparatif.

Selain itu ada masih ada beberapa desain penelitian yang digunakan oleh para peneliti untuk melakukan penyelidikan dan menarik simpulan. Misalnya desain ex post facto, grounded theory, pengembangan , naratif dan masih banyak lagi.

Memahami desain-desain penelitian ini akan membawa kita pada pemahaman alur penarikan simpulan yang bisa dipercaya dan terukur. Selain itu proses penelitian menjadi jelas, sehingga memudahkan penelitian untuk melaksanakan tahapan-tahapan penelitian.

Hasil penelitian dengan desain yang jelas dan eksplisit akan memudahkan peneliti lain dalam mempelajari proses dan simpulan yang dihasilkan. Kemungkinan melakukan replikasi juga sangat terbuka, sehingga kontribusi nyata pada masyarakat akan lebih nampak.

Demikianlah ringkasan kami tentang apa itu desan penelitian, serta apa perbedaannya dengan metode penelitian. Semoga bisa menjadi sumber untuk menambah informasi bagi kita semua. Selamat meneliti dan berkarya ( maglearning.id ).

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Tinggalkan balasan batalkan balasan, eksplorasi konten lain dari maglearning.id.

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Ketikkan email Anda...

Berlangganan

Lanjutkan membaca

Gramedia Literasi

Desain Penelitian: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya

apa yang dimaksud dengan research design

Desain Penelitian – Apakah Grameds tahu bahwa sebelum kita mengerjakan penelitian di bidang apapun, baik itu bidang sastra, linguistik, saintek, hingga hukum juga membutuh sebuah desain penelitian. Sama halnya dengan mengerjakan sebuah karya seni, penelitian juga harus didahului dengan menyusun desain penelitiannya terlebih dahulu. Hal itu dilakukan supaya hasil penelitiannya tidak menyimpang dan sesuai dengan pedoman yang ada.

Semua jenis penelitian pasti mempunyai desain penelitiannya sendiri-sendiri, sehingga Grameds tidak bisa dan tidak boleh asal mencomot suatu desain penelitian untuk digunakan pada jenis penelitian lain. Namun, perlu diketahui juga untuk menerapkan suatu desain penelitian itu juga harus memperhatikan kecocokannya pada variabel penelitian. Lalu sebenarnya apa sih desain penelitian itu? Apa saja jenis-jenis desain penelitian yang dapat digunakan untuk sebuah penelitian?

Nah, supaya Grameds dapat mengerjakan penelitian secara baik dan benar, yuk simak uraian mengenai definisi dari desain penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

apa yang dimaksud dengan research design

https://www.pexels.com/

Pengertian Desain Penelitian

Sebelum membahas mengenai apa itu desain penelitian, akan lebih baik jika Grameds memahami pengertian dari satu persatu kata. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata “ desain ” itu sendiri mengandung arti “ kerangka bentuk ” atau “ rancangan ”. Sementara kata “ penelitian ” berarti “Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum” .

Nah, dari penjabaran makna satu persatu kata itu dapat disimpulkan bahwa desain penelitian adalah rancangan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif; untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Singkatnya, definisi dari desain penelitian ini adalah bentuk rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa supaya dapat menuntun peneliti dalam upaya memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Desain penelitian ini tidak sama dengan upaya menentukan hasil penelitian, tetapi lebih mengarah pada upaya mengerucutkan kemungkinan hasilnya.

Pertanyaan-pertanyaan penelitian ini mencakup banyak hal, mulai dari pemaparan mengenai apa masalah yang akan diteliti, mengapa masalah tersebut harus diteliti, hingga bagaimana masalah tersebut dapat diteliti supaya mendapatkan hasil yang berguna pagi masyarakat.

apa yang dimaksud dengan research design

Pertanyaan-Pertanyaan yang Membantu Penyusunan Desain Penelitian

Dalam upaya menyusun desain penelitian, sebaiknya menggunakan pedoman pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian. Tidak hanya itu saja, pembagian bab dalam penelitian juga dapat dijadikan sebagai pedoman pertanyaannya. Nah berikut adalah beberapa contoh pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu Grameds dalam menyusun desain penelitian:

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Bab Rumusan Masalah

  • Apa permasalahan utama sehingga perlu dilakukan penelitian?
  • Apa tujuan dilaksanakannya penelitian?
  • Apakah data bisa diperoleh dan bagaimana caranya?
  • Apakah peneliti mampu melakukan penelitian tersebut dilihat dari biaya, tenaga, waktu, dan latar belakang teori?
  • Dalam memperoleh izin penelitian apakah mudah untuk dilakukan terutama dari pihak-pihak yang berkaitan?
  • Apakah masih perlu dilakukan studi pendahuluan?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Bab Tinjauan Teoritis

  • Teori-teori apa yang dapat mendukung penelitian tersebut?
  • Dari mana teori-teori pendukung tersebut didapatkan?
  • Apakah sudah ada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini?
  • Bagaimana bentuk kerangka pemikiran dari penelitian ini?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Perumusan Hipotesis

  • Apakah penelitian ini memerlukan hipotesis?
  • Apa dasar yang digunakan dalam merumuskan hipotesis?
  • Bagaimana bentuk hipotesis yang akan dirumuskan?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Penentuan Variabel dan Sumber Data

  • Variabel apa saja yang akan diteliti?
  • Darimana sumber data akan diperoleh?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Bab Pengumpulan Data

  • Data apa saja yang harus dikumpulkan?
  • Bagaimana bentuk instrumen untuk mengumpulkan data?
  • Siapa yang akan mengumpulkan data?
  • Berapa total biaya dalam proses pengumpulan data?
  • Berapa tenaga yang diperlukan untuk mengumpulkan data?
  • Bagaimana prosedur yang harus dipenuhi dalam upaya pengumpulan data?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Analisis dan Interpretasi Data

  • Bagaimana format untuk tabulasi data?
  • Siapa yang akan melakukan tabulasi data?
  • Berapa lama proses tabulasi data?
  • Alat analisis apa yang akan digunakan?
  • Software apa yang akan digunakan untuk proses analisis data?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Kesimpulan dan Saran

  • Bagaimana cara penyampaian kesimpulan?
  • Untuk siapa saja saran akan diberikan?
  • Apakah penyampaian saran dalam bentuk umum atau spesifik?

Hal-Hal yang Berkaitan dengan Desain Penelitian

  • Bagaimana desain perumusan masalahnya?
  • Bagaimana desain landasan teoritisnya?
  • Bagaimana desain perumusan hipotesisnya?
  • Bagaimana skala pengukurannya?

apa yang dimaksud dengan research design

Fungsi Desain Penelitian

1. menguji hipotesis penelitian.

Dalam hal ini, desain penelitian lebih mengarah pada teknik analisis statistik yang tepat untuk menguji hipotesis sekaligus menjawab masalah yang dibahas dalam penelitian tersebut. Tidak hanya itu saja, desain penelitian juga berfungsi untuk penentuan dalam pengambilan kesimpulan.

2. Mengontrol VS (Variabel Sekunder)

Desain penelitian nantinya akan mengarahkan tentang bagaimana cara meminimalisir variabel-variabel di luar variabel sekunder.

3. Sebagai Pegangan Bagi Peneliti

Dalam hal ini, desain penelitian dapat memberikan pegangan atau pedoman yang lebih jelas terutama kepada peneliti ketika tengah melakukan sebuah penelitian. Ibarat membangun rumah, kita tentu memerlukan desain yang memuat bagaimana bentuk, ukuran, bahan, lama pelaksanaan, hingga biaya yang akan diperlukan. Nah, ketika hendak melakukan sebuah penelitian juga harus dipersiapkan sedemikian rupa.

Ketika hendak menyusun desain penelitian, ada beberapa hal yang harus peneliti perhatikan, yakni:

  • Populasi sasaran
  • Metode sampling yang dipilih
  • Besar sampling
  • Prosedur pengumpulan data
  • Cara analisis data setelah data terkumpul
  • Perlu tidaknya menggunakan statistik
  • Cara mengambil kesimpulan

4. Untuk Menentukan Batas-Batas Penelitian

Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk menentukan batas-batas penelitian yang berkaitan erat dengan tujuan. Apabila tujuan tidak dirumuskan secara jelas, maka penelitian juga seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Nah, dengan perumusan tujuan yang jelas maka penyusunan desain penelitian juga akan lebih mudah karena peneliti dapat memusatkan perhatiannya ke arah tujuan yang lebih efektif.

5. Sebagai Gambaran Akan Kesulitan yang Mungkin Dihadapi

Desain penelitian juga dapat berfungsi untuk memberikan gambaran akan kesulitan apa yang mungkin dihadapi oleh peneliti. Nah, melalui desain penelitian ini nantinya peneliti dapat memikirkan cara-cara mengatasi pada kesulitan atau masalah yang sekiranya akan dihadapi.

apa yang dimaksud dengan research design

Klasifikasi Desain Penelitian

Pengelompokan atau klasifikasi dari desain penelitian itu beragam apabila dilihat dari berbagai sudut pandangnya, mulai dari berdasarkan metode pengumpulan datanya, menurut tujuannya, hingga dilihat dari pengendalian variabel-variabel yang dilakukan oleh peneliti.

Nah, berikut klasifikasi dari desain penelitian.

Berdasarkan Rumusan Masalahnya

  • Penelitian Eksploratif
  • Penelitian Uji Hipotesis

Berdasarkan Metode Pengumpulan Data

  • Penelitian Pengamatan
  • Penelitian Survey

Berdasarkan Pada Pengendalian Variabel

  • Penelitian Eksperimental
  • Penelitian Ex Post Facto

Berdasarkan Tujuannya

  • Penelitian Deskriptif
  • Penelitian Komparatif
  • Penelitian Asosiatif

Berdasarkan Dimensi Waktunya

  • Penelitian Time Series
  • Penelitian Cross Section

Berdasarkan Pada Lingkungan Studi

  • Studi Lapangan
  • Eksperimen Lapangan
  • Eksperimen Laboratorium

Berdasarkan Jumlah Kontak

  • Penelitian Cross-Sectional
  • Penelitian Sebelum dan Sesudah
  • Penelitian Longitudinal

Berdasarkan Waktu Rujukannya

  • Penelitian Retrospektif
  • Penelitian Prospektif
  • Penelitian Campuran

Berdasarkan Karakteristik Penyelidikan

  • Penelitian Non-Eksperimental
  • Penelitian Semi-Eksperimental

apa yang dimaksud dengan research design

Bentuk Desain Penelitian

Bentuk dari desain penelitian ini hampir berkaitan dengan klasifikasi desain penelitian. Nah berikut ini beberapa penjelasan mengenai bentuk-bentuk dari desain penelitian yang didasarkan pada klasifikasinya.

1. Desain Penelitian Survei

Penelitian survei dilakukan untuk memperoleh tujuan mengumpulkan informasi mengenai populasi orang dalam jumlah besar, dengan cara melakukan wawancara kepada sejumlah kecil dari populasi tersebut. Penelitian survei ini dapat digunakan dalam sebuah penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental. Untuk memperoleh keterangan atau jawaban mengenai permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini, tidak hanya dapat menggunakan teknik wawancara saja, tetapi juga dengan angket, observasi, atau kombinasi atas beberapa teknik yang ada.

Berikut ini adalah kelemahan dan kelebihan dari desain penelitian survei.

2. Desain Penelitian Cross-Sectional

Desain penelitian ini sering juga dikenal dengan studi one-shot atau studi kasus, yang rata-rata digunakan dalam penelitian di bidang sosial. Desain penelitian Cross-Sectional ini bertujuan untuk menemukan suatu kejadian atas adanya fenomena, situasi, masalah, perilaku, atau isu sosial yang terjadi pada suatu populasi.

Desain penelitian ini sangat sederhana, sebab peneliti hanya menetapkan apa yang hendak ditemukan dalam permasalahannya, identifikasi populasi, memilih sampel, dan melakukan kontak dengan para responden guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam waktu tertentu. Sayangnya, desain penelitian ini mempunyai kekurangan berupa tidak memiliki kemampuan dalam menjelaskan kemungkinan adanya perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang tengah diselidiki dalam periode waktu yang berbeda. Berhubung desain penelitian ini tidak dapat mengukur atau menjelaskan adanya perubahan dari populasinya, maka apabila hendak melakukan hal tersebut maka diperlukan paling tidak dua titik waktu untuk populasi yang sama.

apa yang dimaksud dengan research design

3. Desain Penelitian Sebelum dan Sesudah ( Pre-Test dan Post-Test Design )

Dalam desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai pengumpulan data atas adanya sua set dari penelitian cross sectional terhadap populasi yang sama guna memperoleh jawaban atas adanya perubahan fenomena yang terjadi di antara dua titik waktu. Perubahan ini diukur dengan membandingkan adanya perbedaan atas fenomena atau variabel yang terjadi sebelum dan sesudah perlakuan intervensi.

Desain penelitian ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal kelebihan yakni dapat digunakan untuk mengukur perubahan situasi, fenomena, isu, perilaku, dan permasalahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat pada dua titik yang berbeda. Desain penelitian sebelum dan sesudah ini biasanya digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan efektivitas suatu program dalam masyarakat.

Kekurangan dalam desain penelitian ini beragam, mulai dari kemungkinan biaya penelitian yang tidak murah, adanya perubahan populasi dalam dua titik waktu tersebut, hingga adanya efek reaktif dan efek regresi pada jawaban yang diberikan oleh populasi.

4. Desain Penelitian Longitudinal

Apabila dalam desain penelitian sebelum dan sesudah itu tidak dapat menjelaskan pola perubahan yang terjadi, maka desain penelitian longitudinal ini dapat digunakan untuk menentukan pola perubahan tersebut terutama yang berkaitan dengan waktu. Dalam desain penelitian ini, studi populasi dilakukan secara berulang atau berkala terutama dalam interval waktu tertentu.

Kekurangan desain penelitian longitudinal ini adalah terjadinya efek pengkondisian, yang mana menggambarkan situasi akan ketika responden yang sama akan disurvei berulang kali, sehingga responden sudah mengetahui jawaban dan harapan jawaban dari peneliti, yang pada akhirnya menyebabkan responden akan merespon pertanyaan tanpa berpikir dan berpotensi akan memberikan jawaban yang selalu sama.

Meskipun begitu, desain penelitian ini juga memiliki kelebihan berupa memungkinkan peneliti menentukan pola perubahan dan memperoleh informasi yang faktual secara berkesinambungan.

5. Desain Penelitian Retrospektif

Dalam desain penelitian ini akan cenderung mengamati atau menyelidiki suatu fenomena, masalah, atau isu yang terjadi pada masa lampau. Biasanya di dalam penelitian ini, peneliti akan meminta responden untuk menjawab pertanyaan (wawancara) untuk menggali kejadian atau fenomena yang terjadi tersebut. Desain penelitian ini cocok digunakan untuk penelitian di bidang sejarah atau sosiologi.

6. Desain Penelitian Prospektif

Desain penelitian ini lebih condong pada penelitian atas kejadian suatu fenomena, situasi, masalah, perilaku, atau dampak akan fenomena pada masa yang akan datang. Berbanding terbalik dengan desain penelitian retrospektif ya…

Berhubung fenomena yang akan diteliti terjadi pada masa yang akan datang, maka penelitian ini harus menunggu adanya perlakuan yang memberikan dampak atau pengaruh terhadap suatu populasi.

7. Desain Penelitian Campuran

Campuran dalam desain penelitian ini adalah gabungan antara retrospektif dan prospektif yang fokus pada kajian pola suatu fenomena di masa lampau dan mengamatinya untuk masa depan.

apa yang dimaksud dengan research design

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu desain penelitian beserta bentuk-bentuknya yang dapat Grameds terapkan dalam penelitian. Namun, perlu diperhatikan bahwa sebelum menyusun desain penelitian ini harus dicocokkan terlebih dahulu dengan variabel penelitian yang ada.

Hamdani, Mohammad Ir. Desain Penelitian . www.istn.ac.id

  • Klasifikasi Jenis-Jenis Metode Penelitian
  • Metode dan Langkah-Langkah Penelitian Geografi
  • Pengertian dan Fungsi Penelitian Pengembangan
  • Memahami Jenis-Jenis Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data dalam Rancangan Penelitian
  • Penggunaan Tanda Baca Koma yang Baik dan Benar
  • Pengertian dan Kaidah Kebahasaan Pada Sistematika Proposal
  • Sejarah dan Perkembangan Internet di Indonesia
  • Penjelasan Mengenai Sejarah Sebagai Seni

You may also like

apa yang dimaksud dengan research design

Memahami Analisis Komparatif: Langkah-Langkah...

apa yang dimaksud dengan research design

Mengupas Penelitian Komparatif: Pengertian dan Metode...

apa yang dimaksud dengan research design

Mengenal Metode Komparatif: Pengertian, Prinsip, dan...

Contoh Judul Penelitian Kuantitatif

80 Contoh Judul Penelitian Kuantitatif untuk Ide dan...

Cara Membuat Abstrak

Cara Membuat Abstrak, Pengertian, dan Unsur-Unsur...

Cara Buat Proposal Penelitian

Cara Buat Proposal Penelitian, Fungsi, Jenis, Struktur...

About the author.

apa yang dimaksud dengan research design

Deepublish Store

Desain Penelitian: Pengertian, Macam dan Contoh

Desain penelitian merupakan sebuah rute atau jalannya penelitian supaya berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan akhirnya. Kok bisa? Mending baca pengertian desain penelitian, macam-macam dan contoh untuk skripsi, paper atau tesis dalam artikel ini.

Desain penelitian tersebut menjadi strategi keberhasilan suatu penelitian mulai dari proses hingga setelah penelitian selesai. Dengan adanya desain penelitian, maka penelitian dapat berjalan dengan lancar dan tujuan dari penelitian tersebut bisa didapatkan dengan baik.

Desain penelitian ini juga harus dirancang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan sehingga ada keterkaitan dan berhubungan satu sama lain.

Akan tetapi, apa sebenarnya desain penelitian itu mulai dari pengertian desain penelitian, desain penelitian menurut para ahli, bagaimana macam-macam desain penelitian, hingga contoh desain penelitian akan dijelaskan secara terperinci di bawah ini.

Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian dilakukan sebelum peneliti melakukan tahapan atau proses penelitian. Pengertian desain penelitian merupakan rangkaian dari prosedur dan juga metode yang digunakan untuk menganalisis dan juga menghimpun berbagai data untuk menentukan variabel yang akan menjadi topik penelitian.

Affiliate Buku

Desain penelitian juga dapat diartikan sebagai sebuah strategi yang dilakukan seorang peneliti untuk menghubungkan setiap elemen di dalam penelitian dan dilakukan dengan sistematis sehingga dalam menganalisis dan juga menentukan desainnya, fokus penelitian menjadi lebih efektif dan juga efisien.

Sehingga dilakukannya desain penelitian ini adalah menentukan jenis apakah yang kira-kira cocok untuk dipilih di dalam penelitian yang akan dilakukan, termasuk di dalamnya menentukan berbagai alat dan juga cara apa yang cocok digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin muncul di dalam suatu penelitian.

Desain penelitian juga menjadi strategi tepat yang dipilih oleh seorang peneliti untuk sepenuhnya dapat mengintegrasikan berbagai komponen penelitian dengan cara yang logis dan juga sistematis sehingga saat membahas atau menganalisis apa yang terjadi di dalam penelitian menjadi logis dan juga efektif dan menjadi pusat penelitian yang baik.

Dapat dipahami bahwa desain penelitian ini sebagai jembatan untuk mengintegrasikan berbagai komponen penelitian, mulai dari proyek penelitian dan seluruh komponen penelitian yang diperlukan, mulai dari pertanyaan penelitian, jenis data, metode, dan juga analisis yang harus dilakukan oleh peneliti.

Tujuan dilakukannya desain penelitian ini adalah agar peneliti mampu menentukan proyek penelitian yang baik dan sesuai. Biasanya, desain penelitian ini lebih sering digunakan di dalam jenis penelitian kuantitatif. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa bisa dilakukan dan diterapkan pada penelitian kuantitatif.

Desain Penelitian Menurut Para Ahli

Untuk memahami lebih dalam, desain penelitian juga memiliki pengertian tersendiri menurut para ahli. Para ahli di bidang yang relevan tentu memiliki pandangannya masing-masing mengenai apa itu pengertian dari desain penelitian. Di bawah ini merupakan beberapa ahli yang memiliki pendapat mengenai pengertian dari desain penelitian.

1. Sukardi (2004: 183)

Menurut Sukardi, desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam konteks ini, komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang diawali sejak ditemukannya ide sampai diperoleh hasil penelitian.

Reseller Buku

Sementara itu, Sukardi juga mengungkapkan pengertian desain penelitian secara arti sempit yaitu desain penelitian adalah penggambaran secara jelas tentang hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan juga analisis data,.

Sehingga dengan desain yang baik, peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar-variabel dan bagaimana mengukurnya.

2. Nursalam (2003: 81)

Nursalam (2003), menyatakan bahwa desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.

3. Sarwono (2006)

Sarwono (2006) memberikan penjelasan, desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Tanpa desain yang benar, seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.

4. Umar (2007: 6)

Umar mengungkapkan bahwa desain penelitian dapat diartikan sebagai suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antara variabel secara komprehensif yang sedemikian rupa, agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset.

Berbagai rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan preset, mulai dari membuat hipotesis dan juga implikasinya secara operasional sampai analisis akhir yang dilakukan.

5. Silaen (2018: 23)

Menurut Silaen, desain penelitian merupakan desain mengenai keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan juga pelaksanaan penelitian.

Promo Buku

6. Nachmias dan Nachmias (1976)

Nachmias dan Nachmias mengungkapkan bahwa desain penelitian adalah suatu rencana yang membimbing penelitian dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi observasi.

Artinya, suatu model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk dapat mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antar-variabel di dalam suatu penelitian.

7. Green dan Tull

Green danTull berpendapat bahwa desain penelitian adalah spesifikasi teknik dan proses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Ini adalah keseluruhan pola definisi operasional atau kerangka kerja proyek yang menyatakan data apa yang akan dikumpulkan dari sumber mana dan dengan proses seperti apa.

8. Saunders (2012)

Saunders mengungkapkan bahwa desain penelitian adalah rencana umum untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sebagai pendekatan sistematis untuk melakukan penyelidikan ilmiah, desain penelitian akan menyatukan beberapa komponen, strategi, dan juga metode untuk mengumpulkan dan menentukan teknik analisis data.

9. McCombes (2019)

McCombes mengungkapkan bahwa desain penelitian atau yang juga disebut strategi penelitian adalah rencana untuk menjawab serangkaian pertanyaan penelitian. Pada bagian ini adalah kerangka kerja yang mencakup metode dan prosedur yang mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.

Rekomendasi Buku Metode Penelitian (PROMO)

Dapatkan buku pendukung skripsi & penelitian lainnya di Buku penelitian

Macam-Macam Desain Penelitian

Desain penelitian dibagi menjadi beberapa kategori yang dibagi berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut dilakukan.

Ada 4 macam desain penelitian yang bisa digunakan, yaitu desain penelitian eksperimental, desain studi kasus, penelitian longitudinal dan penelitian survei.

1. Desain Penelitian Eksperimental

penelitian eksperimental

Desain eksperimental ini diterapkan pada peneliti yang melakukan penelitian eksperimental. Menurut Arifin (2009), penelitian eksperimental merupakan penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti serta adanya upaya kontrol yang ketat terhadap berbagai faktor luar yang melibatkan subjek pembanding.

Desain penelitian eksperimental dijadikan sebuah metode ilmiah yang sistematis dan dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab-akibat. Selain itu, desain penelitian eksperimental ini juga ditentukan oleh bagaimana cara peneliti dapat mengatur subjek ke dalam kondisi dan juga kelompok yang berbeda.

Oleh sebab itu, desain pada penelitian eksperimental ini dibagi lagi menjadi tiga kelompok.

a. Desain Penelitian Pre-Eksperimental

Desain penelitian pre-eksperimental baik dari satu atau berbagai kelompok variabel terikat diamati untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari suatu aplikasi dari variabel bebas yang sebelumnya dianggap dapat atau menyebabkan perubahan. Sehingga desain ini menjadi desain penelitian eksperimental yang paling sederhana dan tidak memiliki kelompok kontrol.

Desain penelitian pre-eksperimental ini dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • One-shot Case Study Research Design. Hanya ada satu kelompok variabel terikat yang dipertimbangkan dan dilakukan setelah memberi perlakukan yang dianggap menimbulkan perubahan.
  • One-group Pretest-posttest Research Design . Mengkombinasikan posttest dan pretest study dengan mengadakan suatu tes pada satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakukan.
  • Static-group Comparison . Ada 2 lebih atau kelompok diberikan pengawasan dan hanya ada satu kelompok yang diberikan perlakuan, sementara kelompok lainnya dibiarkan statis.

b. True Experimental Research Design

Penelitian ini bergantung terhadap bagaimana analisis statistik untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. True experimental research design menjadi desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan juga dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.

Penelitian ini harus memiliki kelompok kontrol dan juga variabel yang dapat dimanipulasi oleh peneliti dan distribusinya harus secara acak. Ada pun di bawah ini merupakan beberapa klasifikasi dari desain penelitian, yaitu:

  • The Posttest-only Control Group Design . Desain yang memilih subjek secara acak dan kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok, namun hanya kelompok eksperimental yang diberi perlakuan.
  • The Pretest-posttest Control Group Design . Subjek dipilih dan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak dan dua kelompok diberikan pretest , tetapi hanya ada satu kelompok yang diberi perlakuan.
  • Solomon Four-group Design . Kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest control group yang subjeknya dipilih secara acak dan dibagi menjadi 4 kelompok.

c. Desain Penelitian Quasi-Eksperimental

Penelitian quasi-eksperimental ini memiliki kemiripan dengan true experimental research . Akan tetapi, pada quasi-eksperimen ini, partisipan tidak dipilih secara acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada kondisi yang random atau sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.

Nah, makanya disini penting untuk mendalami mengenai penelitian terdahulu. Apa itu? pahami dalam artikel Membuat Penelitian Terdahulu .

2. Desain Penelitian Studi Kasus

Desain penelitian ini paling sesuai untuk metode penelitian yaitu fase penyelidikan atau studi kasus karena mengutamakan survei dan proses historis sebagai jalan untuk menjelaskan sebab dan kausalitas.

Meski begitu, metode ini hanya merupakan persiapan metode penelitian dan tidak dapat digunakan untuk menggambarkan atau menguji suatu masalah.

3. Desain Penelitian Longitudinal

Desain penelitian ini menggunakan data dengan rentang waktu yang paling panjang akan tetapi sifatnya tetap relatif. Meski demikian, diperlukan penekanan terhadap riset longitudinal yang dilakukan pada ekstensi atau perpanjangan dari survei yang dilakukan dan perpanjangannya sendiri bersifat periodik.

Sehingga desain ini dapat dipahami sebagai proses perpanjangan penelitian survei yang sifatnya periodik dan dapat dilakukan survei dua kali tergantung rentang waktu yang ditentukan dari awal menggunakan teknik pengumpulan data baik kuesioner maupun interview terstruktur.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam metode ini adalah melakukan survei dengan kuesioner atau wawancara untuk mendapat identitas dan kemudian dilakukan riset dengan variabel yang sudah disusun matang. Selanjutnya, dilakukan riset dengan rentang waktu yang jelas, tetapi tidak ada ketentuan berapa kali partisipan harus disurvei kembali.

Dan setelah dilakukan beberapa kali survei, maka terjadi perubahan karakteristik yang kemudian menjadi fokus penelitian dalam desain penelitian longitudinal.

4. Desain Penelitian Survei

survey untuk desain penelitian

Desain penelitian survei dilakukan pada populasi yang besar atau kecil dan datanya diambil dari sampel yang diambil dari populasi yang ada untuk menemukan berbagai kejadian yang relatif, distribusi, dan hubungan antara berbagai variabel sosiologis maupun psikologis.

Desain penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu desain penelitian silang dan juga survei berkepanjangan.

Contoh Desain Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa data angka, melainkan data yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo peneliti dan dokumen resmi lain yang mendukung.

Tujuan menggunakan pendekatan kualitatif adalah agar peneliti dapat menggambarkan realita empiris di balik fenomena yang terjadi terkait dengan peran Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo dalam mengembangkan potensi pariwisata di daerahnya secara mendalam, rinci dan tuntas.

Pertimbangan peneliti menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong (2010 : 138).

  • Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.
  • Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.
  • Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. 

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Di sini peneliti mencari fakta tentang bagaimana peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dalam pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dengan interpretasi yang tepat, serta akan mempelajari masalah yang terjadi di lapangan.

Termasuk didalamnya adalah kegiatan, pandangan, sikap, serta proses yang berlangsung dalam pengembangan potensi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga.

  • Skripsi Kuantatif
  • Kerangka Teori Penelitian
  • Cara Review Jurnal

Pertanyaan umum mengenai desain penelitian

Desain penelitian skripsi merupakan sebuah alur dan jalan kerja untuk melakukan penelitian supaya proses dalam menyelesaikan penelitian bisa sesuai dengan tujuan skripsi yang diangkat.

Rekomendasi Buku Penunjang SKRIPSI (Spesial)

Tinggalkan komentar Batalkan balasan

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

penelitianilmiah.com

Pengertian Desain Penelitian, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Cara Membuatnya

Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakikatnya seperti halnya  kerangka konsep penelitian  yang memiliki metode dan tujuannya. Tujuan dari desain penelitian ini sendiri ialah untuk memberikan rencana penelitian yang jelas, berdasarkan variabel independen dan dependen, serta untuk mempertimbangkan sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh variabel-variabel tersebut.

Atau dengan kata lain, desain penelitian dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja yang telah dibuat untuk menemukan jawaban atas daftar pertanyaan penelitian. Namun yang pasti, adanya keputusan yang sangat penting dalam proses desain penelitian adalah pilihan yang harus dibuat terkait pendekatan penelitian yang digunakan karena menentukan bagaimana informasi yang relevan untuk suatu penelitian akan diperoleh. Namun perlu kita ketahui bahwa proses desain penelitian melibatkan banyak keputusan yang saling terkait.

Desain Penelitian

Kata “desain penelitian” sejatinya menggambarkan cara seorang peneliti menempatkan studi penelitian guna untuk memecahkan pertanyaan penelitian. Desain penelitian ini tentusaja berfungsi sebagai rencana terorganisir yang merinci penelitian, cara peneliti mengumpulkan, informasi tentang bagaimana penelitian akan sampai pada kesimpulannya dan keterbatasan penelitian.

Disisi lainnya, desain dalam  arti penelitian  tidak terbatas pada  jenis metode penelitian  tertentu dan dapat mencakup analisis kuantitatif dan kualitatif, atau bahkan campuran dari keduanya. Dimana metodologi dan metode yang tercantum dalam desain penelitian akan bergantung pada sudut pandang peneliti atas keyakinan mereka pada sifat pengetahuan (epistemologi) dan realitas (ontologi), yang seringkali dibentuk oleh bidang disiplin ilmu yang ditekuni peneliti.

Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian adalah strategi keseluruhan yang kita pilih untuk mengintegrasikan berbagai komponen penelitian dengan cara yang koheren dan  logis , sehingga memastikan bahwa riset yang dipergunakan dapat mengatasi masalah penelitian secara efektif.

Pengertian Desain Penelitian Menurut Para Ahli

Adapun definisi desain penelitian menurut para ahli, antara lain:

  • Saunders (2012)

Desain penelitian adalah rencana umum untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sebagai pendekatan sistematis untuk melakukan penyelidikan ilmiah, desain penelitian menyatukan beberapa komponen, strategi, dan metode untuk mengumpulkan dan menentukan  teknik analisis data .

  • McCombes (2019)

Desain penelitian, atau disebut juga strategi penelitian adalah rencana untuk menjawab serangkaian pertanyaan penelitian. Bagian ini adalah kerangka kerja yang mencakup metode dan prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.

  • Green and Tull

Desain penelitian adalah spesifikasi teknik dan proses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Ini adalah keseluruhan pola  definisi operasional  atau kerangka kerja proyek yang menyatakan data apa yang akan dikumpulkan dari sumber mana dan dengan proses seperti apa.

Jenis Desain Penelitian

Seperti halnya jenis penelitian itu sendiri, desain penelitian juga dapat secara luas diklasifikasikan menjadi kuantitatif dan kualitatif, serta metode campuran.

Kuantitatif

Desain penelitian kuantitatif adalah desain penelitian yang mengacu pada proses pengumpulan serta analisis data numerik.

Desain  penelitian kuantitatif  umumnya digunakan untuk menemukan pola, rata-rata, prediksi, serta hubungan sebab-akibat antara variabel yang sedang dipelajari. Selain itu, bisa juga digunakan untuk menggeneralisasi hasil studi tertentu untuk  populasi  yang lebih luas.

Desain  penelitian kualitatif  adalah desain penelitian yang mengacu pada proses pengumpulan serta analisis data yang berbentuk teks, gambar, atau berbagai jenis data lain yang tidak berbentuk angka. Adanya  contoh desain penelitian  yang satu ini bertujuan untuk menetapkan tidak hanya “apa” yang dipikirkan orang tetapi “bagaimana” mereka sampai pada pendapat tersebut serta “mengapa” mereka berpikir demikian.

Metode Campuran

Istilah “metode campuran” mengacu pada metodologi penelitian yang muncul sebagai integrasi sistematis atau “pencampuran” antara data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian. Premis dasar dari metodologi campuran ialah bahwa integrasi antara data kuantitatif dan kualitatif tersebut memberikan kemungkinan untuk memanfaatkan data yang lebih lengkap dan sinergis dibandingkan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang terpisah.

Secara lebih terperinci, desain penelitian dapat dipersempit menjadi lima sub-tipe, yaitu sebagai berikut:

Desain Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif  mengacu pada metode yang menggambarkan karakteristik variabel yang diteliti. Metodologi ini berfokus untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan “apa” daripada “mengapa” dari suatu subjek penelitian.

Penelitian deskriptif disebut sebagai metode penelitian observasional karena tidak ada variabel dalam penelitian yang dipengaruhi selama proses penelitian. Jika masalahnya tidak cukup jelas untuk melakukan analisis deskriptif, peneliti dapat menggunakan metode penelitian eksploratif terlebih dahulu.

Desain Penelitian Eksperimental

Eksperimental atau disebut juga  penelitian eksperimen  adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengetahui pengaruh dari varibel bebas atau variabek independen terhadap variabel terikat atau variabel dependen. Perlu kita ketahui bahwa sebagian besar penelitian kuantitatif bersifat eksperimental, meskipun tidak selalu demikian.

Penelitian eksperimental membantu kita mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang hipotesis yang kita usulkan. Desain penelitian eksperimental adalah jenis metode penelitian yang paling praktis dan akurat yang dapat membantu menetapkan sebab-akibat dari suatu fenomena.

Desain Penelitian Korelasional

Korelasi mengacu pada asosiasi atau hubungan antara dua entitas.  Penelitian korelasional  mempelajari bagaimana satu entitas berdampak pada yang lain dan perubahan apa yang diamati ketika salah satu dari mereka berubah.

Metode penelitian ini dilakukan untuk memahami hubungan yang terjadi secara alami antar variabel. Variabel dalam penelitian ini tidak berada dalam kendali peneliti, karena peneliti hanya mencoba untuk menetapkan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel.

Karena studi korelasional hanya memberi kita pemahaman tentang apakah ada hubungan antara dua kelompok, studi ini tidak menetapkan sebab-akibat. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk membuat kesimpulan hanya berdasarkan studi korelasional; hanya karena dua variabel sinkron, tidak berarti mereka saling terkait, atau bahwa satu variabel menyebabkan perubahan pada variabel lainnya.

Desain Penelitian Diagnostik

Dalam desain penelitian diagnostik,  si  peneliti mencoba mengevaluasi penyebab masalah atau fenomena tertentu. Desain penelitian ini digunakan untuk memahami lebih detail tentang faktor-faktor yang menimbulkan suatu permasalahan.

Desain penelitian diagnostik mencakup tiga langkah, yaitu:

  • Awal masalah-Kapan masalah muncul? Dalam situasi seperti apakah masalah tersebut muncul?
  • Diagnosis masalah-Apa yang menjadi penyebab masalah? Apa yang mempengaruhi masalah menjadi lebih buruk?
  • Solusi untuk masalah-Apa yang berhasil dilakukan untuk menyelesaikan masalah? Dalam situasi seperti apakah masalah tersebut berkurang?

Desain Penelitian Eksplanatori

Desain penelitian eksplanatori senantisa mempergunakan ide dan pemikiran seorang peneliti pada satu subjek untuk menjadi titik panduan pada studi di masa mendatang, juga digunakan dalam menjelaskan suatu  landasan teori secara lebih lanjut.

Penelitian ini berfokus pada penjelasan terkait pola-pola fenomena yang belum dijelajahi dan menguraikan rincian yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian seperti; apa, mengapa, dan bagaimana.

Tujuan Desain Penelitian

Tujuan utama dari desain penelitian, antara lain;

  • Bagi seorang peneliti untuk memastikan bahwa kesimpulan yang mereka buat dapat dibenarkan. Langkah ini berarti bahwa penelitian harus mengkonfirmasi atau menyangkal hipotesis.
  • Memperluas pemahaman peneliti tentang topik, dan untuk membuat mereka lebih sadar tentang berbagai tempat, kelompok, dan pengaturan.

Fungsi Desain Penelitian

Pada dasarnya, setiap desain penelitian memiliki dua fungsi utama, yaitu:

  • Mengembangkan rencana operasional dalam melakukan berbagai langkah penelitian

Rencana operasional penelitian merupakan jawaban yang menyeluruh dan terperinci atas langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian guna mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Rencana ini membantu peneliti dan pembaca untuk mengetahui tentang proses pengambilan sampel,  teknik pengumpulan data , analisis data, dan interpretasi.

  • Memastikan validitas, reliabilitas, dan keaslian dalam setiap langkah penelitian

Fungsi penting lainnya dari desain penelitian adalah untuk memastikan validitas, reliabilitas, akurasi dan keaslian penelitian dengan menggunakan alat penelitian yang efektif. Peneliti menyusun  bagian desain rencana penelitian  yang menurutnya bisa diterapkan, sehingga peneliti harus mendiskusikannya secara menyeluruh dengan pembimbing penelitiannya atau ahli di bidangnya.

Cara Membuat Desain Penelitian

Cara atau langkah-langkah dalam membuat desain penelitian yaitu sebagai berikut:

  • Menetapkan prioritas untuk desain penelitian

Sebelum melakukan suatu penelitian, kita harus menjawab pertanyaan penting: “bagaimana membuat desain penelitian?”.

Penentuan desain penelitian sangat bergantung pada prioritas dan pilihan kita sebab masing-masing penelitian mempunyai prioritas yang berbeda pula. Untuk studi penelitian kompleks yang melibatkan banyak metode, kita dapat memilih untuk memiliki lebih dari satu desain penelitian.

  • Menentukan jenis data yang kita butuhkan untuk penelitian

Tentukan jenis data yang kita butuhkan untuk penelitian kita. Jenis data yang perlu kita kumpulkan bergantung pada pertanyaan penelitian atau hipotesis penelitian yang telah kita susun. Dua jenis data penelitian dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu:

  • Data Primer : Peneliti mengumpulkan data primer dari sumber tangan pertama dengan bantuan metode pengumpulan data yang berbeda seperti wawancara, eksperimen, survei, dll. Data primer dianggap jauh lebih otentik dan relevan, tapi melibatkan biaya dan waktu yang lama.
  • Data Sekunder : Peneliti memperoleh data dari referensi akademik yang menggabungkan data primer. Untuk memperoleh data sekunder tidak perlu melakukan survei atau wawancara dengan seseorang secara langsung, sehingga itu efektif dari segi waktu. Akan tetapi, peneliti harus fokus pada validitas dan reliabilitas sumber.
  • Menentukan teknik pengumpulan data

Setelah kita memilih jenis penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian kita, serta data apa saja yang kita butuhkan, kita perlu memutuskan di mana dan bagaimana cara mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang dapat kita pilih, antara lain survei,  observasi , wawancara, eksperimen,  Focus Group Discussion (FGD) , dan lain-lain.

  • Menentukan prosedur analisis data

Setelah data penelitian yang kita butuhkan terkumpul, langlah selanjutnya adalah menentukan teknik analisis untuk mengolah data tersebut. Memilih teknik yang tepat dapat berpengaruh pada validitas penelitian kita. Oleh karena itu, kita perlu yakin tentang tipe data yang paling baik untuk mengatasi masalah penelitian.

Ketika penelitian kita bersifat kuantitatif yang melibatkan proses analisis data numerik, kita dapat menerapkan teknik analisis data dengan menggunakan bantuan aplikasi yang berbeda seperti; SPSS, STATA, Excel, MiInitab, dan lain-lain. Sedangkan, ketika penelitian kita bersifat kualitatif yang melibatkan proses analisis data berupa kata-kata, kita dapat menerapkan teknik analisis naratif, analisis isi atau semiotik, dan lain-lain.

Kita harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan penelitian kita sebelum mulai menganalisis data. Misalnya, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kita perlu menjelaskan pengalaman dan wawasan responden atau apakah kita juga perlu mengevaluasi tanggapan mereka dengan mengacu pada kerangka sosial tertentu.

  • Menulis proposal penelitian

Desain penelitian merupakan komponen penting dari proposal penelitian karena mengacu pada pelaksanaan proyek penelitian kita. Kita dapat membaginya dengan supervisor atau pembimbing yang akan mengevaluasi kelayakan dan kapasitas hasil dan kesimpulan.

Bentuk Element Desain Penelitian

Beberapa elemen penting dari desain penelitian yang perlu kita ketahui, diantaranya:

  • Desain penelitian tidak dapat diputuskan tanpa tujuan yang akurat atau pernyataan masalah yang jelas.
  • Desain penelitian juga mencakup berbagai metode pengambilan sampel dan alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
  • Desain penelitian memandu metode yang digunakan untuk analisis data.
  • Desain penelitian mencakup beberapa jenis metodologi penelitian.
  • Desain penelitian membantu mempersempit kemungkinan tujuan penelitian.
  • Desain penelitian yang berbeda memerlukan pengaturan yang berbeda untuk melakukan penelitian.
  • Desain penelitian juga menguraikan garis waktu umum yang diperlukan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.
  • Desain penelitian membantu peneliti untuk mempersempit pengukuran analisis tertentu.
  • Menggunakan desain penelitian yang akurat akan membantu studi kita berhasil. Studi penelitian yang berhasil dan mencakup paling sedikit kesalahan memberikan wawasan penting yang bebas dari bias.

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa desain penelitian adalah bagian cetak biru ( blue print ) dari proses pengumpulan, pengukuran, dan analisis data. Sehingga dalam proses pembuatnan desain penelitian memungkinkan peneliti untuk mencapai pemahaman yang akurat tentang  topik penelitian  yang sedang di kerjakan, dan mampu menjelaskan topik tersebut kepada orang lain.

Itulah saja artikel yang bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan pengertian desain penelitian menurut para ahli, jenis, tujuan, fungsi, cara membuat, dan contohnya. Semoga saja bisa memberikan wawasan bagi kalian yang membutuhkannya.

Sebarkan ini:

Posting terkait:.

Contoh Tinjauan Pustaka

5 Contoh Tinjauan Pustaka Makalah, Proposal, Skripsi, Karya Ilmiah, Jurnal, dan Cara Menulisnya

Pengertian Regresi Linier Berganda

Pengertian Regresi Linier Berganda, Cara Menghitung, dan Contohnya

Pengertian Grafik

Pengertian Grafik, Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Pengertian Desain Penelitian, Karakteristik dan Jenisnya

  • Posted by adminlp2m
  • Categories Artikel
  • Date December 10, 2021

Definisi desain penelitian Desain penelitian adalah kerangka metode dan teknik penelitian yang dipilih oleh seorang peneliti. Ini memungkinkan para peneliti untuk mengasah metode penelitian yang cocok untuk materi pelajaran dan mengatur studi mereka untuk sukses.

apa yang dimaksud dengan research design

Desain topik penelitian menjelaskan jenis penelitian (eksperimental, penelitian survei, korelasional, semi-eksperimental, review) dan sub-jenisnya (desain eksperimental, masalah penelitian, studi kasus deskriptif).

Ada tiga jenis utama desain untuk penelitian: pengumpulan data, pengukuran, dan analisis.

Jenis masalah penelitian yang dihadapi organisasi akan menentukan desain penelitian dan bukan sebaliknya. Fase desain studi menentukan alat mana yang akan digunakan dan bagaimana alat itu digunakan.

Penelitian yang berdampak biasanya menciptakan bias minimum dalam data dan meningkatkan kepercayaan pada keakuratan data yang dikumpulkan. Sebuah desain yang menghasilkan margin kesalahan paling kecil dalam penelitian eksperimental umumnya dianggap sebagai hasil yang diinginkan. Elemen penting adalah:

  • Pernyataan tujuan yang akurat
  • Teknik yang akan diterapkan untuk mengumpulkan dan menganalisis penelitian
  • Metode yang diterapkan untuk menganalisis detail yang dikumpulkan
  • Jenis metodologi penelitian
  • Kemungkinan keberatan untuk penelitian
  • Pengaturan untuk studi penelitian
  • Pengukuran analisis

Desain penelitian yang tepat membuat studi Anda sukses. Studi penelitian yang berhasil memberikan wawasan yang akurat dan tidak bias. Anda harus membuat survei yang memenuhi semua karakteristik utama sebuah desain. Ada empat karakteristik utama:

Netralitas: Ketika Anda mengatur studi Anda, Anda mungkin harus membuat asumsi tentang data yang Anda harapkan untuk dikumpulkan. Hasil yang diproyeksikan dalam penelitian harus bebas dari bias dan netral. Pahami pendapat tentang skor evaluasi akhir dan kesimpulan dari banyak individu dan pertimbangkan mereka yang setuju dengan hasil yang diperoleh.

Keandalan: Dengan penelitian yang dilakukan secara teratur, peneliti yang terlibat mengharapkan hasil yang sama setiap saat. Anda harus menunjukkan bagaimana membentuk pertanyaan penelitian untuk memastikan standar hasil. Anda hanya akan dapat mencapai hasil yang diharapkan jika desain Anda dapat diandalkan.

Validitas: Ada beberapa alat ukur yang tersedia. Namun, satu-satunya alat ukur yang benar adalah alat yang membantu peneliti dalam mengukur hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner yang dikembangkan dari desain ini kemudian akan valid.

Generalisasi: Hasilnya Anda harus berlaku untuk populasi dan bukan hanya sampel terbatas. Sebuah desain umum menyiratkan bahwa survei Anda dapat dilakukan pada setiap bagian dari populasi dengan akurasi yang sama.

Faktor-faktor di atas mempengaruhi cara responden menjawab pertanyaan penelitian sehingga semua karakteristik di atas harus seimbang dalam desain yang baik.

Seorang peneliti harus memiliki pemahaman yang jelas tentang berbagai jenis desain penelitian untuk memilih model mana yang akan diterapkan untuk penelitian. Seperti penelitian itu sendiri, desain penelitian Anda dapat secara luas diklasifikasikan menjadi kuantitatif dan kualitatif.

Kualitatif: Penelitian kualitatif menentukan hubungan antara data yang dikumpulkan dan pengamatan berdasarkan perhitungan matematis. Teori-teori yang berkaitan dengan fenomena alam yang ada dapat dibuktikan atau dibantah dengan menggunakan metode statistik. Peneliti mengandalkan metode penelitian kualitatif yang menyimpulkan “mengapa” teori tertentu ada bersama dengan “apa” yang dikatakan responden tentangnya.

Kuantitatif: Penelitian kuantitatif adalah untuk kasus-kasus di mana kesimpulan statistik untuk mengumpulkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti sangat penting. Angka memberikan perspektif yang lebih baik untuk membuat keputusan bisnis yang penting. Metode penelitian kuantitatif diperlukan untuk pertumbuhan organisasi mana pun. Wawasan yang diambil dari data numerik dan analisis terbukti sangat efektif saat membuat keputusan terkait masa depan bisnis.

Anda selanjutnya dapat memecah jenis desain penelitian menjadi lima kategori:

1. Penelitian deskriptif: Dalam desain deskriptif, seorang peneliti hanya tertarik untuk menggambarkan situasi atau kasus di bawah studi penelitian mereka. Ini adalah metode desain berbasis teori yang dibuat dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data yang dikumpulkan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memberikan wawasan tentang mengapa dan bagaimana penelitian. Desain deskriptif membantu orang lain lebih memahami kebutuhan penelitian. Jika pernyataan masalah tidak jelas, Anda dapat melakukan penelitian eksplorasi.

2. Penelitian eksperimental: Penelitian eksperimental menetapkan hubungan antara sebab dan akibat dari suatu situasi. Ini adalah desain kausal di mana orang mengamati dampak yang disebabkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Misalnya, seseorang memantau pengaruh variabel independen seperti harga pada variabel dependen seperti kepuasan pelanggan atau loyalitas merek. Ini adalah metode penelitian yang sangat praktis karena memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Variabel bebas dimanipulasi untuk memantau perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Hal ini sering digunakan dalam ilmu sosial untuk mengamati perilaku manusia dengan menganalisis dua kelompok. Peneliti dapat meminta peserta mengubah tindakan mereka dan mempelajari bagaimana orang-orang di sekitar mereka bereaksi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang psikologi sosial.

3. Penelitian korelasional: Penelitian korelasional adalah teknik penelitian non-eksperimental yang membantu peneliti membangun hubungan antara dua variabel yang berhubungan erat. Jenis penelitian ini membutuhkan dua kelompok yang berbeda. Tidak ada asumsi saat mengevaluasi hubungan antara dua variabel yang berbeda, dan teknik analisis statistik menghitung hubungan di antara keduanya.

Koefisien korelasi menentukan korelasi antara dua variabel, yang nilainya berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasi menuju +1 menunjukkan hubungan positif antara variabel dan -1 berarti hubungan negatif antara kedua variabel.

4. Penelitian diagnostik: Dalam desain diagnostik, peneliti mencari untuk mengevaluasi penyebab yang mendasari topik atau fenomena tertentu. Metode ini membantu seseorang belajar lebih banyak tentang faktor-faktor yang menciptakan situasi yang menyusahkan.

Ini memiliki tiga bagian penelitian:

· Awal masalah

· Diagnosis masalah

· Solusi untuk masalah ini

5. Explanatory research design: Explanatory design menggunakan ide dan pemikiran peneliti tentang suatu subjek untuk mengeksplorasi lebih jauh teori mereka. Penelitian menjelaskan aspek-aspek yang belum dijelajahi dari suatu subjek dan rincian tentang apa, bagaimana, dan mengapa pertanyaan penelitian.

Tag: academic research , academic research papers , Dosen Berprestasi , Dosen Terbaik , non research articles , Penelitian , Qualitative Research Methods - Objectives , quality research , research , research articles , Research Methods , research report , Research-based , researcher , UMA Bestari , writing research

author avatar

Previous post

Mengenal CGI, Teknologi Canggih di Balik Film-Film Terkenal

Penelitian korelasi : definisi, jenis-jenis dengan contohnya, you may also like.

SAB

Leveraging Success: The Strategic Role of Advisory Boards (SAB)

Kovolusi Adaptif

Konvolusi Adaptif: Meningkatkan Pengolahan Gambar dan Mesin

AFA

Illuminating Optimization: Adaptive Firefly Algorithm (AFA)

Jenis-jenis desain penelitian: Gambaran umum

Desain penelitian merupakan cetak biru untuk penelitian Anda. Panduan ini akan membantu membuat desain penelitian lebih mudah untuk Anda pahami dan pilih.

' src=

Pengejaran pengetahuan selalu mengambil bentuk penelitian, apa pun subjeknya. Ada kalanya penelitian menghasilkan terobosan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, atau menemukan spesies baru.

Karena keadaan yang mengerikan saat ini ketika Coronavirus melanda dunia, para ilmuwan melakukan banyak sekali penelitian untuk menemukan vaksin untuk penyakit ini. Melalui artikel blog ini, kami akan membahas jenis-jenis desain penelitian dan berbagai aspeknya. 

Apa yang dimaksud dengan desain penelitian?

Ketika kita mendefinisikan penelitian sebagai kumpulan informasi, dengan mempertimbangkan metodologi, kita dapat melihat bahwa penelitian berisi informasi yang signifikan tentang subjek.

Ini adalah sekumpulan fakta yang dikumpulkan melalui perumusan tesis dan ditindaklanjuti dengan temuan terstruktur berdasarkan hipotesis yang sama. Anda dapat melakukan penelitian akademis atau penelitian ilmiah. Mari kita lihat lebih dekat apa itu desain penelitian. Tantangan penelitian yang dihadapi oleh organisasi sering kali mempengaruhi desain penelitian, bukan sebaliknya. Ketika merancang proyek penelitian, alat yang akan digunakan ditentukan serta cara penerapannya.

Dalam desain penelitian, Anda menguraikan cara untuk menggabungkan semua elemen penelitian ke dalam kerangka kerja yang komprehensif dan berurutan. Dengan demikian, Anda memastikan bahwa penelitian Anda akan mengatasi masalah yang diinginkan secara efektif. 

Pada dasarnya, desain ini meletakkan dasar untuk pengumpulan data, evaluasi, dan pelaporan. Ingatlah bahwa desain yang Anda pilih tergantung pada masalah penelitian!

Elemen-elemen desain penelitian: Kerangka kerja

Seorang peneliti dapat menggunakan desain penelitian untuk memulai pencarian ke dunia misteri, sambil menggunakan pendekatan terstruktur di sepanjang jalan.

Keputusan serupa dibuat oleh para peneliti ketika memilih pendekatan dari berbagai metodologi untuk menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan, seperti seorang arsitek yang menentukan desain bangunan yang berbeda.

Dengan demikian, mari kita lihat apa saja elemen-elemen yang menjadi pertimbangan paling penting yang harus disertakan oleh setiap peneliti dalam desain penelitian mereka.

Elemen-elemen ini sangat penting:

  • Pernyataan tujuan yang jelas
  • Metodologi yang digunakan untuk menganalisis detail yang dikumpulkan
  • Jenis-jenis metode penelitian
  • Daftar hambatan potensial untuk penelitian
  • Pengumpulan dan analisis data penelitian: metode yang akan diterapkan
  • Gambaran umum tentang garis waktu objektivitas
  • Penilaian analisis
  • Gambaran umum tentang latar penelitian

Dengan elemen-elemen yang tercantum di atas, seseorang dapat mengembangkan perspektif penelitian secara keseluruhan, karena hal ini membentuk struktur logis.

Karakteristik desain penelitian: Fitur-fiturnya

Validitas dari setiap desain penelitian bergantung pada ketangguhan hasil. Sangat penting untuk mencapai netralitas tertinggi dan memastikan hasil penelitian Anda terhadap interpretasi yang bias untuk mendapatkan data yang akurat.

Hasil penelitian Anda harus bermanfaat bagi banyak orang, bukan hanya sebagian kecil saja. Untuk memverifikasi hal ini, Anda harus memastikan ukuran sampel Anda cukup besar dan, untuk amannya, berikan ruang untuk kesalahan. 

Keberhasilan studi Anda bergantung pada desain penelitian yang tepat. Wawasan yang akurat dan tidak bias disediakan oleh studi penelitian yang menyeluruh dan dirancang dengan baik. Empat karakteristik utama dari desain penelitian yang baik meliputi:

Netralitas: Dalam proses merancang penelitian Anda, mungkin perlu untuk berspekulasi tentang jenis data yang Anda harapkan untuk dikumpulkan. Penelitian Anda harus menghasilkan hasil yang netral dan bebas dari prasangka ( Hasil yang tidak bias ). Pertimbangkan pendapat mengenai hasil evaluasi akhir dan hasil turunannya yang berasal dari berbagai sumber dan apakah pendapat tersebut sesuai dengan temuan. Dengan melakukan hal ini, temuan penelitian akan bersifat netral, sehingga membuat penelitian lebih valid dan dapat diandalkan.

Keandalan: Setelah melakukan penelitian yang sama secara teratur, hasilnya diharapkan tetap sama. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil dengan standar yang tinggi, desain pengumpulan data Anda harus menyertakan metode pengembangan pertanyaan penelitian. Jika desain Anda dapat diandalkan, maka Anda dapat menghasilkan hasil yang diharapkan.

Validitas: Kami memiliki berbagai alat pengukuran yang kami miliki. Hanya alat-alat tersebut yang sesuai untuk mengukur efektivitas, yang memungkinkan peserta penelitian untuk menentukan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penilaian yang diperoleh dari pendekatan ini akan menjadi kredibel dan valid.

Generalisasi : Anda tidak boleh membatasi penelitian Anda pada sekelompok kecil orang, melainkan menerapkan apa yang Anda pelajari dari desain Anda pada populasi yang besar. Dengan menggeneralisasi, kami maksudkan bahwa Anda dapat melakukan survei penelitian Anda kapan saja pada kelompok demografis mana pun dengan tingkat akurasi yang sama.

Untuk menciptakan desain penelitian yang efektif, faktor-faktor yang disebutkan di atas harus seimbang di antara para responden. Dengan demikian, penelitian yang lebih komprehensif dan akurat akan dihasilkan, yang dapat dimengerti oleh khalayak yang lebih luas. 

Kategori-kategori utama dari desain penelitian 

Untuk memilih model terbaik untuk sebuah penelitian, sangat penting bagi peneliti untuk memahami berbagai jenis desain penelitian. Desain Anda dapat dikategorikan secara luas, bersama dengan penelitian secara keseluruhan, menjadi kualitatif dan kuantitatif, fleksibel dan tetap.

Kualitatif: penelitian yang didasarkan pada perhitungan matematis yang menentukan korelasi antara data dan observasi. Metode statistik dapat digunakan untuk membuktikan atau menyangkal teori yang terkait dengan fenomena yang terjadi secara organik. Sebagai contoh, peneliti menggunakan metode kualitatif untuk menentukan "mengapa" teori tertentu valid, serta "apa" yang dipikirkan oleh responden mengenai teori tersebut. Informasi semacam itu memungkinkan peneliti untuk sampai pada pemahaman akhir dengan bukti yang cukup.

Kuantitatif: penelitian yang mengumpulkan data empiris untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk memandu pengambilan keputusan. Angka-angka tersebut menawarkan perspektif yang lebih baik dalam membuat keputusan organisasi yang penting. Sangat penting bagi organisasi untuk melakukan penelitian kuantitatif agar dapat maju. Evaluasi dan meta-analisis data terutama mengandalkan grafik, gambar, dan diagram lingkaran. Analisis dan informasi yang berasal dari data numerik dan statistik yang tepat dapat sangat berguna dalam menentukan arah operasi di masa depan. 

Desain Penelitian Tetap dan Fleksibel

Perbedaan juga dapat dibuat antara desain penelitian yang tetap dan fleksibel. Desain penelitian terbagi dalam dua kategori di atas: kuantitatif (desain tetap) dan pengumpulan data kualitatif (desain fleksibel). 

Ketika Anda menggunakan desain studi tetap, Anda memahami desainnya bahkan sebelum proses pengumpulan data dimulai. Hampir tidak ada hasil yang dipilih secara acak. 

Di sisi lain, desain yang fleksibel memungkinkan kebebasan yang lebih besar dalam memberikan respons, misalnya, responden diminta untuk memberikan jawaban mereka sendiri alih-alih memilih dari jawaban yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, desain penelitian dapat dikategorikan lebih lanjut ke dalam lima jenis.

1. Desain penelitian deskriptif

Dalam Desain Penelitian Deskriptif, peneliti memberikan penjelasan/uraian yang mendalam mengenai apa yang dia teliti. Pengumpulan data, analisis, persiapan, dan penyajian data murni bersifat teoretis dalam jenis desain penelitian ini. 

Pendekatan berbasis teori adalah pendekatan di mana peneliti secara khusus memperhatikan topik yang menjadi fokus penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk berbagai penelitian seperti studi kasus, observasi mendalam, dan survei.

Hal ini memberikan peneliti cara yang logis untuk menyatakan masalah sehingga orang lain dapat lebih memahami alasan untuk melakukan penelitian semacam ini. 

Jika Anda tidak memiliki pernyataan masalah yang jelas, penelitian Anda bersifat eksploratif, bukan deskriptif. Contoh yang baik dari jenis desain penelitian ini adalah: Berapa prevalensi penyakit Covid di antara populasi XYZ?

2. Desain penelitian korelasional

Desain penelitian korelasional berfokus pada korelasi antara berbagai faktor tanpa memungkinkan peneliti untuk mengubah faktor tersebut. Jenis penelitian ini melibatkan setidaknya dua kelompok data yang berbeda, bukan eksperimen. 

Ketika mengevaluasi hubungan antara dua variabel, tidak ada generalisasi yang dibuat; analisis statistik digunakan untuk menentukan hubungan tersebut. Korelasi positif, negatif, atau nol dapat dihasilkan dari desain studi korelasional. 

Sebagai contoh, studi kasus-kontrol dan studi prospektif dapat dilakukan dengan teknik ini.

Data lebih mudah dikumpulkan dari dunia nyata ketika menggunakan desain penelitian korelasional. Dengan demikian, hasil penelitian Anda dapat diterapkan secara eksternal dengan cara yang valid pada skenario yang sebenarnya. 

Beberapa skenario cocok untuk penelitian studi korelasional, seperti:

  • Untuk memeriksa hubungan non sebab-akibat
  • Untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat di antara entitas tetap

3. Desain penelitian eksperimental

Dalam penelitian eksperimental, dua set variabel digunakan untuk menentukan hasil penelitian. 

Untuk mengukur perbedaan antara set pertama dan kedua, set pertama berfungsi sebagai konstanta. Eksperimen lapangan, eksperimen terkontrol, atau eksperimen semu adalah contoh-contoh dari jenis desain penelitian ini yang menetapkan hubungan antara dua variabel.

Hasilnya, peneliti memeriksa bagaimana variabel independen memengaruhi variabel dependen. Sebagai contoh, Anda dapat mengeksplorasi hubungan antara harga (variabel independen) dan loyalitas merek (variabel dependen). 

Biasanya, desain penelitian jenis ini membantu menjawab pertanyaan penelitian dengan mengontrol variabel independen dan mempelajari bagaimana variabel tersebut memengaruhi variabel dependen.

4. Desain penelitian diagnostik

Di antara berbagai jenis desain penelitian, penelitian diagnostik dirancang untuk menemukan akar penyebab suatu kondisi atau kejadian tertentu. 

Mencari tahu bagaimana masalah atau tantangan tertentu disebabkan oleh faktor lain dapat membantu Anda mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah prospek Anda.

Biasanya ada tiga langkah dalam desain ini - (1) awal masalah, (2) diagnosis masalah, dan (3) solusi masalah.

5. Desain penelitian eksplanatori

Lagi-lagi, namanya sudah cukup jelas. Dengan menggunakan desain penelitian eksplanatori, peneliti dapat menguraikan, menyelidiki, dan menjelaskan konsep dan teori mereka. 

Desain penelitian jenis ini digunakan untuk memeriksa aspek yang tidak diketahui dari topik tertentu dan mengungkap jawabannya. Singkatnya, aplikasi ini memberi kita informasi tentang cara menemukan fragmen informasi terkecil. 

Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat memperoleh gambaran yang luas dan menggunakan informasi tersebut sebagai cara untuk mengidentifikasi isu-isu di masa depan dengan lebih cepat. Metode penelitian eksplanatori meliputi:

  • Analisis literatur
  • Wawancara mendalam
  • Memiliki kelompok fokus
  • Analisis studi kasus

Seorang peneliti yang mereplikasi studi pasar yang sudah ada mengharapkan hasil yang sama. Buatlah daftar jenis masalah penelitian yang akan Anda tanyakan kepada partisipan Anda melalui survei dan masukkan ke dalam desain penelitian Anda. 

Menetapkan standar ini akan membantu memastikan hasil penelitian Anda. Satu-satunya cara untuk mendapatkan hasil yang Anda inginkan adalah dengan memastikan bahwa desain Anda dapat diandalkan. Setelah Anda menganalisis topik dan keinovatifannya, Anda dapat memutuskan jenis desain penelitian yang Anda inginkan. (Baca panduan kami di bagaimana menulis makalah penelitian )

Jenis-jenis desain penelitian yang dikelompokkan berdasarkan kategori peserta

Kualitas pengelompokan partisipan juga dapat digunakan untuk mengkategorikan jenis desain penelitian. Ukuran sampel dan bagaimana partisipan dikelompokkan bergantung pada hipotesis penelitian.

Biasanya ada setidaknya satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol dalam studi penelitian berdasarkan desain eksperimental. Bayangkan, dalam sebuah penelitian tentang vaksin Covid, satu kelompok akan menerima pengobatan dan kelompok lainnya tidak. Anda akan mendapatkan gambarannya.

Ada empat jenis desain penelitian berdasarkan pengelompokan peserta:

1. 1. Studi kohort

Peserta dalam studi kohort diambil dari sekelompok individu dengan karakteristik yang sama, dan mereka dipelajari pada interval waktu yang telah ditentukan. Terdapat karakteristik umum (penyakit atau gen yang sama) di antara peserta dalam studi panel.

2. Studi cross-sectional

Penelitian dalam ilmu sosial, ilmu kedokteran, dan biologi sering kali menggunakan studi cross-sectional. Data dalam desain ini dikumpulkan dari orang-orang secara keseluruhan, atau dari sampel orang yang signifikan secara statistik pada interval tertentu.

3. Studi longitudinal

Dalam penelitian longitudinal, variabel yang sama diamati berulang kali dalam jangka waktu yang pendek atau panjang. Pada umumnya, penelitian ini merupakan penelitian observasional, meskipun eksperimen acak longitudinal juga dapat dilakukan.

4. Studi lintas-urutan

Desain penelitian cross-sequential mengintegrasikan pendekatan longitudinal dan cross-sectional. Dengan cara ini, kedua desain yang disebutkan sebelumnya dapat disempurnakan untuk beberapa kekurangan mendasarnya.

Bagaimana hal ini memengaruhi pekerjaan Anda?

Desain penelitian mendefinisikan pendekatan atau metode yang disiplin untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam studi penelitian. Merancang proyek penelitian dimaksudkan untuk membantu peneliti mencapai tujuannya tanpa menyimpang dari rencana. Prosesnya dirancang secara komprehensif.

Komponen-komponen dari desain penelitian yang berkualitas tinggi bekerja sama secara harmonis. Tujuan dan hasil penelitian harus selaras dengan kerangka kerja teoretis dan konseptual.

  • Ketika seorang peneliti menyusun desain penelitian (desain eksperimen), ia dapat dengan mudah merumuskan tujuan eksperimen.
  • Tujuan dari desain penelitian yang baik adalah untuk membantu peneliti mencapai tujuan secara tepat waktu dan memungkinkan mendapatkan solusi yang paling efektif untuk masalah penelitian.
  • Para peneliti dapat menyelesaikan semua tugas yang perlu mereka lakukan dengan sumber daya yang terbatas secara lebih efektif dengan menggunakan strategi desain.
  • Sebagai hasil dari desain penelitian yang baik, sebuah penelitian akan menjadi akurat, dapat diandalkan, konsisten, dan sah.
  • Sejak awal proyek penelitian, peneliti merasa puas dan percaya diri, serta merasa berhasil.
  • Kesalahan dikurangi, dan bias dihilangkan.
  • Tingkat detail yang tinggi yang diberikan pada setiap tahap proses penelitian membuat penelitian ini lebih informatif dan efektif.
  • Membuat keputusan yang tepat di setiap tahap penelitian menjadi lebih mudah dengan adanya rencana penelitian.
  • Dengan cara ini, dapat ditentukan tugas mana yang utama dan kecil.
  • Selain itu, desain tersebut memungkinkan peneliti untuk menemukan jawaban atas hal yang tidak diketahui dan mencapai hasil yang baik. Publikasi dan eksposur kemudian dapat terjadi. 

Desain penelitian yang sangat baik, metode yang tepat, dan pengumpulan data yang akurat sangat penting untuk keberhasilan studi Anda. Selain itu, sumber yang Anda gunakan untuk analisis Anda harus kredibel. 

Hanya dengan demikian Anda dapat membuat kesimpulan yang valid dan dapat diandalkan. Tidak diragukan lagi bahwa penelitian memiliki potensi untuk menghasilkan solusi bagi hampir semua masalah di dunia. 

Memahami jenis-jenis desain penelitian sangat penting untuk melakukan tesis Anda karena akan membantu Anda mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang topik apa pun yang Anda teliti.

Catatan akhir

Penting untuk diingat bahwa desain penelitian merupakan cetak biru untuk penelitian Anda. Semua fondasi yang diperlukan untuk penelitian akan diletakkan dalam desain ini dan akan memberikan hasil yang lebih positif. Tuliskan semua pertanyaan, tujuan, dan audiens yang akan ambil bagian dalam diskusi. 

Semoga panduan ini dapat mempermudah Anda dalam merancang penelitian.

Namun coba tebak, jauh lebih mudah untuk mulai bekerja dengan templat, bukan? Faktanya, Mind the graph adalah solusi lengkap untuk Anda. Kami menyediakan templat, ilustrasi grafis, dan semua yang Anda perlukan untuk upaya ilmiah Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut, temukan kami di sini .

preview-23456556443234

Berlangganan buletin kami

Konten eksklusif berkualitas tinggi tentang visual yang efektif komunikasi dalam sains.

Buka Kreativitas Anda

Buat infografik, presentasi, dan desain ilmiah akurat lainnya tanpa repot - gratis selama 7 hari!

Tentang Fabricio Pamplona

Fabricio Pamplona adalah pendiri Mind the Graph - alat yang digunakan oleh lebih dari 400 ribu pengguna di 60 negara. Ia memiliki gelar Ph.D. dan latar belakang ilmiah yang kuat di bidang Psikofarmakologi serta pengalaman sebagai Peneliti Tamu di Max Planck Institute of Psychiatry (Jerman) dan Peneliti di D'Or Institute for Research and Education (IDOR, Brasil). Fabricio memiliki lebih dari 2500 kutipan di Google Scholar. Dia memiliki 10 tahun pengalaman dalam bisnis kecil yang inovatif, dengan pengalaman yang relevan dalam desain produk dan manajemen inovasi. Terhubung dengannya di LinkedIn - Fabricio Pamplona .

Content tags

id_ID

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

Elemen Desain Penelitian (Elements of Research Design) - Metodologi Riset Bisnis (Research Methods For Business)

Profile image of Angga Bagas Samudra

Slide Presentasi Materi Elemen Desain Penelitian (Riset) "Elements of Research Design" - Bab 6 - Research Methods for Business by Uma Sekaran & Roger Bougie. Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya. - © 2017 by Angga Bagas Samudra, Candraditya Arde Wicaksana (Accounting, Economics and Business Faculty, Brawijaya University 2014). All rights reserved. -- Additional Information: Contact Me to Get The Original Copy (PPT in .ppt or .pptx format). Best viewed with Ms. Office 2013 and Later. Please make sure you already have these fonts installed: Agency FB, Tw Cen MT (Body), Gill Sans MT (Body).

Related Papers

Karlina Saputri C1C022129

apa yang dimaksud dengan research design

Maula Hayati Saptarini

Okta Adi Saputra C1C020014

okta adi saputra C1C020014

Dian Maharani

Sri Andini ( C1C020066 )

MK : Metodologi Penelitian Dosen Pembimbing : Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. Nama : Sri Andini Nim : C1C020066 Prodi : Akuntansi R10

Jurnal Studi Komunikasi Dan Media

Mohammad Mulyadi

Nabilah Mayasifa

Desain Riset Metodologi penelitian

Mety Toding Bua

RELATED PAPERS

Superlattices and Microstructures

jesus inarrea

경륜왕〃〃ETE222。COM〃〃카지노총판

frgerg ergewr

Neurología (English Edition)

O. Ayo-Martín

Journal of Biological Chemistry

John Demirs

Analytical Chemistry

Edson Costa

SHIVARAMAN PANDEY

Journal of Cellular Biochemistry

Addictive behaviors

Tellervo Korhonen

SPIE Proceedings

James Ingalls

Revista de Enfermagem da UFPI

Ingrid Lucio

Health Care Management Review

Semra Demir

IEEE Transactions on Geoscience and Remote Sensing

Informatica

Frimpong Twum

American Journal of Obstetrics and Gynecology

Maria Ioannou

Civil Engineering and Architecture

Horizon Research Publishing(HRPUB) Kevin Nelson

Tierra Infinita

Journal Sensi

Fifit Alfiah

Journal of Saudi Chemical Society

malihe hosseini

Maternal & Child Nutrition

Perpetua Obiajunwa

如何办理美国毕业证 夏威夷太平洋大学毕业证夏威夷太平洋大学文凭成绩单HPU毕业证明-成绩单修改

Journal of the American Statistical Association

Christopher Wikle

Phương Anh Nguyễn Ngọc

RELATED TOPICS

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

Open Menu

Penelitian Eksperimen: Pengertian, Jenis, Desain, Metode dan Contoh

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang paling familiar di berbagai bidang. Hal ini terjadi karena penelitian eksperimen merupakan salah satu penelitian ilmiah klasik, yang pasti setiap orang telah mulai mengenalnya saat duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Sebenarnya apa itu penelitian eksperimen? Apakah jenis penelitian eksperimen? Ada berapa jenis desain penelitian eksperimen? Bagaimana metode penelitian eksperimen? Dan seperti apakah contoh penelitian eksperimen? Untuk mengetahui semuanya itu, mari kita simak penjelasannya di bawah ini ya.

  • 1.1 Variabel
  • 1.2 Setting
  • 1.3 Multivariabel
  • 2 Jenis Penelitian Eksperimen
  • 3.1 Desain Penelitian Pre-eksperimental
  • 3.2 Desain Penelitian Quasi-eksperimental
  • 3.3 True Experimental Research Design
  • 4.1 Langkah 1: Definisikan pertanyaan dan variabel penelitian
  • 4.2 Langkah 2: Tuliskan hipotesismu
  • 4.3 Langkah 3: Desain perlakuan eksperimental
  • 4.4.1 Randomisasi
  • 4.4.2 Independent vs. Repeated Measures
  • 5.1 Pertanyaan Penelitian
  • 5.2 Variabel Bebas dan Variabel Terikat
  • 5.3 Variabel Pengganggu dan Cara Mengontrolnya
  • 5.4 Diagram
  • 5.5 Hipotesis
  • 5.6 Desain Variabel Bebas
  • 5.7 Randomisasi
  • 5.8 Independent vs. Repeated Measures
  • 6 Pemahaman Akhir

Pengertian Penelitian Eksperimen

Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen merupakan pendekatan ilmiah terhadap suatu penelitian dimana satu atau lebih variabel bebas diaplikasikan kepada satu atau lebih variabel terikat untuk kemudian mengukur efeknya. Efek dari variabel bebas terhadap variabel terikat ini diamati dan dicatat dalam waktu tertentu sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai hubungan antara 2 jenis variabel tersebut.

Karakteristik dari penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:

Penelitian eksperimen memiliki variabel terikat, bebas, dan perancu. Variabel terikat merupakan variabel yang diberi perlakuan dan terkadang disebut sebagai subjek penelitian. Sedangkan variabel bebas adalah perlakuan yang dimanipulasi kemudian diberikan pada variabel terikat. Sedangkan variabel perancu adalah faktor lain yang dapat memengaruhi eksperimen serta berkontribusi terhadap perubahan yang ada.

Karakteristik ini menunjukkan dimana eksperimen dilakukan. Kebanyakan eksperimen dilakukan di dalam laboratorium, dimana variabel perancu dapat dieliminasi melalui adanya kontrol. Sedangkan penelitian eksperimen lain juga diadakan pada setting yang kurang bisa dikontrol. Pemilihan setting ini disesuaikan dengan penelitian eksperimen yang akan dilakukan.

Multivariabel

Jumlah variabel dalam penelitian eksperimen tidak memiliki batas. Penelitian eksperimen dapat memiliki variabel bebas yang multipel, misalnya waktu, skor, dan lain sebagainya.

Jenis Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen termasuk jenis penelitian kuantitatif. Dalam jenis penelitian eksperimen, data yang dikumpulkan dan dianalisis berupa data numerik. Data tersebut dapat digunakan untuk menemukan pola dan rata-rata, membuat prediksi, menguji adanya hubungan sebab akibat, dan menggeneralisir hasil untuk populasi yang lebih luas.

Keuntungan dari penelitian kuantitatif meliputi kemudahan dalam replikasi karena adanya protokol pengumpulan data yang terstandar. Penelitian dapat dilakukan pada populasi dan waktu yang berbeda kemudian hasil dapat dibandingkan secara statistik. Sampel dalam penelitian kuantitatif juga cukup besar sehingga dapat diproses dan dianalisis menggunakan prosedur yang reliabel dan konsisten. Dalam penelitian jenis ini juga terdapat uji hipotesis.

Sedangkan beberapa kelemahannya yaitu bersifat superfisial, terdapat bias struktural, fokus yang sempit, serta kurangnya konteks karena tidak mempertimbangkan faktor lain yang dapat memengaruhi pengumpulan data maupun hasil.

Desain Penelitian Eksperimen

Desain Penelitian Eksperimen

Jenis dari desain penelitian eksperimen ditentukan oleh bagaimana cara peneliti mengatur subjek ke dalam kondisi dan kelompok yang berbeda. Terdapat tiga jenis desain penelitian eksperimen, yaitu pre-eksperimental, quasi-eksperimental, dan true experimental research .

Desain Penelitian Pre-eksperimental

Pada desain penelitian pre-eksperimental, baik satu atau berbagai kelompok variabel terikat diamati untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari aplikasi suatu variabel bebas yang sebelumnya dianggap dapat menyebabkan perubahan. Desain ini merupakan yang desain penelitian eksperimen yang paling sederhana dan tidak terdapat kelompok kontrol. Lebih lanjut lagi, desain penelitian ini dibagi menjadi tiga:

1. One-shot Case Study Research Design

Dalam penelitian eksperimen jenis ini, hanya ada satu kelompok variabel terikat yang dipertimbangkan. Penelitiannya dilakukan setelah memberikan beberapa perlakuan yang sebelumnya dianggap menimbulkan perubahan, sehingga desain ini merupakan suatu posttest study .

2. One-group Pretest-posttest Research Design

Desain penelitian ini mengkombinasikan posttest dan pretest study dengan mengadakan suatu tes pada satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Pretest dilakukan pada awal penelitian dan posttest diberikan saat penelitian selesai.

3. Static-group Comparison

Pada desain ini, 2 atau lebih kelompok diberikan pengawasan, dimana hanya ada satu kelompok yang diberi perlakuan. Kelompok sisanya dibiarkan statis tanpa diberi perlakuan khusus. Semua kelompok yang ada kemudian diberikan posttest , kemudian adanya perbedaan yang tampak diantara kelompok-kelompok tersebut diasumsikan sebagai hasil dari perlakuan yang diberikan.

Desain Penelitian Quasi-eksperimental

Kata “quasi” memilik arti parsial, setengah, atau pseudo (palsu). Sehingga penelitian quasi-eksperimental memiliki kemiripan dengan true experimental research , tetapi tidak sama. Pada quasi-eksperimen, partisipan tidak dipilih secara acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada kondisi dimana randomisasi sulit atau tidak mungkin dilakukan.

True Experimental Research Design

Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau menolak hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.

True experimental research design harus memiliki kelompok kontrol, variabel yang dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan distribusinya harus secara acak atau random. Klasifikasi dari desain penelitian ini meliputi:

1. The Posttest-only Control Group Design

Desain ini memilih subjek secara acak atau random dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok (kontrol dan eksperimental), dan hanya kelompok ekperimental yang diberi perlakuan. Setelah observasi mendalam, kedua kelompok diberi post-test , dan suatu kesimpulan diambil dari perbedaan yang terjadi di antara kedua kelompok.

2. The Pretest-posttest Control Group Design

Pada desain kelompok kontrol ini, subjek dipilih dan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, kemudian kedua kelompok diberi pretest , namun hanya kelompok eksperimental yang diberikan perlakuan. Di akhir penelitian, kedua kelompok diberi post-test untuk mengukur derajat perubahan di tiap kelompok.

3. Solomon Four-group Design

Desain ini merupakan kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest control groups . Dalam desain ini, subjek yang telah dipilih secara acak atau random ditempatkan menjadi 4 kelompok. Dua kelompok pertama diuji menggunakan metode posttest-only , sementara dua kelompok yang lain diuji menggunakan metode pretest-posttest .

Metode Penelitian Eksperimen

Metode penelitian eksperimen memungkinkan peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel bebas dan mengukur efeknya pada satu atau lebih variabel terikat. Desain eksperimental berarti membuat suatu set prosedur untuk menguji hipotesis.

Suatu desain eksperimental yang baik membutuhkan pemahaman yang kuat mengenai apa yang akan diteliti. Terdapat beberapa langkah dalam menyusun suatu metode penelitian eksperimen. Pertama adalah mempertimbangkan variabel-variabel dan bagaimana mereka saling terkait. Dengan cara ini maka kamu dapat membuat prediksi yang spesifik dan dapat diuji.

Seberapa luas dan jelas kamu memvariasikan variabel bebas akan menentukan tingkat ketelitian dan validitas eksternal dari hasil yang didapat. Keputusan mengenai randomisasi atau pengacakan, kontrol eksperimental, serta independent vs repeated-measures designs akan menentukan validitas internal dari eksperimenmu.

Langkah-langkah dalam metode penelitian eksperimen akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut:

Langkah 1: Definisikan pertanyaan dan variabel penelitian

Kamu harus memulai dengan memikirkan pertanyaan penelitian yang spesifik. Perlu beberapa waktu untuk membaca berbagai referensi dalam bidang penelitian terkait untuk mengenali adanya knowledge gaps dan untuk menemukan pertanyaan yang menarik bagimu.

Untuk mengubah pertanyaan penelitian menjadi hipotesis eksperimental, kamu perlu menentukan variabel utama dan membuat prediksi mengenai keterkaitannya. Yang pertama yaitu menentukan variabel bebas dan variabel terikat. Kemudian pikirkan mengenai variabel pengganggu yang mungkin kemudian pertimbangkan bagaimana kamu dapat mengontrolnya dalam eksperimenmu.

Terakhir, satukan variabel-variabel tersebut dalam sebuah diagram. Gunakan panah untuk menunjukkan kemungkinan hubungan antar variabel dan arah hubungan yang diperkirakan.

Langkah 2: Tuliskan hipotesismu

Setelah memiliki pemahaman konseptual yang kuat mengenai sistem yang sedang diteliti, kamu harus menuliskan hipotesis yang spesifik dan dapat diuji terkait pertanyaan penelitianmu.

Langkah selanjutnya menjelaskan mengenai eksperimental terkontrol yang paling sering dilakukan. Dalam desain ini, kamu harus bisa memanipulasi variabel bebas dengan sistematis dan tepat, mengukur variabel terikat dengan tepat, dan mengontrol setiap variabel pengganggu yang mungkin ada.

Langkah 3: Desain perlakuan eksperimental

Bagaimana kamu memanipulasi variabel bebas dapat memengaruhi validitas eksternal eksperimen. Hal tersebut menentukan hasil penelitian mana yang dapat digeneralisasikan dan diaplikasikan lebih luas. Pertama, kamu perlu menentukan seberapa luas variasi dari variabel bebas. Yang kedua kamu perlu memilih seberapa detail kamu memvariasikan variabel bebasmu.

Langkah 4: Tempatkan subjek dalam kelompok perlakuan

Bagaimana kamu mengaplikasikan perlakuan eksperimen kepada subjek perlakuan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel. Pertama, kamu harus mempertimbangkan ukuran sampel penelitian, yaitu seberapa banyak individu yang akan dimasukkan dalam eksperimen. Secara umum, semakin banyak subjek yang terlibat, maka semakin besar kekuatan statistik dari eksperimen, yang menentukan seberapa tingkat kepercayaan dari hasil yang didapat.

Kemudian kamu perlu menempatkan subjek secara acak ke dalam kelompok perlakuan. Setiap kelompok menerima kadar perlakuan yang berbeda. Kamu juga perlu menyediakan kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Kelompok kontrol ini menggambarkan apa yang akan terjadi pada subjek jika tidak diberikan intervensi eksperimental apapun.

Saat menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat dua pilihan utama yang dapat dibuat: completely randomized design vs randomized block design atau independent measures design vs repeated measures design .

Randomisasi

Dalam completely randomized design , setiap subjek ditempatkan dalam suatu kelompok perlakuan secara acak. Sedangkan pada  randomized block design  (atau dikenal juga sebagai stratified random design ), subjek dikelompokkan terlebih dahulu menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristik yang sama, kemudian kelompok-kelompok tersebut diberikan perlakuan secara acak.

Terkadang randomisasi dianggap tidak praktis atau tidak etis, sehingga peneliti memilih desain randomisasi parsial atau yang tidak dirandomisasi. Desain eksperimental tanpa adanya randomisasi disebut desain quasi-eksperimental.

Independent vs. Repeated Measures

Dalam independent measures design  (dikenal juga sebagai between-subjects design atau classic ANOVA design ), individu hanya menerima satu jenis perlakuan eksperimen. Sedangkan dalam  repeated measures design  (dikenal juga sebagai within-subjects design atau repeated-measures ANOVA design ), tiap individu menrima semua jenis perlakuan eksperimen secara berturut-turut, kemudian respons mereka pada tiap perlakuan diukur.

Repeated measures design biasanya dipilih untuk desain eksperimental dimana hasilnya muncul secara perlahan dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Respons pada individu diukur secara bertahap untuk mengetahui efek yang mulai muncul.

Counterbalancing  (randomisasi atau membalik urutan perlakuan diantara subjek) juga sering dilakukan pada repeated-measures design untuk memastikan bahwa urutan pemberian perlakuan tidak memengaruhi hasil eksperimen.

Dua Contoh Penelitian Eksperimen

Setelah mengetahui jenis penelitian eksperimen, desain penelitian eksperimen, dan juga bagaimana langkah-langkah dalam membuat penelitian eksperimen, berikut akan diberikan dua contoh penelitian eksperimen. Yang pertama mengenai ilmu kesehatan dan yang kedua di bidang ekologi.

Pertanyaan Penelitian

Penggunaan telepon genggam dan tidur

Kamu ingin tahu bagaimana penggunaan telepon genggam sebelum tidur memengaruhi pola tidur. Secara spesifik, kamu bertanya mengenai bagaimana durasi penggunaan telepon genggam seseorang sebelum tidur memengaruhi durasi tidur.

Suhu dan respirasi tanah

Kamu ingin tahu bagaimana suhu dapat memengaruhi respirasi tanah. Secara spesifik, kamu bertanya mengenai bagaimana peningkatan suhu udara di sekitar permukaan tanah memengaruhi kadar karbon dioksida (CO2) yang direspirasikan dari tanah.

Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel pengganggu dan cara mengontrolnya.

Berikut merupakan diagram yang menggambarkan hubungan dari tiap variabel dalam penelitian.

Penggunaan Telepon Genggam dan Tidur

Dalam diagram tersebut diprediksikan bahwa peningkatan durasi penggunaan telepon genggam memiliki korelasi negatif dengan durasi tidur, sedangkan pengaruh natural variation terhadap durasi tidur tidak diketahui.

Suhu dan Respirasi Tanah

Diprediksikan bahwa suhu dan respirasi tanah memiliki korelasi positif, sedangkan suhu dan kelembaban tanah memiliki korelasi negatif. Selain itu penurunan kelembaban tanah akan menurunkan respirasi tanah.

Desain Variabel Bebas

Durasi penggunaan telepon genggam

Terdapat dua pilihan dalam mendesain variabel ini, yang pertama sebagai data kategorik, baik sebagai dikotomik (ya/tidak) atau bertingkat (tidak ada penggunaan telepon genggam, durasi rendah, dan durasi tinggi). Sedangkan yang kedua sebagai data numerik (lama penggunaan telepon genggam diukur dan dinyatakan dalam menit setiap malam).

Mengatur suhu tanah

Kamu dapat menentukan seberapa banyak kamu akan meningkatkan suhu udara, apakah hanya sedikit di atas normal atau lebih tinggi lagi berdasarkan pertimbangan tertentu.

Pemahaman Akhir

Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian ilmiah klasik yang sangat familiar di berbagai bidang. Ini disebabkan oleh kemampuannya untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.

Penelitian eksperimen melibatkan pengaplikasian satu atau lebih variabel bebas pada satu atau lebih variabel terikat untuk mengukur efeknya. Variabel terikat adalah variabel yang diberi perlakuan, variabel bebas adalah perlakuan yang dimanipulasi, dan variabel perancu adalah faktor lain yang dapat memengaruhi hasil eksperimen.

Terdapat tiga jenis desain penelitian eksperimen: pre-eksperimental, quasi-eksperimental, dan true experimental research. Desain pre-eksperimental adalah yang paling sederhana dan tidak memiliki kelompok kontrol. Desain quasi-eksperimental digunakan ketika randomisasi sulit dilakukan. Sedangkan true experimental research design adalah yang paling akurat dan melibatkan kelompok kontrol dan randomisasi.

Metode penelitian eksperimen melibatkan pemilihan pertanyaan penelitian yang spesifik, definisi variabel penelitian, penulisan hipotesis, desain perlakuan eksperimental, dan penempatan subjek dalam kelompok perlakuan. Randomisasi adalah langkah penting dalam penelitian eksperimen untuk memastikan kevalidan hasil yang didapatkan.

Contoh penelitian eksperimen dapat bervariasi tergantung pada bidang penelitian yang dilakukan. Beberapa contoh meliputi pengujian efektivitas obat baru pada kelompok pasien, pengaruh metode pengajaran terhadap hasil belajar siswa, atau dampak iklan terhadap perilaku konsumen.

Penelitian eksperimen memberikan pendekatan ilmiah yang kuat untuk memahami dan menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel dalam berbagai bidang. Dengan memahami konsep dasar, desain, dan metode penelitian eksperimen, peneliti dapat menghasilkan data yang bermakna dan kesimpulan yang valid.

Bagaimana? Apakah sekarang kamu benar-benar mengerti seluk-beluk penelitian eksperimen? Pastikan kamu memahaminya agar kamu tak salah dalam menyusun penelitian eksperimen yang akan kamu lakukan. Semangat!

Harland, D. (2011). STEM Student Research Handbook . Arlington, Virginia: National Science Teachers Association.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Williamson, K., Johanson, G., Byrne, A., Given, L. M., Kennan, M. A., & Oliver, G.(2018). “ The future of information research” in Research Methods: Information, Systems, and Contexts. Edisi Kedua. Sawston, UK: Chandos Publishing, 537–564.

Artikel Terbaru

Abraham Menaruh Imannya kepada Tuhan sehingga Allah Memperhitungkannya sebagai Pemilik Iman yang Sejati

Abraham Menaruh Imannya kepada Tuhan sehingga Allah Memperhitungkannya sebagai Pemilik Iman yang Sejati

Faktor-Faktor Budaya Politik di Indonesia: Perkawinan Harmonis antara Identitas dan Dinamika

Faktor-Faktor Budaya Politik di Indonesia: Perkawinan Harmonis antara Identitas dan Dinamika

Placeholder image

Mengapa Sebaiknya Kita Tidak Berdoa Seperti Orang Munafik?

Avatar photo

Mahasiswi Program Studi Profesi Dokter yang menjalani rotasi klinis sambil melakukan hobinya, yaitu menulis. View all posts by Ratna

Tulis Komentar Anda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

desain.or.id

Desain Penelitian Eksperimental: Panduan Lengkap untuk Menghasilkan Penelitian Berkualitas

Desain penelitian eksperimental merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam penelitian ilmiah. Dalam artikel ini, kami akan memberikan panduan lengkap tentang desain penelitian

Alan Sulaeman

May 9, 2023

Desain penelitian eksperimental merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam penelitian ilmiah. Dalam artikel ini, kami akan memberikan panduan lengkap tentang desain penelitian eksperimental, mulai dari pengertian dasar hingga langkah-langkah yang perlu diikuti untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas.

Table of Contents

Pengertian Dasar Desain Penelitian Eksperimental

Desain penelitian eksperimental adalah metode penelitian yang dirancang untuk menguji hipotesis dan menyelidiki hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih variabel. Dalam desain ini, peneliti memanipulasi satu atau beberapa variabel bebas untuk melihat dampaknya terhadap variabel terikat. Tujuan utama dari desain penelitian eksperimental adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu fenomena dan memastikan bahwa perubahan yang diamati disebabkan oleh manipulasi variabel tertentu, bukan oleh faktor-faktor lain yang tidak terkendali.

Keuntungan Desain Penelitian Eksperimental

Desain penelitian eksperimental memiliki beberapa keuntungan yang membuatnya menjadi metode yang populer dalam penelitian ilmiah. Pertama, desain ini memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel yang tidak diinginkan, sehingga dapat memastikan bahwa perubahan yang diamati benar-benar disebabkan oleh manipulasi variabel bebas. Kedua, desain eksperimental juga memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis secara langsung dengan mengukur dampak dari manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan demikian, desain ini dapat memberikan bukti yang lebih kuat dalam menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel.

Batasan Desain Penelitian Eksperimental

Meskipun memiliki banyak keuntungan, desain penelitian eksperimental juga memiliki beberapa batasan yang perlu diperhatikan. Pertama, dalam desain ini, peneliti memanipulasi variabel bebas untuk melihat dampaknya terhadap variabel terikat. Namun, dalam beberapa kasus, tidak mungkin atau tidak etis untuk melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu. Misalnya, dalam penelitian kesehatan manusia, tidak mungkin untuk secara langsung memanipulasi faktor-faktor risiko tertentu. Kedua, desain eksperimental cenderung membutuhkan waktu, sumber daya, dan partisipasi subjek yang lebih besar dibandingkan dengan desain penelitian lainnya. Oleh karena itu, peneliti perlu mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan waktu yang tersedia sebelum memilih desain penelitian eksperimental.

Langkah-langkah dalam Desain Penelitian Eksperimental

1. menentukan tujuan penelitian.

Tahap pertama dalam desain penelitian eksperimental adalah menentukan tujuan penelitian. Peneliti harus jelas tentang apa yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Apakah penelitian ini bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis atau mengidentifikasi faktor-faktor penyebab suatu fenomena tertentu? Dengan memiliki tujuan yang jelas, peneliti dapat merancang percobaan yang sesuai dan memilih variabel yang relevan untuk dimanipulasi dan diukur.

2. Merumuskan Hipotesis

Langkah selanjutnya setelah menentukan tujuan penelitian adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan yang diajukan berdasarkan pemahaman awal tentang fenomena yang akan diteliti. Hipotesis harus jelas, terukur, dan dapat diuji melalui metode eksperimental. Dalam merumuskan hipotesis, peneliti harus mempertimbangkan variabel bebas dan variabel terikat yang ingin diteliti. Hipotesis juga harus didasarkan pada penelitian sebelumnya yang relevan.

3. Menentukan Variabel

Pada tahap ini, peneliti harus menentukan variabel-variabel yang akan dimanipulasi dan diukur dalam penelitian. Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian. Selain itu, peneliti juga perlu mempertimbangkan variabel pengganggu atau variabel kontrol yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Variabel pengganggu ini harus dikendalikan atau dihilangkan sebisa mungkin agar hasil penelitian akurat dan dapat diandalkan.

4. Mendesain Percobaan

Dalam tahap ini, peneliti harus merancang percobaan yang sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis yang telah dirumuskan. Rancangan percobaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti jumlah subjek, kelompok perlakuan, kelompok kontrol, waktu pengamatan, dan metode pengumpulan data yang akan digunakan. Percobaan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menguji hipotesis dengan akurat dan dapat mengontrol faktor-faktor yang tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

5. Mengumpulkan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis. Data dapat dikumpulkan melalui observasi, wawancara, atau melalui pengukuran langsung. Penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat dan sesuai dengan variabel yang ingin diukur. Selain itu, peneliti juga perlu mempertimbangkan etika penelitian dan privasi subjek dalam proses pengumpulan data.

6. Menganalisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis data dapat dilakukan menggunakan metode statistik yang sesuai untuk menguji hipotesis yang diajukan. Peneliti dapat menggunakan teknik statistik seperti uji t, analisis varians (ANOVA), regresi, atau analisis multivariat tergantung pada jenis data yang dikumpulkan dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Hasil analisis data harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

7. Menarik Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, peneliti dapat menarik kesimpulan apakah hipotesis penelitian didukung atau tidak. Kesimpulan harus didasarkan pada bukti-bukti yang kuat dan dapat diandalkan. Peneliti harus mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel yang telah diteliti dan memberikan penjelasan yang logis untuk hasil yang diperoleh. Selain itu, peneliti juga harus mempertimbangkan batasan-batasan penelitian dan implikasi dari hasil penelitian dalam konteks yang lebih luas.

8. Membahas Temuan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti membahas temuan penelitian dan menghubungkannya dengan penelitian sebelumnya. Diskusi harus objektif dan didukung oleh literatur ilmiah yang relevan. Peneliti harus menjelaskan signifikansi temuan penelitian dan kontribusinya terhadap pemahaman kita tentang fenomena yang diteliti. Peneliti juga harus membahas kelemahan penelitian, saran untuk penelitian lanjutan, dan implikasi praktis dari temuan penelitian.

9. Membuat Rekomendasi

Terakhir, peneliti dapat memberikan rekomendasi berdasarkan temuan penelitian. Rekomendasi harus praktis dan dapat diimplementasikan dalam konteks yang relevan. Rekomendasi dapat ditujukan kepada peneliti lain, praktisi, atau pembuat kebijakan yang berkepentingan dalam bidang yang diteliti. Peneliti juga harus mempertimbangkan batasan pen

9. Membuat Rekomendasi (lanjutan)

Peneliti juga harus mempertimbangkan batasan penelitian dan faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan rekomendasi. Rekomendasi harus didukung oleh temuan penelitian dan bukti yang kuat untuk memastikan keberhasilan implementasinya.

Dalam kesimpulannya, desain penelitian eksperimental merupakan metode yang kuat untuk menguji hipotesis dan menyelidiki hubungan sebab-akibat antara variabel. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, peneliti dapat menghasilkan penelitian berkualitas yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam bidang ilmiah. Desain ini memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel yang tidak diinginkan dan menguji hipotesis secara langsung. Namun, peneliti juga perlu memperhatikan batasan-batasan desain ini dan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang ada. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat mengembangkan metode desain penelitian eksperimental dan mengaplikasikannya dalam berbagai bidang penelitian.

[1] Campbell, D.T., & Stanley, J.C. (1963). Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research. Boston: Houghton Mifflin.

[2] Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

[3] Trochim, W., & Donnelly, J.P. (2008). The Research Methods Knowledge Base. Mason, OH: Cengage Learning.

[4] Yin, R.K. (2018). Case Study Research and Applications: Design and Methods. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Video Terkait : desain penelitian eksperimental

' data-src=

Related Post

Ukuran desain lanyard: panduan lengkap untuk memilih dan membuat lanyard yang tepat.

February 2, 2024

Ukuran Desain Kemasan Produk: Panduan Lengkap untuk Keberhasilan Bisnis Anda

Website jual desain: membangun kreativitas dan sukses bisnis anda, template desain plakat: solusi kreatif untuk menciptakan plakat yang menarik.

February 1, 2024

Template Desain Lanyard: Kreasikan Lanyard Anda dengan Mudah!

Tote bag desain: mengungkap keindahan dan kreativitas dalam tas bawaan yang trendi, tema desain grafis: menemukan inspirasi dan kreativitas dalam dunia desain.

January 31, 2024

Leave a Comment Cancel reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Produk Desain Grafis: Membangun Identitas Visual yang Mengesankan

Sarjana Desain Grafis: Membangun Karir Kreatif dalam Dunia Digital

Polosan Desain Baju: Solusi Tepat untuk Busana Unik dan Berbeda

Pertanyaan Tentang Desain Grafis: Panduan Lengkap untuk Memahami dan Menggunakan Desain Grafis dengan Efektif

Portofolio Desain Grafis PDF: Kunci Sukses Menarik Perhatian dengan Kreativitas Visual

Popular Post

Desain Kemeja Polos: Memperkenalkan Kemeja yang Sederhana namun Elegan

Desain Tato di Punggung Pria: Panduan Lengkap untuk Tampil Stylish

Desain Banner Makanan Kekinian: Inspirasi Kreatif untuk Menarik Perhatian Pelanggan

Contoh Portofolio Desain: Inspirasi dan Ide untuk Menciptakan Karya yang Menakjubkan

Desain Kamar Anak Perempuan: Ide Kreatif untuk Menciptakan Ruang yang Menyenangkan

Desain Warung Kopi Rumahan: Panduan Lengkap untuk Menciptakan Tempat yang Unik dan Menarik

Desain Baju PDH Keren: Inovasi Terbaru untuk Penampilan yang Memukau

[email protected]

Quick Links

Privacy policy

A Lecturer, Researcher, Consultant, Author & Entrepreneur

Tony D. Susanto, Ph.D. (ITIL, COBIT, TOGAF)

e-Government, Smart City, IT Management, Technology Adoption, & IS Discipline

Metode PENELITIAN SAINS-DESAIN (Design-Science Research)

apa yang dimaksud dengan research design

Metode Penelitian Sains-Desain atau Design-Science Research adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat produk yang baru ( artifacts ) dan mengujinya apakah produk ini berguna sesuai tujuannya .

Metode Penelitian Sains-Desain ( Design-Science Research ) merupakan metode yang sangat populer dan umum digunakan di rumpun ilmu Computing (termasuk di dalamnya Ilmu Komputer ( Computer Science ), Teknik Komputer ( Computer Engineering ), Rekayasa Perangkat Lunak ( Software Engineering ), Teknologi Informasi, dan Sistem Informasi). Bahkan Penelitian Design-Science dan Penelitian Behavioral Science diyakini sebagai 2 kelompok penelitian terpenting dalam di disiplin ilmu Sistem Informasi (Hevner et all., 2004).

Penelitian-penelitian Behavioral Science , yang berakar dari Natural Science Research, menghasilkan Teori-Teori yang mampu menjelaskan dan memprediksi paradigma-paradigma terkait manusia dan organisasi yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam analisis, desain, implementasi, manajemen, dan penggunaan Sistem Informasi. Teori-teori dalam Behavioural Science akan mampu menjelaskan interaksi antara manusia, teknologi, dan organisasi yang harus dikelola agar sebuah Sistem Informasi mampu meningkat efisiensi dan efektivitas sebuah organisasi. Teori-teori ini juga akan mempengaruhi keputusan-keputusan desain (perancangan) sebuah Sistem Informasi, terkait Metodologi Pengembangan Sistem yang akan digunakan, Kapabilitas fungsional yang perlu dibangun, konten informasi, dan user-interface yang paling cocok untuk target pengguna.

Sementara Penelitian-Penelitian Sains-Desain ( Design-Science Research ) tumbuh dari disiplin ilmu Teknik ( Engineering ) dan Sains artificial oleh manusia. Paradigma Sains Desain pada intinya adalah paradigma Penyelesaian Masalah ( Problem-solving ). Kajian Sains Desain selalu mencoba mencari inovasi-inovasi ide, cara kerja (praktik), kemampuan teknis, dan produk ( artifacts ) agar analisis, perancangan, implementasi, manajemen, dan pemanfaatan Sistem Informasi dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.

Penelitian Behavioral Science dan Design-Science sangat penting dan saling melengkapi dalam Penelitian disiplin ilmu Sistem Informasi. Keduanya seperti 2 sisi mata uang. Penelitian Behavioral Science menghasilkan Teori (pengetahuan tentang fenomena manusia dan organisasi) sementara Penelitian Design-Science menghasilkan Artifacts yang merupakan Pemanfaatan dari Teori-Teori Behavioral Science dalam bentuk Artifacts yang efektif untuk implementasi praktis manusia/organisasi dalam menyelesaikan permasalahannya. Hasil-hasil penelitian Design-Science khususnya dalam bentuk peralatan Komputasi semakin meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah manusia dan organisasi. Di sisi lain pengembangan dan penggunaan produk-produk Teknologi tersebut juga akan diikuti oleh Teori-Teori yang akan mengkaji aplikasi dan pengaruh dari penggunaan produk-produk Teknologi

Design-Science seeks to create innovations that define the ideas, practices, technical capabilities, and products through which the analysis, design, implementation, management, and use of information systems can be effectively and efficiently accomplished (Denning 1997; Tsichritzis 1998).

“DESAIN” ( Design )

Desain (Design) memiliki 2 makna: Desain sebagai Kata Kerja ( Verb ) berarti PROSES (kelompok Aktivitas) dan Desain sebagai Kata Benda ( Noun ) berarti PRODUK ( ARTIFACTs ).

There are 2 design Processes and 4 design Artifacts produced by design-science research in IS. The two processes are build and evaluate . The artifacts are constructs , models , methods , and instantiations (March and Smith 1995)

March dan Smith (1995) menyatakan bahwa terdapat 2 PROSES Desain dan 4 ARTIFACTs Produk dalam Penelitian Sains-Desain disiplin ilmu Sistem Informasi. Dua PROSES Desain dalam Penelitian Sains-Desain SI adalah: (1) Pengembangan ( Build ) (2) Evaluasi ( Evaluation ) Empat ARTIFACTs Produk Penelitian Sains-Desain SI adalah: (1) Constructs, contoh: Perceived Usefulness, Master Data, Primary Key. (2) Model, contoh: TAM, Entity-Relationship Model. (3) Metode, contoh: SOP, Prosedur, Kerangka Kerja, Standar. (4) Instantiations , contoh: aplikasi, prototype hardware, perangkat evaluasi.

PROSES Penelitian Sains-Desain

Proses atau kelompok aktivitas dalam Penelitian Sains-Desain, khususnya dalam disiplin ilmu Sistem Informasi, terdiri dari 2 Proses yakni Pengembangan ( Build ) dan Evaluasi ( Evaluation ).

Pengembangan desain ( Build ) adalah sistematika aktivitas-aktivitas yang dilakukan Ahli untuk menghasilkan Produk yang Inovatif (yakni Artifact hasil Desain).

Sebaliknya Evaluasi ( Evaluation ) terhadap Artifact hasil desain memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik terhadap permasalahan guna meningkatkan kualitas Produk maupun Proses desain. Pembuatan artifacts dalam Sains Desain umumnya berdasarkan teori-teori Hukum Ilmu Alam ( Natural laws ) dan Perilaku ( Behavior ), yang diaplikasikan, diuji, dimodifikasi, dan dikembangkan melalui pengalaman, kreativitas, intuisi, dan kemampuan penyelesaian masalah dari peneliti (Markus et al. 2002; Walls et al. 1992).

Dalam Penelitian Sains Desain ( Design-Science Research ) iterasi siklus Proses Pengembangan – Evaluasi Artifacts dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh desain akhir artifact yang benar-benar menunjukkan fungsi penyelesaian masalah yang diinginkan (Markus et al. 2002).

ARTIFACTs Penelitian Sains-Desain

Apa itu “Artifact”? Dalam terjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia adalah “ Objek yang dibuat oleh Manusia “. Penelitian Sains Desain ( Design Science Research ) adalah penelitian yang bertujuan membuat inovasi Artifacts dan mengujinya apakah benar-benar memenuhi tujuan pembuatannya. Dalam penelitian Sistem Informasi, tujuan pembuatan artifacts umumnya adalah Penyelesaian Masalah Organisasi/Perusahaan/Sistem Sosial .

Artifacts dalam Penelitian Sistem Informasi dapat berupa 4 macam produk:

(1) Constructs adalah istilah atau konsep untuk mengomunikasikan Ide, Orang, Organisasi, Kejadian, dan/atau Obyek. Contructs adalah cara untuk menjelaskan sebuah Teori agar mudah dimengerti dengan menjelaskan komponen-komponen dari Teori tersebut. dapat bersifat abstrak dan tidak dapat diukur secara langsung, contoh: kecerdasan, kepuasan. Contoh Construct lainnya: * “Ikatan hukum antara laki-laki dan perempuan sehingga menjadi suami dan istri” = diwakili construct “Pernikahan” ( Marriage ) * “Ombak besar akibat gempa bumi” = construct “Tsunami” Contoh construct terkait Ide: Rasisme, Polusi Udara, Pernikahan, Kepercayaan Diri Contoh construct terkait Manusia: Berat Badan, Umur, Obesitas, Energi Contoh construct terkait Organisasi: Tata kelola, Manajemen, Kinerja Keuangan, Outsourcing Contoh construct terkait Kejadian: Perang, Urbanisasi Contoh construct terkait Obyek: matahari, bumi, virus, bunga Contructs biasanya didetailkan lagi menjadi Variabel-Variabel yang membentuk (dimensi) dari sebuah Contruct dan dapat diukur, contoh: Variabel dari kecerdasan Matematika adalah Kemampuan Aritmetika, Kemampuan Aljabar, Kemampuan Geometri yang dapat diukur dengan nilai ujian di 3 dimensi tersebut.

(2) Models menggunakan Contructs untuk mendeskripsikan (penyederhanaan) situasi nyata sebenarnya, termasuk pemasalahan dan solusinya (Simon, 1996). Model membantu pemahaman permasahan dan solusi secara lebih mudah dan lebih baik, termasuk hubungan antara masalah dengan komponen-komponen solusi sehingga memungkinkan mengekplorasi keputusan perubahan-perubahan desain terhadap hasil solusinya. Model dapat berbentuk: – Diagram variabel dan hubungan antar variabel – Rumus Matematika – Gambar – Miniatur Obyek sebenarnya Contoh Model adalah TAM ( Technology Acceptance Model ) yang menjelaskan variabel yang menyebabkan seseorang bersedia Menggunakan sebuah teknologi adalah karena variabel Niat Memakai, variabel Sikap Mental terhadap pemakaian ( Attitude towards use ), variabel Persepsi Kemudahan Pemakaian ( Perceived Easy of Use ) dan variabel Persepsi Manfaat Pemakaian ( Perceived Usefulness ). Contoh lain Model: Model proses bisnis; Entity Relationship Model untuk menggambarkan isi basis data dalam bentuk entitas, atribut dan relasinya.

(3) Methods atau Metode yakni panduan proses (aktivitas-aktivitas) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Metode dapat berupa: – Algoritma Matematika – Algoritma langkah-langkah – Best Practice dituliskan dalam bentuk teks

(4) Instantiations yakni perwujudan bagaimana Construct , Model, dan/atau Metode dapat diimplementasikan di sistem sebenarnya. Contoh Instantiations adalah: Aplikasi Komputer, Perangkat Keras Komputer, Dokumen Tata Kelola/Manajemen Teknologi Informasi. Pada dasarnya Institatiations adalah feasibilitas apakah Proses desain dan Produk yang ingin didesain benar-benar dapat direalisasikan. Instantiations dibutuhkan Peneliti untuk: – Menguji apakah Constructs, Model, dan/atau Metode yang dirumuskan benar-benar dapat diimplementasikan? – Memastikan apakah Artifacts benar-benar dapat menunjukkan fungsinya dan menyelesaikan permasalahan yang diinginkan? – Membantu Peneliti memahami dunia praktis sebenarnya, bagaimana artifacts mempengaruhi lingkungan obyek praktis sebenarnya, dan bagaimana target pengguna bersikap dalam pemanfaatan artifacts ?

TAHAPAN-TAHAPAN Penelitian Sains-Desain ( Design Science Research )

apa yang dimaksud dengan research design

Tahapan-tahapan dalam Penelitian Sains-Desain direkomendasikan oleh Peffers et all (2006) dalam bentuk Design Science Research Process (DSRP) model, yakni 6 aktivitas yang berurutan:

  • Latar belakang dan Identifikasi MASALAH ( Problem identification and motivation ): Di tahapan pertama, Peneliti mengidenfikasi permasalahan spesifik yang ingin dipecahkan dan nilai pentingnya solusi dari permasalah tersebut.
  • Perumusan TUJUAN dari sebuah Solusi ( Objectives of a solution ): saat Latar Belakang MASALAH sudah diidentifikasi, maka selanjutnya ditetapkan TUJUAN yang ingin dicapai dari solusi yang akan dibuat. Pernyataan Tujuan ini berupa Solusi yang baru harus lebih baik dari opsi solusi sebelumnya atau Artifact yang baru diharapkan mendukung Solusi Permasalahan yang belum terpecahkan sebelumnya.
  • Perancangan dan Pengembangan Artifacts ( Design & Development ): membuat artifact solusi (dapat dalam bentuk Contruct , Model, Metode, dan/atau Instantiation ), termasuk didalamnya penentuan fungsi-fungsi (features), arsitektur sistem, dan pembuatan artifacts nya sendiri.
  • Unjuk-Kerja ( Demonstration ): Menguji-cobakan artifact yang dibuat dalam menyelesaikan masalah/tidak. Unjuk-kerja ini dapat dalam bentuk Eksperimen, Simulasi, Studi Kasus, atau aktivitas-aktivitas pembuktian lainnya.
  • Mengevaluasi ( Evaluation ): Mengobservasi dan mengukur seberapa efektif artifacts menyelesaikan masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara Tujuan yang ingin dicapai dengan luaran real dari hasil unjuk-kerja/ demonstration . Setelah di tahapan 5 ini Peneliti dapat kembali ke Langkah ke-3 apabila hasil evaluasi belum memuaskan dan melakukan iterasi langkah 3-4-5 hingga diperoleh hasil evaluasi yang memuaskan.
  • Komunikasi ( Communication ): setelah diperoleh hasil evaluasi yang memuaskan, selanjutnya Peneliti dapat mengkomunikasikan Permasalahan, Pentingnya Solusi dari Permasalahan tersebut, Artifacts yang dibuat, Fungsi/Features dan Keterbaruannya, Validitas Desainnya, dan Efektifitas artifacts dalam menyelesaikan masalah kepada Peneliti lain dan Pemangku Kepentingan lainnya. Salah satu bentuk komunikasi adalah Publikasi Ilmiah. Umumnya Publikasi Ilmiah paper penelitian empiris disajikan dalam format: problem definition, literature review, hypothesis development, data collection, analysis, results, discussion, and conclusion .

Langkah awal aktivitas Penelitian Sains-Desain tidak harus dimulai dari Langkah 1 (Identifikasi Masalah), namun dapat juga diawali dari Langkah 2 (Perumusan Tujuan Solusi), Langkah3 (Perancangan & Pengembangan Artifacts), atau Langkah 4 (Unjuk-Kerja). Peneliti yang memulai dari Langkah 1 bisajadi karena hasil dari temuan Masalah atau menindak-lanjuti Future Research sebuah paper. Peneliti yang memulai dari Langkah 2 bisa karena diawali dari Permintaan Clients tentang solusi yang lebih baik dari opsi solusi sebelumnya. Penelitian Sains-Desain dari Langkah 3 bisa karena diinspirasi artifacts serupa untuk permasalahan yang berbeda sehingga Peneliti langsung ingin merancang dan mengembangkan artifacts yang analog untuk permasalahan tertentu (~ metode Prototyping). Penelitian Sains-Desain memulai dari Langkah 4 bisa jadi karena artifacts solusi sudah ada namun belum diuji-coba dan dikaji secara ilmiah.

Panduan suatu Penelitian Sains-Desain ( Design Science Research ) agar dapat benar-benar Efektif (Hevner, 2004):

(1) Produk Artifact : Penelitian Sains-Desain ( Design Science Research ) harus menghasilkan artifacts yang dapat berfungsi dengan benar dalam bentuk construct , amodel, metode, atau instantiation .

(2) Menyelesaikan Masalah : Tujuan dari Penelitian Sains-Desain ( Design Science Research ) adalah mengembangkan solusi berbasis teknologi yang memang benar-benar penting dan berguna bagi penyelesaian masalah organisasi/sistem sosial.

(3) Evaluasi : Utilitas (fungsi), kualitas, dan kemampuan sebuah Artifact produk desain harus dapat diuji-cobakan (didemonstrasikan) secara valid melalui metode evaluasi yang benar.

(4) Kontribusi : Penelitian Sains-Desain yang efektif harus memberikan kontribusi yang jelas dalam bentuk inovasi produk artifact, dasar-dasar desain, dan/atau metode desain.

(5) Metode Valid ( Rigor ): Penelitian Sains-Desain harus dikerjakan dengan metode yang benar-benar valid, baik dalam proses pengembangan artifact maupun metode evaluasinya.

(6) Desain adalah sebuah Proses Pencarian : Pencarian sebuah artifact yang efektif perlu memanfaatkan berbagai alat yang ada untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan sekaligus memenuhi peraturan/ketentuan yang berlaku di lingkungan obyek permasalahan.

(7) Komunikasi Penelitian : Penelitian Sains-Desain harus dapat dipresentasikan secara efektif kepada audiens dari komunitas teknologi maupun manajemen.

METODE EVALUASI DESAIN ARTIFACTs

Produk Artifacts hasil Penelitian Sains-Desain dapat dievaluasi dari berbagai aspek/indikator: – Fungsionalitasnya (functionality) – Kelengkapannya (completeness) – Konsistensinya (consistency) – Keakuratannya (accuracy) – Unjuk-kerjanya (performance) – Kehandalannya (reliability) – Kemudahan Pemakaiannya (usability) – Kecocokan dengan organisasi (fit with the organization) – atribut-atribut kualitas lainnya.

Evaluasi produk Artifact dapat dilakukan dengan beberapa pilihan metode dan harus dipilih yang sesuai, yakni:

1. OBSERVASI a. Studi Kasus (Case Study): mengimplementasikan produk artifact di satu organisasi kemudian mengkajinya secara mendalam. b. Studi Lapangan (Field Study): mengimplementasikan produk artifact di lebih dari satu proyek kemudian mengamatinya.

2. ANALISIS a. Analisis Statis : mengamati aspek kualitas statis dari artifact, misalnya kompleksitasnya b. Analisis Dinamis : mengamati aspek kualitas dinamis dari artifact, misal unjuk kerjanya c. Analisis Arsitektur: mengamati kecocokan artifact di arsitektur Sistem Informasi d. Optimasi

3. EKSPERIMEN a. Eksperimen Terkontrol: menguji-coba artifact dalam lingkungan yang terkontrol seperti lab b. Simulasi : menguji-coba artifact dengan data-data buatan/dummy

4. Pengujian (Testing) a. Black Box : Pengujian Feature/Fungsi Artifact dengan mencoba semua user-interface artifact untuk menemukan kesalahan (hanya berdasarkan masukan dan luaran saja) b. White Box : Pengujian secara terstruktur dari implementasi artifact, misal memeriksa alur kerja (algoritma) artifact sudah benar/tidak.

5. Deskripsi a. Argumentasi Informasi : menggali dan memanfaatkan informasi dari referensi yang ada (misal penelitian sebelumnya) untuk meyakinkan fungsi penting dari artifacts. b. Skenario: membuat berbagai skenario untuk menunjukkan fungsi artifacts.

Kalo kalian mau mengambil referensi dari tulisan ini tolong jangan lupa tulisin sitasinya ya:

Susanto, Tony Dwi (2020, September 13). Metode PENELITIAN SAINS-DESAIN (Design-Science Research) . Notes Tony Dwi Susanto . https://notes.its.ac.id/tonydwisusanto/2020/09/12/metode-penelitian-sains-desain-design-science-research/

Post Disclaimer

Dilarang meng-copy-paste seluruh tulisan. Dipersilahkan apabila mengambil sebagian dari tulisan ini dan demi Etika Akademik mohon mencantumkan Judul Tulisan di Blog ini, Penulis Blog ini, Tahun Tulisan, Tanggal mensitasi, dan alamat tautan di SITASI dan/atau DAFTAR PUSTAKA tulisan anda. Terima Kasih semoga menjadi Ilmu yang Bermanfaat, aamiin.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

IrfanMalikA

IrfanMalikA

Metode penelitian design based research (dbr) lengkap.

apa yang dimaksud dengan research design

Menu Halaman Statis

' src=

Home » Desain-Desain Penelitian Kualitatif

Desain-Desain Penelitian Kualitatif

November 24, 2014 4 min read

Desain Desain Penelitian Kualitatif

Eureka Pendidikan – Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat dinamis yang terjadi di lpangan. Beberapa contoh desain penelitian kualitatif diantaranya: fenomenologi, grounded theory, studi kasus, etnografi dan penelitian tindakan.  

A. Fenomenologi

Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Fenomenologi digunakan sebagai perspektif filosofi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Studi fenomenologi mencoba mencari arti pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan.

Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka, yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

B. Grounded Theory (Teori Dasar)

Penelitian teori dasar ( grounded theory ) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatkan suatu teori. Dengan kata lain, grounded theory merupakan prosedur penelitian kualitatif yang sistematis, dimana peneliti menerangkan konsep, proses, tindakan, atau interaksi suatu topik pada level konseptual yang luas. Penelitian dasar dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, cek dan recek ke lapangan, studi perbandingan antar kategori, hingga verifikasi sampai pada titik jenuh.

Strauss dan Corbin mengemukakan bahwa pendekatan teori dasar adalah suatu metode penelitian kualitatif yang menggunakan prosedur sistematis untuk mengembangkan teori secara induktif yang memperoleh teori dasar. Penelitian ini juga bertujuan membangun teori yang dapat dipercaya dan menjelaskan wilayah di bawah studi.

Tujuan umum dari penelitian dasar ini yaitu secara induktif memperoleh data, diperlakukan untuk pengembangan teoritis, dan diputuskan secara memadai untuk domainnya dengan memerhatikan sejumlah kriteria evaluatif. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti kualitatif yang menggunakan grounded theory, yaitu:

  • Peneliti harus bisa memahami atau memiliki gambaran sifat-sifat realitas empiris
  • Penelitian dimulai dengan suatu pernyataan dasar mengenai empiris lapangan
  • Peneliti menetapkan data yang akan diambil dan teknik/metode     
  • Peneliti harus melakukan eksplorasi
  • Peneliti harus melakukan pemeriksaan di dalam proses inspection     
  • Peneliti harus mampu mengadakan analisis
  • Peneliti harus mampu merekonstruksi penemuan untuk hipotesis baru

Penelitian dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif yang membantu penelitian namun tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau menjadi dinamis. Sewaktu peneliti mulai mengumpulkan data, konsep teoritis inti diidentifikasikan. Ada beberapa strategi analisis kunci yang dikemukakan dalam grounded theory, yaitu sebagai berikut: Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga untuk menguraikan impilkasi dan rincian dari kategori-kategorinya. Memoing (membuat memo) adalah proses mencatat pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan dari peneliti sewaktu hal-hal itu muncul selama studi. Diagram terpadu dan sesi, digunakan untuk menarik seluruh rincian menjadi satu, untuk membantu agar data itu menjadi berarti dengan mengarahkan diri kepada teori yang muncul. Diagram dapat berbentuk grafik, peta konsep, gambar langsung atau kartun sederhana yang menjadi alat untuk mengikhtisarkan.

C. Studi Kasus

Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya. Satu fenomena tersebut dapat berupa seorang pemimpin sekolah atau pimpinan pendidikan, sekelompok siswa, suatu program, suatu proses, satu penerapan kebijakan, atau satu konsep.

Penelitian kualitatif menuntut perencanaan yang matang untuk menentukan tempat, partisipan, dan memulai pengumpulan data. Rencana ini bersifat emergent atau berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dalam temuan di lapangan. Desain yang berubah tersebut bersifat sikuler karena penentuan sampel yang bersifat purposive, pengumpulan data dan analisis data dilakukan secara simultan dan merupakan langkah yang bersifat interaktif bukan terpisah-pisah.

Penelitian kualitatif melakukan penelitian dalam skala kecil, kelompok yang memiliki kekhususan, keunggulan, inovasi, atau juga bisa bermasalah. Kelompok yang diteliti merupakan satuan sosial-budaya yang bersifat alamiah dan saling berinteraksi secara individual ataupun kelompok. Kadang-kadang kelompok yang diteliti adalah sub kelompok yang memiliki kelainan atau perbedaan dengan kelompok besarnya, kelas yang sangat lambat, mata pelajaran yang tidak disukai siswa atau prestasi belajar rendah, kelompok siswa yang memperlihatkan kelainan, dan sebagainya.  

C. Etnografi

Studi mendalam mengenai tingkah laku yang alami yang berikatan dengan kebudayaan atau keseluruhan kelompok sosial. Etnografi mencoba memahami hubungan antara budaya dan tingkah laku dengan budaya dengan keyakinan/ kepercayaan, nilai, konsep, sikap dari sekelompok orang. Etnografi mengungkap apa yang seseorang lakukan dan menjelaskan mengapa mereka melakukan itu.

Etnografer (peneliti etnografi) mendeskripsikan, menganalisis dan mengintepretasikan budaya sepanjang waktu menggunakan observasi dan studi lapangan sebagai strategi pengumpulan data primer. Hasil dari penelitian ini berupa gambaran budaya berdasar sudut pandang subyek penelitian yang sama dengan sudut pandang peneliti. Penelitian etnografi ini pada perkembangannya telah banyak digunakan dalam bidang pendidikan untuk memahami budaya kelas atau budaya sekolah.  

D. Penelitian Tindakan ( Action Research )

Stringer (1996: 15) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai pendekatan kolaboratif untuk menyelidiki, menelaah atau mengkaji dan menemukan sesuatu, yang memungkinkan orang menggunakan tindakan tindakan yang sistematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Klarifikasi definisi yang dikemukakan Stringer dapat kita temukan pada definisi yang dipaparkan oleh Rochman Natawidjaja (1997: 2) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah pengkajian terhadap suatu permasalahan dengan ruang lingkung yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan suatu perilaku seseorang atau sekelompok orang teretentu di lokasi tertentu, disertai dengan penelaahan yang teliti terhadap suatu perlakuan tertentu dan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu trhadap yang sedang diteliti.

Rochman menyatakan bahwa pengkajian dilaksanakan sebagai upaya mengubah, memperbaiki, meningkatkan mutu perilaku atau menghilangkan aspek-aspek negatif dari perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan merupakan pengkajian terhadap permasalahan yang  bersifat praktis, situasional dan kontekstual, sehingga dapat ditetapkan tindakan spesifik yang tepat untuk memecahkan permasalahan secara kolaboratif antara peneliti dan subyek penelitian melalui proses penilaian diri.

Definisi komprehensif tentang penelitian tindakan dipaparkan oleh Carr & Kemmis (dalam Rochman, 1997: 2) sebagai bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan termasuk di dalamnya guru, siswa atau kepala sekolah dalam suatu siyuasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktik-praktik sosial (kependidikan) yang mereka lakukan sendiri, pemahaman tentang praktik serta situasi kelembagaan tempat praktik dilaksanakan. Dengan kata penelitian tindakan merupakan upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan praktis yang dihadapi di lapangan.

Proses penelaahan dalam penelitian tindakan berada dalam seting nilai sosial dengan karakteristik demokratis dalam arti memungkinkan semua orang berpartisipasi dalam penelitian, wajar atau pantas dalam arti menghargai individu secara wajar, kebebasan dalam arti mengembangkan kemerdekaan atau kebebasan dari berbagai kondisi yang menekan dan meningkatkan kehidupan dalam arti memungkinkan individu untuk mengekspresikan potensi secara penuh. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka, dapat dipahami bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian yang mengujikan tindakan pada sebuah dinamika sosial (seperti: pendidikan) untuk meningkatkan potensi dari dinamika tersebut atau mengurangi hal negatif dari dinamika tersebut.

Sumber Pustaka

' src=

  • #Kualitatif

Hakikat Penelitian Kualitatif

' src=

Teknik Penilaian Non-Tes

Cara membuat abstrak yang baik, leave a reply cancel reply.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

apa yang dimaksud dengan research design

Metode Quasi Eksperimen : Pengertian, Jenis dan Langkahnya

Metode Quasi Eksperimen adalah salah satu metode penelitian yang biasa digunakan untuk tugas akhir mahasiswa atau skripsi. Tentunya dalam menyusun sebuah skripsi, mahasiswa harus menentukan terlebih dahulu metode penelitian apa yang ingin ia gunakan.

Ada beberapa metode penelitian yang bisa digunakan oleh peneliti, salah satunya Metode Eksperimen. Metode eksperimen ada tiga jenisnya, yaitu metode pre eksperimen, metode true eksperimen dan quasi eksperimen. Namun pada artikel ini kita akan membahas tentang Quasi Eksperimen.

Baca Juga: Penelitian Kuantitatif (Pengertian, Karakteristik, dan Penggunaannya)

apa yang dimaksud dengan research design

  • 0.1 Pengertian Metode Quasi Eksperimen
  • 0.2.1 The Times Series Experiment
  • 0.2.2 The non-equivalent grup design
  • 0.2.3 The Equivalent Time Serier Samples Design
  • 0.3 Ciri-ciri metode penelitian quasi eksperimen
  • 0.4.1 1. Penyusunan proposal atau naskah penelitian
  • 0.4.2 2. Pelaksanaan penelitian
  • 0.4.3 3. Pengolahan data hasil penelitian
  • 0.5 Penutup
  • 1 Pertanyaan Yang Sering ditanyakan(QNA)

Pengertian Metode Quasi Eksperimen

Metode quasi eksperimen berbeda dengan metode pre eksperimen dan true eksperimen. Pada metode quasi peneliti harus memberikan perlakukan dan meneliti perubahan dari perlakukan yang sudah diberikan.

Namun sampel yang digunakan tidak menggunakan secara acak dan peneliti tak bisa memanipulasi subjek. Dalam penelitian ini, harus ada kelompok eksperimen dan kontrol yang ditetapkan dengan menggunakan kelompok acak.

Penelitian Quasi Eksperimen bertujuan untuk mencari tau antar variabel yang melibatkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka dari itu, quasi eksperimen bisa digunakan untuk penelitian yang ingin menyelidiki hubungan antar variabel dan mengklarifikasi penyebab hubungan tersebut.

Metode Quasi Eksperimen

Baca juga :

  • Tips menggunakan metode Propensity Score Matching
  • Asumsi dimensiality pada Propensity Score Macthing
  • Apa itu metode difference indifferent?

Desain Metode Penelitian Quasi Eksperimen

The times series experiment.

Pada desain quasi eksperimen ini peneliti melakukan beberapa kali observasi kepada subjek yang akan diteliti sebelum melakukan perlakuan kepada subjek berupa pre test.

Pemberian pre test ini bertujuan untuk mengetahui kesetabilan kelompok. Jika kelompok sudah stabil baru bisa melakukan perlakukan kepada subjek. Pada metode Times Series Eksperimen, hanya ada kelompok eksperimen tanpa adanya kelompok kontrol.

The non-equivalent grup design

Berbeda dengan desain sebelumnya, desain The non-equivalent grup design mengharuskan adanya kelompok eksperimen dan kontrol. Hal ini karena penentuan hasil hipotesa berdasarkan hasil pengamatan kedua kelompok ini.

Kendati demikian penentuan kelompok eksperimen dan kontrol tidaklah acak. Kedua kelompok ini nantinya akan diuji menggunakan instrumen yang sama dan menganalisis perlakukan mana yang lebih optimal. Apakah pada kelas eksperimen lebih baik atau bahkan sebaliknya.

The Equivalent Time Serier Samples Design

Tak jauh berbeda dengan The Times Series Experiment, penelitian ini sama menggunakan satu kelas eksperimen. Namun yang membedakannya adalah pengulangan perlakukan yang lebih banyak dan harus diselingi dengan jeda waktu saat tak diberikan perlakukan.

Baca Juga: Penelitian Kualitatif (Pengertian, Karakteristik, dan Penggunaan)

Ciri-ciri metode penelitian quasi eksperimen

Quasi eksperimen memang terlihat mirip dengan metode pre eksperimen. Namun ada ciri-ciri yang mencolok yang jadi perbedaan Quasi dengan metode eksperimen lainnya. Apa saja? yuk simak ciri-ciri metode Quasi berikut

  • Pemlihan kelompok yang menjadi subjek penelitian tidak bisa secara acak
  • Bisa menguji subjek penelitian dengan beberapa kondisi dan metode
  • Menggunakan beberapa metode yang nantinya akan dibandingkan hasilnya

Langkah melakukan penelitian quasi eksperimen

Untuk melakukan penelitian menggunakan quasi eksperimen, peneliti harus mengikuti beberapa langkah untuk menyelsaikannya. Kendati demikian, langkah ini tak jauh berbeda dengan jenis penelitian menggunakan metode lainnya. Namun langkah pengerjaannya sesuai dengan kaidah dari metode quasi itu sendiri.

1. Penyusunan proposal atau naskah penelitian

Sebelum melakukan penelitian tentu saja peneliti harus membuat proposal atau naskah penelitian. Langkah ini bertujuan untuk mencari kajian ilmiah, pembuatan instrumen dan analisis pengolahan data.

Biasanya seorang mahasiwa harus menyusun proposal penelitian sebelum melakukan penelitian dalam bentuk skripsi.

2. Pelaksanaan penelitian

Setelah menyusun proposal atau naskah penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian menggunakan metode quasi. Pada langkah ini, peneliti harus melakukan pretest atau obsevasi dan melakukan post test untuk memberikan perlakukan kepada subjek.

3. Pengolahan data hasil penelitian

Setelah penelitian dilakukan, langkah selanjutnya adalah menolah data dari metode quasi. Pada quasi eksperimen umumnya menggunakan metode kuantitatif, jadi analisis data menggunakan pendekatan statistika.

Demikian penjelasan tentang penelitian kualitatif. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuanmu tentang salah satu jenis penelitian.

Artikel lainnya terkait penelitian, statistik, dan tutorial bisa kamu akses di  blog sekolah stata .

Pertanyaan Yang Sering ditanyakan(QNA)

Q: Apa itu metode quasi eksperimen? A: Metode quasi eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis atau mengevaluasi efek suatu variabel independen pada variabel dependen dengan memperhatikan keterbatasan kontrol terhadap variabel-variabel tersebut.

Q: Apa saja jenis-jenis metode quasi eksperimen? A: Ada tiga jenis metode quasi eksperimen, yaitu:

  • One-Group Pretest-Posttest Design
  • Nonequivalent Control Group Design
  • Time Series Design

Q: Apa yang dimaksud dengan One-Group Pretest-Posttest Design? A: One-Group Pretest-Posttest Design adalah jenis metode quasi eksperimen di mana hanya terdapat satu kelompok penelitian yang diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Namun, metode ini memiliki keterbatasan dalam mengidentifikasi efek perlakuan secara akurat.

Q: Apa itu Nonequivalent Control Group Design? A: Nonequivalent Control Group Design adalah jenis metode quasi eksperimen yang melibatkan dua kelompok penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Namun, kelompok-kelompok tersebut tidak dibentuk secara acak, sehingga tidak ada jaminan bahwa kelompok tersebut setara sebelum perlakuan.

Q: Bagaimana langkah-langkah dalam metode quasi eksperimen? A: Langkah-langkah dalam metode quasi eksperimen meliputi:

  • Menentukan Tujuan Penelitian
  • Memilih Desain Penelitian yang sesuai
  • Mengumpulkan Data dari kelompok-kelompok penelitian yang terlibat
  • Tips Menggunakan Metode Quasi eksperimen
  • Kelas Quasi-Eksperimen
  • Komunitas Riset Dan Inovasi

apa yang dimaksud dengan research design

Copyright Sekolah Stata ©2020

PT. Teknodata Inovasi Indonesia

Made With ♡  by Octaseed Digital

Logo Deepublish

  • Profil Usaha
  • Daftar Menerbitkan Buku
  • Kirim Naskah
  • Cek Progess Buku
  • Cek Royalti Buku
  • Kerjasama Net Promoter
  • Jasa Parafrase
  • Jasa Pengurusan HAKI
  • Konsultasi Menulis
  • Kerjasama Workshop
  • Program Reseller
  • Promo Khusus Penulis Deepublish
  • Dasar Menulis
  • Cara Menerbitkan Buku
  • Memasarkan Buku
  • Teknik Menulis
  • Writing Advice
  • Writing Tools
  • (NEW 2024) Kunci Sukses Publikasi
  • (NEW 2024) Menulis dengan Etika untuk Hindari Plagiarisme
  • (PREMIUM) Cara Praktis Menulis Buku
  • (NEW) Sukses Menulis Buku Referensi
  • (NEW) Panduan Ringkas Menulis Buku Monograf
  • Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
  • Rahasia Menulis Buku Ajar
  • Self Publishing
  • Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme

logo deepublish

Home » Penelitian Eksperimen: Tujuan, Jenis, Langkah, Contoh

Penelitian Eksperimen: Tujuan, Jenis, Langkah, Contoh

  • April 4, 2023

penelitian eksperimen

Penelitian eksperimen merupakan sebuah penelitian yang dilakukan untuk mencari akibat dari sesuatu yang dilakukan secara sengaja oleh para peneliti. 

Apa itu penelitian eksperimen? Penelitian eksperimen disebut juga percobaan yang berasal dari bahasa Latin “ex-periri” yang berarti menguji coba. Penelitian eksperimen adalah suatu tindakan dan pengamatan yang dilakukan untuk mengecek hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.

Dalam penelitian eksperimen ini, penyebab dari semua gejala akan diuji untuk mengetahui sebab atau variabel bebas itu akan mempengaruhi akibat atau variabel terikat.

Penelitian eksperimen ini biasanya digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan mengolah, menganalisis dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis guna mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Mau menulis buku ajar tapi takut salah? Jadikan panduan ini pedoman dan Anda bisa mulai menulis buku ajar sekarang dengan benar! EBOOK GRATIS! : Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)

Sedangkan, penelitian eksperimen adalah sebuah percobaan yang bersistem dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya.

Jadi, bisa dikatakan bahwa eksperimen termasuk salah satu metode penelitian. Dalam melaksanakan penelitian eksperimen, Anda perlu perlu memahami semua hal yang berkaitan dengan setiap komponen eksperimen, baik komponen yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakikat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen hingga bentuk desain penelitian eksperimen.

Pengertian Penelitian Eksperimen Menurut Para Ahli

Para ahli pun memiliki pandangan masing-masing terkait pengertian penelitian eksperimen, antara lain:

1. Arboleda

Menurut Arboleda, penelitian eksperimen adalah penelitian yang mana para peneliti sengaja melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara supaya bisa mempengaruhi variabel tersebut.

2. Kerlinger

Menurut Kerlinger, penelitian eksperimen adalah penelitian yang mana peneliti melakukan manipulasi dan kontrol terhadap satu atau lebih variabel bebas, sekaligus melakukan pengamatan terhadap variabel-variabel lain yang terikat untuk menemukan variasi yang muncul karena adanya manipulasi tersebut.

3. Gay (1981)

Gay berpendapat bahwa penelitian eksperimental adalah metode penelitian eksperimental yang merupakan satu-satunya metode penelitian untuk menguji hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat) secara benar. Dalam studi eksperimental, peneliti hanya melakukan sedikit memanipulasi, yakni minimal satu variabel.

4. Wiersma (1991:99)

Menurut Wiersma, penelitian eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang menggunakan sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental. Peneliti juga sengaja akan melakukan manipulasi pada variabel tersebut.

5. Davis (2004)

Menurut Davis, penelitian eksperimental adalah penelitian yang didasarkan pada asumsi bahwa hukum-hukum kausal berlaku dalam dunia kerja. Hukum-hukum kausal inilah esensialnya adalah linear, meskipun bersifat komplikasi dan interaktif.

  • Instrumen Penelitian: Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap
  • 11 Jenis Laporan Penelitian yang Baik dan Benar 
  • Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda Ketahui 
  • Kesulitan Menentukan Topik Penelitian ? Temukan Jawabannya Disini!

Tujuan Penelitian Eksperimen

Secara umum, tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menemukan atau mengetahui pengaruh dari suatu tindakan terhadap kelompok tertentu. Kemudian, hasilnya dibandingkan dengan kelompok lain yang mendapatkan tindakan berbeda.

Karena itu, tujuan penelitian eksperimen biasanya dilakukan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dari suatu variabel atau antar variabel. Penelitian inilah yang akan mengukur pengaruh suatu tindakan atau perlakuan terhadap sebuah variabel.

Contohnya, penelitian eksperimen di bidang pendidikan yang bertujuan menilai atau membuktikan pengaruh pembelajaran dengan metode problem solving terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada sekelompok pelajar atau menguji hipotesis tentang ada dan tidaknya pengaruh suatu tindakan itu dibandingkan metode konvensional. 

Suatu tindakan atau perlakuan dalam penelitian eksperimen ini biasanya disebut dengan treatment. Hal ini bisa diartikan sebagai semua tindakan, variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai atau ditemukan pengaruhnya.

Dalam hal ini, penilaian tidak terbatas terletak pada mengukur atau melakukan deskripsi dari tindakan atau treatment yang diuji coba. Selain itu, penelitian ini juga ingin menguji seberapa besar tingkat signifikansinya pengaruh dari tindakan itu dibandingkan dengan kelompok lain yang diberikan tindakan berbeda.

Variabel dalam Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen memiliki beberapa variabel, yakni variabel terikat, bebas dan perancu. Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor tindakan atau tindakan yang diperkirakan bisa mempengaruhi hasil eksperimen. 

Dalam hal ini, variabel terikat merupakan variabel yang diberi perlakuan atau tindakan sebagai subjek penelitian. Variabel bebas adalah variabel terikat yang diberikan tindakan atau perlakuan yang dimanipulasi. Sedangkan, variabel perancu adalah faktor lain yang bisa mempengaruhi eksperimen dan berkontribusi pada perubahan yang ada, 

Adapun dua jenis variabel dalam penelitian eksperimen, yakni variabel eksperimental dan variabel non-eksperimental.

1. Variabel eksperimental

Variabel eksperimental adalah variabel yang berkaitan secara langsung dan diberikan tindakan tertentu untuk mengetahui suatu keadaan atau sebab-akibat dari eksperimen tersebut.

Jadi, variabel eksperimental adalah suatu kondisi yang hendak diteliti pengaruhnya terhadap suatu tindakan. Karena itu, penelitian eksperimen ini biasanya membagi variabel menjadi dua kelompok untuk mendapatkan tindakan berbeda guna mengetahui pengaruhnya. Kedua kelompok dari variabel eksperimental ini, meliputi kelompok eksperimental dan kelompok kontrol yang diberikan eksperimen berbeda atau bervariasi.

2. Variabel non-eksperimental

Variabel non-eksperimental merupakan variabel yang tidak sengaja mendapatkan suatu tindakan tertentu, tetapi bisa mempengaruhi hasil eksperimen.

Sebagian variabel non-eksperimental ini biasanya masih bisa dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis variabel ini biasanya disebut variabel kontrol.

Tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimental yang ada di luar eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut variabel ekstrane atau extraneous variable.

Dalam setiap eksperimen, hasil berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol disebabkan oleh variabel eksperimental dan variabel ekstrane. Karena itu, setiap peneliti yang akan melakukan penelitian eksperimen harus memprediksi Munculnya variabel pengganggu ini.

  • Pengertian Observasi dan Jenis-Jenisnya(Lengkap)
  • 10 Contoh Karya Ilmiah yang Baik dan Benar 
  • Contoh Variabel Kontrol Lengkap Dengan Pengertian dan Ciri-Cirinya
  • Contoh Variabel Terkait yang Baik dan Benar  

Metode Penelitian Eksperimen

Metodologi adalah ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu. Hal ini dilakukan untuk menemukan kebenaran, tergantung dari realistis yang sedang dikaji.

Metodologi tersusun dari cara-cara yang terstruktur untuk memperoleh ilmu. Metode penelitian eksperien terbagi menjadi dua jenis, yaitu metode penelitian eksperimen dengan dan tanpa kelompok pembanding.

1. Metode penelitian eksperimen dengan kelompok pembanding

Metode penelitian eksperimen ini melibatkan kelompok pembanding atau kelompok kontrol untuk mendapatkan hasilnya. Pada metode eksperimen dengan kelompok pembanding ini, ada dua variabel yang diteliti dan diberikan perlakuan berbeda. Setelah mendapatkan perlakuan berbeda, peneliti harus melakukan penelitian terhadap hasil yang diperoleh dari dua eksperimen berbeda.

2. Metode penelitian eksperimen tanpa kelompok pembanding

Metode penelitian eksperimen ini tidak melibatkan kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Dalam metode penelitian eksperimen ini, peneliti hanya menggunakan satu variabel yang diberikan suatu tindakan atau perlakuan. Karena penelitian ini tidak melibatkan kelompok pembanding, maka metode penelitian ini lebih bias.

Karakteristik dari Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen memiliki 4 faktor utama, yakni hipotesis, variabel independen, variabel dependen, dan subjek. Hipotesis dalam penelitian eksperimen ini diperoleh melalui kesimpulan pertama atau praduga peneliti sebelum melakukan penelitian eksperimen.

Selain variabel penelitian eksperimen yang terbagi menjadi dua jenis, penelitian eksperimen ini juga memiliki 3 karakteristik khusus. Tiga karakteristik penelitian eksperimen ini termasuk variabel yang dimanipulasi, variabel yang dikontrol dan variabel yang diobservasi langsung oleh peneliti.

1. Variabel bebas yang dimanipulasi

Penelitian eksperimen memiliki karakteristik variabel bebas yang dimanipulasi ini maksudnya penelitian menggunakan tindakan yang dimanipulasi terhadap suatu variabel. Peneliti melakukan tindakan itu berdasarkan pertimbangan ilmiah, sehingga harus bisa dipertanggungjawabkan.

2. Variabel lain yang dikontrol

Penelitian eksperimen juga memiliki karakteristik berupa variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar konstan. Maksudnya, peneliti harus melakukan kontrol supaya bisa memindahkan pengaruh variabel lain yang kemungkinan bisa mempengaruhi variabel terikat.

3. Observasi langsung oleh peneliti

Karakteristik penelitian eksperimen lainnya adalah observasi langsung oleh peneliti. Maksudnya, peneliti bisa melakukan observasi langsung dengan melihat dan mencatat hal-hal yang terjadi serta menimbulkan perbedaan hasil eksperimen di antara variabel penelitian.

Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen

Metode penelitian eksperimen memiliki beberapa desain yang bisa digunakan untuk penelitian dalam skripsi, tesis, disertasi atau lainnya. Jenis-jenis penelitian eksperimen dibagi menjadi 4, yaitu pre-eksperimental design, true eksperimental design, factorial design, dan quasi eksperimental design. Berikut penjelasannya.

1. Pre-experimental design

Pre-eksperimental design (non-design) adalah desain metode penelitian yang belum maksimal. Desain metode penelitian eksperimen ini belum maksimal karena masih ada variabel luar yang bisa mempengaruhi atas terbentuknya variabel dependen.

Desain metode penelitian eksperimen ini disebut Pre Experimental Design, karena desain ini belum termasuk eksperimen sesungguhnya. Selain itu, desain metode penelitian eksperimen ini juga masih ada variabel luar yang turut berpengaruh atas terbentuknya variabel dependen.

Jadi, eksperimen yang menjadi variabel dependen itu tidak semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Eksperimen ini juga bisa terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada beberapa macam bentuk pre-eksperimental design, yakni One-Shot Case Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison.

2. True experimental design

Penelitian true eksperimen atau true experimental design adalah desain metode penelitian eksperimen yang membuat peneliti bisa mengontrol semua varian luar yang mempengaruhi penelitian.

Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti bisa mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi proses eksperimen. Sehingga, kualitas dari proses penelitian eksperimen atau validitas internal bisa lebih tinggi.

Ciri utama true experimental design adalah sampel yang dipakai untuk kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol diambil secara acak dari populasi tertentu. 

Jadi, true experimental design adalah desain metode penelitian karena adanya kelompok kontrol dan sampel penelitian yang dipilih secara acak. Adapun dua bentuk true experimental design, yakni Posttest Only Control Design dan Pretest Group Design.

3. Factorial design

Factorial design adalah desain metode penelitian eksperimen yang merupakan hasil modifikasi dari desain sebelumnya, yakni true experimental design yang mengamati adanya kemungkinan variabel moderator.

Modifikasi desain metode penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengamati kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi variabel independen (perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil).

4. Quasi experimental design

Quasi eksperimental design juga desain metode penelitian eksperimen yang dikembangkan dari true experimental design. Tetapi, desain metode penelitian ini cenderung lebih sulit.

Desain metode penelitian eksperimen ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi penuh untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen atau percobaan.

Meski begitu, desain metode penelitian ini lebih baik dari pre-experimental design. Peneliti bisa menggunakan quasi experimental design ketika pelaksanaan penelitiannya sulit memperoleh kelompok kontrol yang bisa dilibatkan dalam penelitian eksperimen.

Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, biasanya melibatkan sebagian karyawan untuk eksperimen dan sebagian lainnya tidak dilibatkan. Karena itu, desain metode penelitian ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam eksperimen. Adapun dua bentuk quasi experimental design, yakni yaitu Times-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design.

Langkah-Langkah Metode Penelitian Eksperimen

Sebenarnya, langkah-langkah penelitian eksperimen tergantung pada desain atau jenis eksperimennya karena setiap jenis eksperimen dan desain metode penelitian memiliki langkah-langkah yang berbeda.

Tapi umumnya, langkah-langkah penelitian eksperimen ini mirip dengan jenis penelitian lainnya. Langkah-langkah penelitian eksperimen ini biasanya meliputi beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengelolaan dan analitis. Berikut penjelasannya!

Langkah-langkah penelitian eksperimen ada 3, yaitu

Tahap persiapan sebagai langkah awal penelitian eksperimen ini mencakup perancangan eksperimen, mulai dari desain metode penelitian yang akan digunakan, variabel, tata cara dan lainnya. Selain itu, tahap persiapan ini juga menentukan studi pustaka dan pembuatan instrumen penelitian.

Tahap pelaksanaan penelitian sebagai langkah kedua penelitian eksperimen ini setidaknya terbagi menjadi dua, yakni pretest dan prost-test. Pretest merupakan tahapan untuk melakukan suatu hal tanpa diberi perlakuan atau studi kontrol. Sedangkan, post-test merupakan tahapan untuk melakukan sesuatu hal dengan diberi perlakuan sesuai dengan rancangan eksperimen.

Tahap pengolahan analisis data dalam penelitian eksperimen ini merupakan langkah menginterpretasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan. Awalnya, data penelitian eksperimen ini terlebih dahulu disajikan melalui tabel atau chart. Kemudian, peneliti mengolah dan menganalisis data dari penelitian eksperimen dengan mengaplikasikan teknik pengolahan data yang akan digunakan, seperti penggunaan rumus statistik untuk menentukan pengaruh dan lainnya.

Contoh Penelitian Eksperimen

Contoh penelitian eksperimen yang menggunakan dua variabel dan tanpa variabel pembanding sebagai berikut.

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan

Subjek penelitian: 20 orang karyawan

Penulis: Devi Risma

Link: https://educhild.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSBE/article/view/1628  

2. Pengaruh Pemberian Hukuman Terhadap Disiplin Siswa Dalam Belajar

Penulis: Minal Ardi

Subjek penelitian: Siswa Kelas VIII Sekolah Menang Pertama Negeri 1 Nanga Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang

Link: http://repository.polnep.ac.id/xmlui/handle/123456789/359  

3. Pengaruh Pendekatan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Belajar Siswa

Penulis: Sri Ismaya Nurbaiti

Subjek penelitian: Siswa Kelas V SDN Sindang Jati dan SDN Bongkok Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang

Link: http://repository.upi.edu/20730/  

4. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Pada Materi Daur Air

Penulis: Rani Nopia

Subjek penelitian: Siswa Kelas V di SDN Pasanggrahan II dan SDN Pasanggrahan III di Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang

Link: http://repository.upi.edu/20714/  

5. Efektivitas Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Biologi

Penulis: Edy Chandra

Subjek penelitian: hasil skripsi dari program studi Tadris IPA-Biologi yang melibatkan media pembelajaran dalam pembelajaran biologi

Link: https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/51673700/79-287-1-PB-with-cover-page-v2.pdf?Expires=1637374572&Signature=hNe2ni4g49TyaEEpaAOiXVNqobVbnBU2FHrqPOJZz3y2rzvXoBrETUTPqwEiO8rMFBp0roUDrlr-OP5i1j2I~F8mXynkyFGnGMhruCBG63-UJ030AXQt4Vj4qYALkYybiFVL6OTa2D7a-4Cy-tOtUZZl-KJjfLJwX6EUk9EUBg3aD6O9S0X7FXXpR3AMIquBczioR8XSl~fn07d3MylVX~nGI-KmP3rSX1jlERckYquytd~ygSW6p0JV4D959YUQSJO7~iohT3Q1ulN4V6XjDJuVtC4xiRxTYotX5FBYSrkPaShK3-HuMj~ZEHqPCshUgPMwxjawVjrY2AZIgBb-KA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA  

6. Penggunaan Media Adobe Flash Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengingat Huruf Hijaiyah Pada Anak Tunarungu

Penulis: Lia Apriliani

Subjek penelitian: Siswa kelas 4 SLB Negeri Cicendo, Kota Bandung

Link: http://repository.upi.edu/143/  

7. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Tari Bambu Pada Pembelajaran Berbicara

Penulis: Leni Pujiastuti

Subjek penelitian: Siswa Kelas VII SMP Yas Bandung

Link: http://repository.upi.edu/1568/  

8. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi

Penulis: Vicky Taniady

Subjek penelitian: Siswa Kelas X SMA Labschool UPI Bandung

Link: http://repository.upi.edu/23360/  

9. Kajian Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa) dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Berenang

Penulis: Budi Ekanto

Subjek penelitian: Mencit jantan remaja

Link: https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki/article/view/2032  

10. Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi

Penulis: Margani Pinasti

Subjek penelitian: Pengusaha kecil di wilayah Provinsi Jawa Tengah

Link: http://arikamayanti.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/Pinasti_SIA.pdf  

Artikel Terkait:

  • Jenis-Jenis Penelitian Lengkap dengan Contoh dan Penjelasannya
  • Instrumen Penelitian:Pengertian,Jenis-Jenis,dan Contoh Lengkap
  • Jenis Angket Penelitian yang Wajib Diketahui  
  • Desain Penelitian: Pengertian,Jenis,dan Contoh Lengkap

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja layanan parafrase konversi.

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

  • karya ilmiah

Picture of Salmaa

6 tanggapan untuk “Penelitian Eksperimen: Tujuan, Jenis, Langkah, Contoh”

informasi yang sangat membantu .

informasi yang sangat membantu sekali .

Terima kasih atas informasinya, sangat membantu

alkamdulillah dapat ilmu lagi…makasih artikelnya..

makasih infonya bang, izin share

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

apa yang dimaksud dengan research design

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

  • Menerbitkan Buku
  • Pengadaan Buku
  • Reseller Buku
  • Mitra Net Promoter

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected] E2 Marketing : [email protected]

daftar menerbitkan buku di penerbit deepublish

Glosarium Online

  • Peraturan dan Kebijakan
  • Update Terbaru
  • Daily Update 2024
  • Download E-book

research design

Apa itu research design? merujuk pada istilah yang memiliki makna dan signifikansi tertentu. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai istilah ini, silakan merujuk pada tabel di bawah ini. Tabel tersebut menyediakan penjelasan sederhana mengenai arti, makna, dan maksud dari research design. Artinya disusun berdasarkan subjek.

Pengertian research design adalah:

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan merinci mengenai istilah/kata research design, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber terpercaya seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), serta Google Scholar untuk literatur akademis yang memiliki kredibilitas tinggi.

Wikipedia juga dapat menjadi referensi yang informatif untuk umum, sementara Kamus Dewan dapat memberikan perspektif linguistik yang lebih mendalam dalam bahasa Malaysia. Dengan menggabungkan sumber-sumber ini, Anda dapat memperluas pemahaman Anda mengenai research design secara menyeluruh.

Cek Wikipedia dan Wiktionary? Telusuri

Cek Google scholar:

semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “research design” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber.

Cari Dengan Google

Mengenai glosarium.org online.

Glosarium.org versi April 2019

✰ Glosarium.org adalah website belajar online. tentang  Glosarium  kamus kosa kata bebas yang dimuat dari banyak sumber dan referensi di internet. ✰ Berdasarkan kategori  bidang khusus dan mata pelajaran . ✰ Referensi rata-rata minimal 2 bidang/mata pelajaran per kata. ✰ Lengkap lebih dari  200+  bidang dan mata pelajaran ada di Glosarium.org ✰  Tanpa website mirror/kloningan ampas ✰  AMP , akses glosarium.org lewat Google Search mobile  lebih cepat. ✰ Glosarium.ORG jadi blog :v . istilah seputar Travel, Fashion, Komputer, dan Bisnis bakal di-Update.

Batasan pada situs ini: Situs ini hanya membahas pengertian dari suatu kata secara umum, terkadang disertai dengan contoh yang sederhana. Situs ini layaknya kamus bahasa yang terfokus pada sebuah subjek/konteks yang memiliki batasan dalam penjelasannya. Situs ini tidak membahas lebih lanjut mengenai hal teknis seperti rumus, formula, cara/metode, dan tahapan-tahapan tertentu yang lebih detail. (kecuali jika adanya feedback dan request)

Pemberitahuan : Sebagian artikel di website ini dikembangkan dengan bantuan AI (artificial intelligence) dengan editing dan penilaian kualitas secara manual, serta pemberian referensi terkait. Terimakasih.

Glosarium.org merekomendasikan rujukan resmi sebagai berikut ini untuk keperluan akademisi:

  • https://kbbi.kemdikbud.go.id/
  • https://pasti.kemdikbud.go.id/
  • https://prpm.dbp.gov.my/
  • https://scholar.google.com/

Hubungi atau Jadi Fans

Blog MySkill

Si Paling Belajar

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill

Mengenal Lebih Dekat: Accounts Receivable dalam Dunia Sales

Dalam dunia penjualan, istilah “Accounts Receivable” sering kali menjadi topik yang penting untuk dipahami. Tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Accounts Receivable? Dan mengapa penting bagi perusahaan?

Mau jadi Sales atau Business Development? Baca panduan lengkap Sales & Business Development berikut.

Apa itu Accounts Receivable?

Secara sederhana, Accounts Receivable merujuk pada jumlah uang yang belum dibayar oleh pelanggan kepada perusahaan atas barang atau jasa yang telah dibeli. Dengan kata lain, ini adalah uang yang seharusnya diterima oleh perusahaan dari penjualan tetapi belum diterima secara fisik.

Ketika perusahaan menjual produk atau jasa kepada pelanggan, mereka memberikan tagihan kepada pelanggan tersebut. Tagihan ini mencatat jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan dan batas waktu pembayaran. Setelah pelanggan membayar tagihan ini, jumlah tersebut tidak lagi termasuk dalam Accounts Receivable, tetapi menjadi bagian dari pendapatan perusahaan.

Tertarik jadi Graphic Designer? Baca Graphic Designer di sini.

Mengapa Accounts Receivable Penting?

Accounts Receivable merupakan aset perusahaan yang signifikan. Ini adalah uang yang diharapkan akan segera diterima oleh perusahaan, yang pada gilirannya akan digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari, investasi, atau pengembangan bisnis lainnya. Oleh karena itu, manajemen yang efektif dari Accounts Receivable sangat penting untuk kesehatan keuangan perusahaan.

Selain itu, pengelolaan yang baik terhadap Accounts Receivable dapat membantu perusahaan mengoptimalkan arus kas. Dengan memantau dan mengumpulkan pembayaran tepat waktu, perusahaan dapat memastikan kecukupan modal kerja untuk menjalankan operasinya tanpa hambatan.

Bagaimana Mengelola Accounts Receivable dengan Efektif?

Untuk mengelola Accounts Receivable dengan efektif, perusahaan dapat mengimplementasikan beberapa strategi berikut:

1. Penetapan Kebijakan Pembayaran yang Jelas

Perusahaan perlu memiliki kebijakan pembayaran yang jelas, termasuk batas waktu pembayaran, metode pembayaran yang diterima, dan konsekuensi dari keterlambatan pembayaran. Kebijakan ini harus disosialisasikan kepada pelanggan secara transparan.

2. Monitoring Tagihan secara Rutin

Pantau tagihan yang belum dibayar secara rutin. Identifikasi pelanggan yang belum membayar tepat waktu dan ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengingatkan mereka akan kewajiban pembayaran mereka.

3. Otomatisasi Proses Pembayaran

Pertimbangkan untuk mengotomatisasi proses pembayaran dengan menggunakan sistem pembayaran online atau layanan pembayaran yang terintegrasi dengan sistem akuntansi perusahaan. Ini dapat mempercepat proses pembayaran dan mengurangi risiko keterlambatan pembayaran.

4. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Pastikan karyawan yang bertanggung jawab atas manajemen Accounts Receivable memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Berikan pelatihan secara teratur untuk memperbarui pengetahuan mereka tentang praktik terbaik dalam pengelolaan Accounts Receivable.

5. Analisis dan Peningkatan Proses

Lakukan analisis terhadap proses pengelolaan Accounts Receivable secara berkala. Identifikasi area-area di mana efisiensi dapat ditingkatkan atau risiko dapat dikurangi, dan terapkan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja.

Mau jadi Akuntan, Pajak atau Auditor? Baca panduan lengkap Akuntansi, Pajak dan Audit di sini.

Accounts Receivable merupakan aspek penting dalam manajemen keuangan perusahaan, terutama dalam konteks penjualan. Dengan memahami konsep ini dan menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaannya, perusahaan dapat memastikan arus kas yang lancar dan kesehatan keuangan yang optimal. Jangan pernah remehkan pentingnya manajemen yang efektif terhadap Accounts Receivable dalam memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis Anda.

Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill

MySkill

Dibuat oleh tim MySkill, startup pengembangan skill dan karir terbesar di Indonesia. MySkill juga mendapatkan penghargaan dari LinkedIn sebagai Top Startup Indonesia pada 2022 dan 2023 . Beberapa sumber referensi tulisan di blog MySkill seperti: Kompas , IDN Times, Forbes , Indeed , Semrush , Hubspot , AIHR , Nielsen Norman Group , Xero , Atlassian , Canva , W3 , Grammarly dan sebagainya.

COMMENTS

  1. Desain Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh

    c. True Experimental Research Design. Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau menolak hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.

  2. Desain Penelitian: Pengertian, Jenis-jenis, dan Contohnya

    Desain ini sering digunakan dalam riset sosial dan kesehatan. Desain kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, atau studi kasus untuk mengumpulkan data tentang persepsi, sikap, atau perilaku seseorang atau kelompok. Desain kualitatif biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam tentang subjek penelitian.

  3. Desain Penelitian (Research Design) » maglearning.id

    Desain penelitian lebih cenderung sebagai kerangka kerja untuk pengumpulan dan analisis data. Pilihan research design mencerminkan keputusan tentang prioritas yang diberikan kepada berbagai dimensi proses penelitian. Hal ini termasuk kepentingan yang terkait dengan: Memiliki dimensi waktu (yaitu, dari waktu ke waktu) apresiasi fenomena sosial ...

  4. Desain Penelitian: Pengertian, Fungsi, Klasifikasi, dan Bentuknya

    2. Desain Penelitian Cross-Sectional. Desain penelitian ini sering juga dikenal dengan studi one-shot atau studi kasus, yang rata-rata digunakan dalam penelitian di bidang sosial. Desain penelitian Cross-Sectional ini bertujuan untuk menemukan suatu kejadian atas adanya fenomena, situasi, masalah, perilaku, atau isu sosial yang terjadi pada suatu populasi.

  5. Desain Penelitian: Pengertian, Macam dan Contoh

    Sehingga dengan desain yang baik, peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar-variabel dan bagaimana mengukurnya. ... Ini adalah keseluruhan pola definisi operasional atau kerangka kerja proyek yang menyatakan data apa yang akan dikumpulkan dari sumber mana dan dengan proses seperti apa ...

  6. Pengertian Desain Penelitian, Jenis, Tujuan, Fungsi, dan Cara Membuatnya

    Ini adalah keseluruhan pola definisi operasional atau kerangka kerja proyek yang menyatakan data apa yang akan dikumpulkan dari sumber mana dan dengan proses seperti apa. Jenis Desain Penelitian Seperti halnya jenis penelitian itu sendiri, desain penelitian juga dapat secara luas diklasifikasikan menjadi kuantitatif dan kualitatif, serta metode ...

  7. Pengertian Desain Penelitian, Karakteristik dan Jenisnya

    5. Explanatory research design: Explanatory design menggunakan ide dan pemikiran peneliti tentang suatu subjek untuk mengeksplorasi lebih jauh teori mereka. Penelitian menjelaskan aspek-aspek yang belum dijelajahi dari suatu subjek dan rincian tentang apa, bagaimana, dan mengapa pertanyaan penelitian.

  8. Riset Desain dalam Metodologi Penelitian

    Riset desain adalah sebuah rencana kerja dengan membuat sebuah konstruksi agar setiap pertanyaan dapat ditemukan jawabannya. Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti tentu memiliki paradigma penelitian yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah ...

  9. What Is a Research Design

    A research design is a strategy for answering your research question using empirical data. Creating a research design means making decisions about: Your overall research objectives and approach. Whether you'll rely on primary research or secondary research. Your sampling methods or criteria for selecting subjects. Your data collection methods.

  10. Abstrak visual menjadi mudah dengan Mind the Graph

    Apa yang dimaksud dengan desain penelitian? ... Anda tidak boleh membatasi penelitian Anda pada sekelompok kecil orang, melainkan menerapkan apa yang Anda pelajari dari desain Anda pada populasi yang besar. Dengan menggeneralisasi, kami maksudkan bahwa Anda dapat melakukan survei penelitian Anda kapan saja pada kelompok demografis mana pun ...

  11. (PDF) Elemen Desain Penelitian (Elements of Research Design

    Candraditya Arde Wicaksana Angga Bagas Samudra METODOLOGI PENELITIAN CH CLASS METODOLOGI PENELITIAN ELEMEN DARI DESAIN PENELITIAN TUJUAN Memahami aspek-aspek berbeda yang relevan dengan pendesainan penelitian serta memilih tipe penelitian yang diperlukan, strategi penelitian, setting penelitian, tingkat keterlibatan peneliti, unit analisis, dan horison waktu penelitian.

  12. Penelitian Eksperimen: Pengertian, Jenis, Desain, Metode dan Contoh

    True Experimental Research Design. Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau menolak hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.

  13. Desain Penelitian Eksperimental: Panduan Lengkap untuk Menghasilkan

    Peneliti harus jelas tentang apa yang ingin dicapai melalui penelitian ini. ... Penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat dan sesuai dengan variabel yang ingin diukur. ... Campbell, D.T., & Stanley, J.C. (1963). Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research. Boston: Houghton Mifflin. [2] Creswell, J.W ...

  14. PDF CHAPTER III RESEARCH METHOD 3.1. Research Design

    research, data collection approach includes in-depth interview, document analysis, observation, and audiovisual materials analysis (Creswell, 2012). Data of this research came from interviews, observations, and document review, which was gathered through several techniques of data collection. 3.3.1. In-Depth Interviews

  15. Metode PENELITIAN SAINS-DESAIN (Design-Science Research)

    ARTIFACTs Penelitian Sains-Desain. Apa itu "Artifact"? Dalam terjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia adalah "Objek yang dibuat oleh Manusia".Penelitian Sains Desain (Design Science Research) adalah penelitian yang bertujuan membuat inovasi Artifacts dan mengujinya apakah benar-benar memenuhi tujuan pembuatannya.Dalam penelitian Sistem Informasi, tujuan pembuatan artifacts umumnya ...

  16. (PDF) Desain Pembelajaran: Design Research sebagai Pendekatan Desain

    Menurut Putrawangsa (2018) yang dimaksud dengan desain pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang oleh guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan ...

  17. Metode Penelitian Design Based Research (DBR) Lengkap

    Motif kedua penggunaan design research untuk penelitian pendidikan adalah yang berkaitan dengan sisi ilmiah yang dihasilkan.Design research memiliki tujuan untuk mengembangkan teori-teori yang diperoleh dari pengalaman empiris (Developing Empirically Grounded Theories) dengan menggabungkan kajian pada proses pembelajaran dengan berbagai aspek yang mendukung proses pembelajaran tersebut ...

  18. Desain-Desain Penelitian Kualitatif

    Desain-Desain Penelitian Kualitatif. November 24, 2014 4 min read. Eureka Pendidikan - Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat dinamis yang terjadi di lpangan. Beberapa contoh desain penelitian kualitatif diantaranya: fenomenologi, grounded theory, studi kasus, etnografi dan penelitian tindakan.

  19. Pengenalan Metode Penelitian (Research Methodology)

    Pada pembahasan kali ini, kita akan mempelajari pengenalan terhadap suatu metodologi penelitian. Apa itu definisi dari metodologi penelitian, apa saja yang perlu dilakukan saat melakukan ...

  20. Metode Quasi Eksperimen : Pengertian, Jenis dan Langkahnya

    Time Series Design; Q: Apa yang dimaksud dengan One-Group Pretest-Posttest Design? A: One-Group Pretest-Posttest Design adalah jenis metode quasi eksperimen di mana hanya terdapat satu kelompok penelitian yang diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Namun, metode ini memiliki keterbatasan dalam mengidentifikasi efek perlakuan secara akurat.

  21. Mengenal UX Research: Definisi, Penerapan, dan Metode Riset

    Di dalam penerapannya UX research memiliki beberapa bentuk penelitian yang paling sering dilakukan. Bentuk penelitian itu mulai dari wawancara, survei dan kuesioner, tes A/B dan masih banyak lainnya. 1. Wawancara. Dilansir dari Career Foundry, wawancara adalah salah satu metode yang paling umum dilakukan oleh UX researcher dengan para pengguna.. Terdapat sekitar 3 jenis wawancara yang memiliki ...

  22. Penelitian Eksperimen: Tujuan, Jenis, Langkah, Contoh

    Metode penelitian eksperimen memiliki beberapa desain yang bisa digunakan untuk penelitian dalam skripsi, tesis, disertasi atau lainnya. Jenis-jenis penelitian eksperimen dibagi menjadi 4, yaitu pre-eksperimental design, true eksperimental design, factorial design, dan quasi eksperimental design. Berikut penjelasannya.

  23. Apa itu research design? Pengertian research design dan definisinya

    research design. Apa itu research design? merujuk pada istilah yang memiliki makna dan signifikansi tertentu. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai istilah ini, silakan merujuk pada tabel di bawah ini. Tabel tersebut menyediakan penjelasan sederhana mengenai arti, makna, dan maksud dari research design.

  24. (PDF) TUNAGRAHITA: (STUDI KASUS DI SLB YOGYAKARTA)

    using a Single Subject Research (SSR) research design. In this ... sedangkan yang dimaksud dengan motorik halus adalah ... Metakognisi berarti kesadaran seseorang akan strategi apa yang .

  25. Mengenal Lebih Dekat: Accounts Receivable dalam Dunia Sales

    Untuk mengelola Accounts Receivable dengan efektif, perusahaan dapat mengimplementasikan beberapa strategi berikut: 1. Penetapan Kebijakan Pembayaran yang Jelas. Perusahaan perlu memiliki kebijakan pembayaran yang jelas, termasuk batas waktu pembayaran, metode pembayaran yang diterima, dan konsekuensi dari keterlambatan pembayaran. Kebijakan ...