• JELAJAH Tentang Kami Dasbor Komunitas Artikel Manapun Kategori
  • Telusuri kategori
  • Tentang wikiHow
  • Masuk/Daftar
  • Daftar kategori
  • Pendidikan dan Komunikasi

Cara Memulai Penulisan Esai Naratif

Artikel ini disusun bersama Christopher Taylor, PhD . Christopher Taylor adalah dosen tamu sastra Inggris di Austin Community College, Texas. Dia memperoleh gelar PhD di bidang Sastra Inggris dan Studi Abad Pertengahan dari University of Texas, Austin, pada 2014. Artikel ini telah dilihat 6.169 kali.

Sebuah esai naratif berfungsi untuk menuturkan cerita sehingga Anda dapat berkreasi sebebasnya. Cerita yang ditulis bisa berupa fiksi atau nonfiksi, tergantung dari tugas yang Anda kerjakan. Pada mulanya, memulai penulisan esai naratif tampak sulit. Namun, Anda dapat menyederhanakan tugas ini dengan cara mencari topik yang spesifik dan menyusun jalan ceritanya. Setelah itu, Anda pasti bisa menulis bagian pembuka cerita dengan mudah.

Memilih Topik Tulisan Naratif

Step 1 Baca tugas yang diberikan untuk memahami perintah dan ekspektasinya.

  • Jika pengajar menyediakan rubrik, bacalah isinya dengan saksama untuk mencari tahu cara mendapat nilai terbaik. Setelah itu, Anda dapat membandingkan esai yang sudah ditulis dengan rubrik tersebut sebelum mengumpulkan tugas.
  • Jika Anda memiliki pertanyaan seputar tugas, bertanyalah kepada pengajar untuk mendapat klarifikasi.

Step 2 Lakukan brainstorming...

  • Buat daftar berisi hal yang muncul di pikiran Anda saat pertama kali membaca perintah pengerjaan tugas atau pertanyaan di dalamnya.
  • Buatlah peta imajiner untuk menyortir ide di kepala Anda.
  • Gunakan metode menulis bebas untuk mencari ide cerita. Cukup tuliskan apa pun yang ada di pikiran Anda tanpa memikirkan susunan kalimat atau logika penulisan.
  • Susunlah garis besar sebuah cerita ( outline ) untuk membantu “merapikan” ide yang Anda dapatkan.

Step 3 Pilihlah satu kejadian yang berkesan untuk diceritakan secara mendetail.

  • Jangan menggunakan cerita yang terlalu panjang dalam sebuah esai karena pembaca akan kesulitan mengikuti alurnya.
  • Sebagai contoh, katakanlah tugas Anda adalah: “Tulis pengalaman yang mengajarkan makna kegigihan bagimu.” Anda mungkin ingin menulis tentang cedera yang pernah dialami. Untuk mempersempit cerita, fokuslah pada pengalaman berolahraga untuk pertama kali setelah mengalami cedera, serta tantangan yang Anda hadapi saat melakukannya.

Step 4 Tentukan tema atau pesan dalam cerita Anda.

  • Sebagai contoh, cerita mengenai kepulihan dari cedera mungkin memiliki tema perjuangan melawan kesulitan dan kegigihan untuk mencapai tujuan. Anda mungkin ingin para pembaca merasa terinspirasi dan bersemangat setelah membaca esai itu. Untuk mewujudkannya, fokuslah pada kesuksesan Anda melewati masa-masa sulit tersebut dan akhiri cerita dengan catatan positif.

Merencanakan Alur Cerita

Step 1 Buat daftar tokoh dan karakternya dalam cerita.

  • Sekalipun Anda adalah tokoh utama dalam cerita tersebut, Anda harus tetap melakukan langkah di atas. Anda bebas menentukan detail yang ingin ditulis mengenai diri sendiri. Namun, sebaiknya tulislah gambaran tentang diri, hobi, dan perasaan Anda saat cerita tersebut berlangsung, terutama jika cerita tersebut sudah lama terjadi.
  • Penggambaran tokoh utama dapat ditulis seperti ini: “Putri, seorang pemain basket atletis berusia 12 tahun yang mengalami cedera. Ia ingin pulih dari cederanya agar bisa kembali ke lapangan. Ia adalah pasien Andi, seorang terapis fisik yang membantu proses pemulihan cedera.”
  • Penggambaran tokoh pembantu dapat ditulis seperti ini: “Dokter Anton adalah seorang lelaki paruh baya ramah yang menangani Putri di ruang gawat darurat.”

Step 2 Jelaskan latar cerita dalam beberapa kalimat.

  • Sebagai contoh, cerita tentang pemulihan cedera olahraga dapat melibatkan beberapa latar, mulai dari lapangan basket, ambulans, rumah sakit, dan pusat terapi fisik. Sekalipun Anda ingin menggambarkan masing-masing tempat secara mendetail, Anda sebaiknya fokus pada latar utama di cerita.
  • Anda dapat menulis daftar berikut untuk menggambarkan lapangan basket: “lantai yang berdecit”, “teriakkan para penonton”, “cahaya lampu yang menyilaukan”, “warna-warni pakaian para penonton di tribun”, “aroma keringat dan minuman energi”, serta “pakaian olahraga yang basah menempel ke punggung”.
  • Cerita Anda dapat meliputi beberapa latar berbeda, tetapi Anda tidak perlu memberikan detail yang sama untuk masing-masing latar. Sebagai contoh, Anda mungkin berada di dalam ambulans hanya dalam waktu singkat. Anda tidak perlu menggambarkan kondisi di dalam ambulans secara mendetail. Anda bisa saja menuliskan “aku merasa dingin dan sendirian saat masuk ke dalam ambulans berwarna putih."

Step 3 Petakan alur cerita mulai dari awal, tengah, sampai ke akhir.

  • Sebagai contoh, Anda dapat mengenalkan pemain baskte muda yang hendak bermain di pertandingan penting. Kejadian yang mengarah ke inti cerita adalah cedera yang dialaminya. Setelah itu, tuliskan aksi utama berisi perjuangan sang pemain untuk melewati terapi fisik dan kembali ke lapangan. Klimaksnya bisa berupa hari pemilihan pemain inti tim basket. Anda dapat menutup cerita tersebut dengan menjelaskan keberhasilan sang pemain kembali ke tim inti, serta membuat sang pemain menyadari bahwa ia mampu melewati segala tantangan.
  • Sebaiknya pakailah segitiga Freytag atau graphic organizer untuk menyusun alur cerita. Segitiga Freytag tampak seperti segitiga biasa yang dilengkapi garis panjang ke bagian kiri dan garis pendek ke kanan. Ini adalah alat untuk membantu Anda menyusun bagian awal cerita (eksposisi), insiden yang memicu inti cerita, aksi utama, klimaks, penutup, dan resolusinya.
  • Anda bisa menemukan templat segitiga Freytag atau graphic organizer untuk menyusun esai naratif di internet. [8] X Teliti sumber

Step 4 Tuliskan klimaks cerita secara mendetail atau garis besarnya saja.

  • Jenis konflik yang paling umum mencakup pertentangan orang vs orang, orang vs alam, dan orang vs dirinya sendiri. Sebagian cerita memiliki lebih dari satu jenis konflik.
  • Dalam cerita mengenai atlet muda yang cedera, konfliknya mungkin adalah si pemain vs dirinya sendiri karena ia harus bertahan melewati rasa sakit dan keterbatasan.

Step 5 Pilihlah sudut pandang penceritaan, seperti dari sudut pandang orang pertama atau ketiga.

  • Sering kali, naratif personal memakai sudut pandang orang pertama dengan kata “Aku”. Sebagai contoh, “Sepanjang waktu liburan kemarin, kakek mengajariku cara memancing.”
  • Jika Anda menceritakan kisah fiktif, Anda dapat memakai sudut pandang orang ketiga. Pakailah nama tokoh Anda, serta gunakan kata ganti orang yang tepat jika Anda menulis cerita berbahasa Inggris, misalnya “ he ” atau “ she ”. Sebagai contoh, Anda dapat menulis “Mia mengambil liontin tersebut, lalu membukanya.”

Menulis Bagian Pembuka

Step 1 Mulailah penulisan esai dengan kalimat pembuka yang menarik.

  • Mulailah esai dengan pertanyaan retorik. Sebagai contoh “Pernahkah kamu kehilangan seseorang yang sangat berharga?”
  • Sisipkan kutipan yang cocok dengan esai Anda. Sebagai contoh, tulislah “Menurut Rosa Gomez ‘Kamu tidak tahu seberapa kuat dirimu sampai ada masalah yang menghancurkan perasaanmu.”
  • Berikan fakta menarik yang berhubungan dengan cerita Anda. Sebagai contoh, “Sekitar 70% anak akan berhenti berolahraga saat berusia 13 tahun dan aku hampir menjadi salah satu dari mereka.”
  • Gunakan anekdot pendek yang berkaitan dengan garis besar cerita Anda. Jika Anda menulis esai tentang perjuangan pulih dari cedera, Anda dapat menyertakan cerita pendek mengenai momen terbaik saat bertanding sebelum mengalami cedera.
  • Mulailah dengan menyampaikan sesuatu yang mengejutkan. Anda dapat menulis “Setelah mereka memasukkanku ke dalam ambulans, aku tahu bahwa aku mungkin tidak akan pernah bertanding lagi.”

Step 2 Perkenalkan tokoh utama dalam cerita Anda.

  • Jika Anda menjadi tokoh utama, Anda dapat menulis “Sebagai anak berusia 12 tahun berpostur tinggi dan langsing, aku dapat dengan mudah mengalahkan gadis lainnya di lapangan.” Hal ini membuat pembaca bisa menerka rupa sang tokoh, serta mengetahui ketertarikannya terhadap olahraga dan kemampuan atletiknya.
  • Jika Anda menulis cerita fiksi, Anda dapat mengenalkan tokoh dengan cara seperti ini: “Saat ia naik ke podium debat antarsekolah, Luz tampak begitu percaya diri dengan mengenakan ikat kepala merek Kate Spade dan sepatu Betsey Johnson yang dibelinya di toko pakaian bekas.” Selain membantu pembaca membayangkan rupa Luz, cara ini juga menunjukkan usaha sang tokoh untuk tampil menawan. Fakta bahwa ia membeli sepatu bekas mengindikasikan bahwa keluarga si tokoh tidak kaya seperti yang coba ditunjukkan di depan orang-orang.

Step 3 Jelaskan latar cerita untuk menulis adegan dalam naratif.

  • Anda bisa menulis “Saat itu aku masih duduk di kelas satu SMP, tetapi aku sudah berambisi masuk ke tim inti untuk mendapat perhatian dari pelatih saat menginjak bangku SMA.”
  • Detail yang berhubungan dengan indra manusia akan memicu indra pengelihatan, peraba, penciuman, dan perasa. Sebagai contoh, tulislah “Sepatuku terus berdecit di atas lapangan saat aku menggiring bola menuju ring berwarna merah yang kian dekat. Keringat membuat bola terasa licin di ujung jari dan rasa asinnya tak kunjung hilang dari bibirku.”

Step 4 Sertakan ulasan cerita dan temanya di kalimat terakhir.

  • Sebagai contoh, Anda bisa menuliskan “Aku tidak pernah berpikir bahwa operan panjang itu akan menjadi kali terakhir aku menyentuh bola di sepanjang sisa musim. Namun, memulihkan diri dari cedera membuatku yakin bahwa aku adalah orang kuat yang bisa meraih apa pun yang Anda inginkan di masa depan.”
  • Sebuah esai naratif berfungsi untuk menyampaikan cerita. Jadi, pastikan esai Anda memiliki plot yang jelas.
  • Jangan meminjam ide orang lain saat menulis cerita atau menjiplak karya orang lain. Hal ini adalah plagiarisme dan dapat berujung pada hukuman akademik, seperti pengurangan nilai.

wikiHow Terkait

Mempelajari Bahasa Hindi

  • ↑ https://www.nova.edu/tutoring-testing/study-resources/forms/planning-narrative-essay.pdf
  • ↑ https://spcollege.libguides.com/c.php?g=254430&p=1697470
  • ↑ https://owl.purdue.edu/owl/general_writing/academic_writing/essay_writing/narrative_essays.html
  • ↑ https://www.scholastic.com/teachers/blog-posts/genia-connell/graphic-organizers-personal-narratives/
  • ↑ https://www.kibin.com/essay-writing-blog/how-to-start-a-narrative-essay/
  • ↑ https://penandthepad.com/start-narrative-essay-english-7667341.html

Tentang wikiHow ini

Christopher Taylor, PhD

Apakah artikel ini membantu Anda?

Artikel terkait.

Mempelajari Bahasa Hindi

  • Hubungi Kami
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Do Not Sell or Share My Info
  • Not Selling Info

Apa Itu Esai: Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, dan Cara Menulis Esai

Apa Itu Esai: Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, dan Cara Menulis Esai

Apa itu esai dan bagaimana cara menulis esai yang baik dan benar? Jika kamu belum tahu, yuk kita pelajari bersama di sini. —

Esai adalah salah satu bentuk karangan yang kerap dijumpai, terutama oleh kalangan akademisi. Mahasiswa tentu saja sudah tidak asing dengan esai karena dosen sering kali memberikan tugas untuk menulis esai tentang topik tertentu yang berkaitan dengan mata kuliah yang diajarkan. Namun demikian, beberapa orang mungkin belum begitu familiar dengan apa itu esai dan bagaimana cara menulisnya. Oleh karena itu, artikel ini membahas tentang apa itu esai, mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis, struktur, dan cara menulis esai dengan mudah.

Jasa Parafrasa

Baca juga: Apa Itu Sitasi dan Bagaimana Cara Menulis Sitasi yang Benar?

Esei, Esay, Esai, atau Essay?

Banyak orang masih bingung dengan penulisan kata esai yang benar, apakah esei, esay, esai, atau essay. Jika dilihat berdasarkan kaidah ejaan kata baku, penulisan yang benar adalah esai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata esai adalah kata baku yang berarti karangan, sedangkan kata esay dan essay merupakan kata tidak baku yang memiliki arti sama dengan esai. Sementara kata esei tidak tercantum di dalam KBBI sehingga kata ini sebaiknya dihindari.

Kata esai adalah kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu essay. Kata essay ini memiliki lafal pengucapan ˈeseɪ sehingga wajar bila orang sering bingung dengan cara penulisan kata esai yang benar.

Apa Itu Esai?

Jasa Translate Dokumen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Karena jumlah katanya terbatas, biasanya esai hanya mencakup satu topik yang sangat spesifik. Meskipun permasalahan dalam esai dibahas melalui sudut pandang pribadi penulis, penulis tetap harus menyertakan bukti pendukung agar agrumennya valid. Esai yang hanya memuat opini penulis sama halnya dengan omong kosong belaka.

Apa Saja Ciri-Ciri Esai?

Esai atau essay memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari karya ilmiah yang lain. Adapun ciri-ciri esai adalah sebagai berikut.

1. Singkat, padat, dan jelas

Esai biasanya hanya mencakup satu topik tertentu dan dapat dibaca dalam sekali duduk, dalam artian hanya butuh beberapa menit untuk selesai membaca sebuah esai. Meskipun singkat, topik yang diangkat dalam esai dapat dikupas secara detail oleh penulis.

2. Memuat pendapat, gagasan, argumen, atau ide penulis mengenai suatu persoalan

Esai harus memuat pandangan subjektif penulis mengenai suatu persoalan. Namun demikian, esai yang baik tetap menyajikan data atau fakta yang dapat mendukung pandangan tersebut.

3. Mempunyai struktur yang jelas

Penulisan esai mengikuti struktur tertentu, yaitu pendahuluan, isi, dan simpulan. Struktur esai akan dibahas lebih lanjut pada subbagian “Struktur esai”.

Baca juga: Cara Publikasi Jurnal Nasional

Apa Saja Jenis-Jenis Esai?

Pada dasarnya, esai dikelompokkan menjadi empat kategori besar dengan tujuan masing-masing. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis esai:

1. Esai Deskriptif ( Descriptive Essay )

Seperti namanya, esai deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik suatu hal secara detail. Melalui esai deskriptif, penulis menuntun pembaca untuk membayangkan hal yang tengah dideskripsikan melalui panca inderanya.

2. Esai Naratif ( Narrative Essay )

Esai naratif adalah esai yang bertujuan untuk menceritakan sesuatu. Oleh karena itu, esai jenis ini biasanya ditulis secara kronologis menggunakan sudut pandang tertentu. Selain itu, esai naratif memiliki tokoh, latar, serta alur cerita yang jelas.

3. Esai Argumentatif ( Argumentative Essay )

Esai argumentatif berisi sekumpulan argumen untuk meyakinkan pembaca terkait suatu gagasan yang diajukan penulis. Esai jenis ini biasanya dilengkapi dengan data atau pendapat ahli untuk memperkuat argumen penulis. Oleh karena itu, dibutuhkan riset mendalam sebelum menulis esai jenis ini.

4. Esai Eksposisi ( Expository Essay )

Esai eksposisi sebetulnya tidak jauh berbeda dari esai argumentatif. Akan tetapi, esai eksposisi tidak bertujuan untuk membuat pembaca percaya terhadap gagasan dari penulis. Sebaliknya, esai jenis ini bertujuan untuk memberikan informasi dengan mengulas atau memberikan paparan tentang suatu topik secara mendalam.

Apa Saja Struktur Esai?

Walaupun jenis esai ada beracam-macam, tapi secara umum struktur esai adalah sebagai berikut.

1. Pendahuluan ( Introduction )

Pendahuluan merupakan bagian pembuka dari sebuah esai. Di bagian ini, penulis memberikan pengantar terhadap persoalan yang akan dibahas dalam esai. Persoalan dalam esai dijabarkan secara singkat melalui pernyataan tesis ( thesis statement ) yang akan dijelaskan lebih lanjut secara rinci di bagian isi.

2. Isi ( Body )

Isi merupakan bagian inti dari sebuah esai yang terdiri atas kumpulan paragraf. Paragraf-paragraf ini memuat argumentasi yang hendak disampaikan penulis. Di bagian ini pula, penulis harus dapat menjawab persoalan yang telah diajukan di bagian pendahuluan. Jika terdapat lebih dari satu persoalan, penulis dapat membagi bagian isi menjadi beberapa subbagian.

Paragraf yang baik disusun oleh satu kalimat utama ( topic sentence )yang dilengkapi dengan beberapa kalimat penjelas ( supporting sentence ) yang dapat berupa bukti atau contoh untuk memperkuat argumentasi penulis. Selain itu, penggunaan konjungsi antarkalimat dan antarparagraf juga penting agar pembaca dapat mengikuti alur pemikiran penulis dengan jelas dan runtut.

3. Simpulan ( Conclusion )

Bagian akhir dari sebuah esai disebut simpulan. Di bagian ini, penulis merangkum dan menyimpulkan seluruh gagasan atau argumen yang telah disampaikan di bagian isi. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa penulis tidak boleh menambahkan gagasan baru di bagian ini.

Baca juga: Struktur Artikel Ilmiah dan Cara Menulis Artikel Ilmiah

Bagaimana Cara Menulis Esai?

Pengertian, ciri-ciri, struktur, contoh, dan cara menulis esai yang baik dan benar

Bisa dibilang menulis esai itu gampang-gampang susah. Meskipun menulis esai cenderung lebih mudah dibanding menulis buku, tetapi bagi orang yang tidak terbiasa, tentunya menulis esai juga tidak mudah. Nah, bagi kamu yang ingin menulis esai, berikut kiat-kiat menulis esai yang bisa kamu praktikan.

1. Melakukan Penelitian Pendahuluan ( Preliminary Research )

Kebanyakan orang mengalami kesulitan ketika menentukan topik esai yang akan mereka tulis. Membaca banyak literatur dapat membantu seorang penulis untuk menentukan topik esainya karena esai yang bagus lahir dari banyak membaca. Jika tema esai sudah ditentukan, penulis cukup membaca literatur yang berkaitan dengan tema tersebut. Cari tahu gagasan seperti apa yang sudah pernah diajukan terkait tema yang ditentukan. Dengan demikian, penulis dapat dengan lebih mudah memilih topik yang akan dibahas dalam esainya.

2. Mengumpulkan Data

Esai yang baik tidak hanya memuat opini penulis, tetapi juga menyajikan bukti baik berupa data maupun pendapat ahli yang mendukung opini tersebut. Oleh karena itu, setelah menentukan topik, penulis dapat segera mengumpulkan data yang sekiranya dapat digunakan untuk memperkuat argumennya.

3. Membuat Kerangka Esai

Setelah topik ditentukan dan data terkumpul, penulis dapat membuat kerangka esai untuk mempermudah proses penulisan dengan membantu penulis menyusun gagasan dengan runtut. Kerangka esai dibuat berdasarkan struktur esai, yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Setiap bagian tersebut ditambahkan poin-poin singkat tentang apa yang akan dibahas.

4. Menulis Esai

Jika langkah-langkah sebelumnya telah dilakukan, proses menulis esai akan berjalan dengan lebih mudah. Kebuntuan menulis ( writer’s block ) pun akan bisa dihindari karena kerangka esai sudah tersedia. Penulis hanya perlu mengembangkan kerangka tersebut menjadi sekumpulan paragraf yang utuh.

5. Melakukan Penyuntingan atau Proofreading

Setelah esai selesai ditulis dan sebelum diterbitkan atau dikumpulkan, sebaiknya penulis meluangkan waktu untuk melakukan finalisasi. Finalisasi ini meliputi membaca ulang serta menyunting esai jika perlu, seperti mengoreksi tanda baca dan ejaan serta kohesi dan koherensi teks secara keseluruhan.

Jika kamu tidak sempat melakukan koreksi ( proofread ) terhadap esai yang kamu tulis, kamu bisa menggunakan jasa proofread dan copyedit Xerpihan. Tim Xerpihan sudah berpengalaman dalam mengoreksi berbagai macam tulisan, mulai dari artikel ilmiah hingga konten kreatif. Selain itu, Xerpihan juga menyediakan garansi revisi gratis berdasarkan komentar reviewer sehingga kamu tidak perlu khawatir lagi.

' src=

Post navigation

Previous post.

Apa Itu Kata Serapan? Berikut Jenis, Penulisan, dan Contoh Kata Serapan

saya juga waktu sekolah jika di bilangin suruh kerjain esai dan essay itu ternyata berbeda maknanya.

' src=

Thank for the information,

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

apa itu narrative essay

Bagaimana Menulis Esai Naratif

Sam Benezra

Diterbitkan:

Diperbarui:

Penulisan esai naratif adalah salah satu gaya penulisan nonfiksi yang menggunakan metode bercerita untuk memajukan tesis. Salah satu gaya yang lebih mudah untuk mulai menulis, esai naratif merupakan gaya yang sulit untuk dikuasai. Penulis esai naratif terbaik dapat memanfaatkan penceritaan nonfiksi yang menarik untuk membahas konsep moral atau tematik. Dengan kata lain, esai naratif yang kuat bukan hanya sebuah kisah nyata yang menarik atau menghibur, tetapi sebuah cerita yang mengkomunikasikan makna yang lebih dalam.

Esai naratif adalah bentuk umum mendongeng dan jenis esai yang sering diminta untuk ditulis oleh siswa di sekolah. Misalnya, siswa sekolah menengah sering diminta untuk menulis esai naratif pribadi untuk mereka Esai Aplikasi Umum saat mereka mendaftar ke perguruan tinggi. Pada titik tertentu, semua penulis akan dipaksa atau ditugaskan untuk menulis esai naratif, jadi penting untuk mengembangkan keakraban dengan parameter genre.

Dalam artikel ini, kita akan membahas gaya, substansi, dan struktur esai naratif.

Esai Naratif atau Cerita Pendek

Esai naratif dan cerita pendek adalah jenis cerita yang menggambarkan suatu poin melalui narasi dramatis. Namun, yang membedakan adalah karangan naratif selalu berbasis nonfiksi, sedangkan cerpen selalu bersifat fiksi. Esai naratif biasanya didasarkan pada pengalaman pribadi penulis, sehingga dapat menceritakan kisah nyata yang dialami penulis atau kisah nyata yang dialami orang lain. Jenis esai naratif yang paling umum adalah esai pribadi dan umumnya ditulis sebagai orang pertama. 

Meskipun esai naratif menurut definisi nonfiksi, penulis yang cerdas dapat memasukkan elemen atau cerita fiksi di dalamnya. Misalnya, cerita fiksi dapat digunakan dalam narasi nonfiksi untuk mengkomunikasikan mimpi atau aspirasi protagonis. Mereka juga dapat digunakan untuk memasukkan elemen-elemen fantastis ke dalam cerita. Jika dilakukan dengan baik, memadukan nonfiksi dan fiksi dapat mengangkat narasi di luar batas realisme dan memperkenalkan makna baru ke dalam cerita. Namun, ini adalah teknik yang sulit untuk digunakan secara efektif, jadi penulis pemula mungkin tidak ingin mendalami jenis pendekatan eksperimental ini.

Tesis Esai Naratif

Semua bentuk penulisan esai dibangun di sekitar premis atau argumen sentral - biasanya disebut sebagai tesis . Esai naratif, meskipun disusun berdasarkan cerita, tidak terkecuali. Meskipun esai naratif menggunakan pendekatan yang lebih kreatif untuk esai tersebut, esai naratif tetap harus memajukan tesis dan membuat pendirian tentang konsep atau masalah tematik. Dalam karangan naratif, tesis sering kali diterjemahkan melalui wahyu yang diperoleh salah satu tokoh sentral melalui pengalaman yang dikomunikasikan dalam cerita. Tesis mungkin atau mungkin tidak dinyatakan secara eksplisit, melainkan diungkapkan melalui tindakan, simbolisme, dan pengembangan plot. 

Esai naratif sering kali terdiri dari campuran tulisan naratif dan ekspositori, dan penulis dapat menggunakan pengalaman mereka sendiri, seperti yang diceritakan melalui narasi mereka, untuk membahas konsep filosofis atau masalah sosial. Dalam "Notes on a Native Son", penulis James Baldwin merefleksikan hubungan ras Amerika melalui hubungannya dengan ayahnya dan pengalaman menghadiri pemakamannya. Dalam “Once More to the Lake,” EB White merefleksikan penuaan, perjalanan waktu, menjadi ayah, dan kefanaan melalui pengalaman perjalanan ke danau bersama putranya. Kedua narasi ini menggunakan pengalaman pribadi untuk membahas tema yang lebih luas, bahkan universal. Meskipun tesis mereka tidak dinyatakan secara eksplisit, pesan mereka akan dijelaskan selama esai tersebut.

Gaya dan Nada Esai Naratif

Esai naratif sering kali mengandung nada yang akrab dan bahkan percakapan. Namun, parameter stilistiknya longgar, sehingga penulis dapat memilih untuk menggunakan gaya penulisan atau suara naratif apa pun yang mereka rasa paling nyaman dan yang menurut mereka paling sesuai dengan narasinya. Beberapa penulis sangat memanfaatkan humor (misalnya, "Tiket ke Pameran" David Foster Wallace), yang lain menggunakan nada yang terpisah, reflektif, dan hampir akademis (misalnya, "On Self Respect" karya Joan Didion). Terserah penulis untuk memutuskan jenis suara apa yang menurut mereka paling baik untuk mengkomunikasikan tesis esai mereka.

Elemen Esai Naratif

Semua cerita memiliki sekumpulan karakter sentral, atau setidaknya satu karakter sentral. Beberapa tipe karakter yang umum adalah protagonis, deuteragonis, antagonis, foil, karakter sekunder, dan karakter tersier.

  • Tokoh utama: Protagonis dari sebuah cerita adalah karakter utama dari cerita - karakter yang berputar di sekitar cerita. Tokoh protagonis sering kali menjadi narator cerita. Namun, tidak selalu demikian. Dalam "The Great Gatsby," misalnya, Nick Carraway adalah naratornya, tetapi Jay Gatsby adalah protagonisnya.
  • Deuteragonis: Deuteragonis adalah karakter terpenting kedua dalam sebuah cerita. Deuteragonis dapat menjadi karakter pendukung atau antagonis dari protagonis, yaitu teman atau musuh. Meskipun ceritanya tidak berputar di sekitar deuteragonis, mereka tetap memandu cerita sebanyak atau hampir sama dengan protagonisnya.
  • Antagonis: Antagonis dari sebuah cerita adalah lawan utama dari protagonis dan seringkali menjadi penjahat utama dalam cerita. Tidak semua cerita menampilkan antagonis utama, dan peran karakter antagonis dapat bervariasi. Antagonis mungkin karakter pendukung kecil atau bahkan deuteragonis.
  • Menggagalkan: Kertas timah adalah karakter yang tujuannya untuk kontras dengan karakter lain, biasanya protagonis, untuk menonjolkan kualitas mereka. Jangan bingung dengan antagonisnya, foil bisa jadi pendukung protagonis, dan bahkan mungkin deuteragonis atau teman dekat protagonis (mis., Samwise Gamgee adalah foil untuk Frodo Baggins dalam trilogi “The Lord of the Rings”). 
  • Karakter Sekunder: Karakter sekunder adalah karakter berulang yang tidak memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan plot. 

Latar narasi adalah waktu dan tempat terjadinya. Latar dapat memiliki pengaruh yang kuat pada sebuah narasi dan dapat digunakan secara simbolis. Sebagai panggung penuturan, ia menyediakan kerangka kerja dan konteks bagi pembaca untuk memvisualisasikan dan memahami apa yang terjadi. Pengaturan dapat dijalankan dan diklarifikasi tanpa terlalu sering menggunakan bagian deskriptif. Misalnya, detail seperti cara karakter berbicara dan cuaca dapat menunjukkan waktu dan tempat dengan cara yang tidak terlalu berat.

Merencanakan

Dalam narasi, plot adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang menyusun sebuah cerita. Beberapa esai naratif sangat digerakkan oleh plot dan menggunakan alur naratif untuk mengilustrasikan poin-poin tematik. Yang lain lebih meditatif, dan plot yang jelas mungkin tidak memainkan peran sepenting elemen seperti latar, karakter, dan simbolisme.

Simbolisme (Metafora, Simbol, dan Motif)

Penulis sering menggunakan metafora, simbol, dan motif untuk merepresentasikan atau menarik perhatian pada konsep tertentu. Melalui penggunaan simbolisme, objek dan pengaturan dapat mengambil makna, mengangkat narasi dan menyoroti tema yang ingin dibahas oleh penulis.

  • Metafora: Metafora adalah perangkat sastra di mana kata atau frasa diterapkan pada objek atau tindakan yang tidak dapat diterapkan secara harfiah. Ketika metafora digunakan, penulis akan menyatakan bahwa satu hal adalah sesuatu yang bukan (misalnya, "Saya adalah kambing hitam keluarga saya" atau "Amerika adalah tempat peleburan"). Metafora tidak masuk akal di luar konteks, tetapi dalam konteks mereka menganggap makna puitis dari suatu objek.
  • Simbol: Dalam karya sastra, lambang adalah benda yang diberi makna lebih besar dalam konteks suatu tulisan. Simbol biasanya merupakan objek material yang dapat mewakili konsep yang lebih abstrak (misalnya, berlian dapat mewakili kekayaan atau danau yang tenang dapat mewakili kedamaian dan ketenangan). Makna yang dianggap berasal dari sebuah simbol mungkin sudah jelas, atau mungkin tidak kentara. Simbol juga dapat muncul sesedikit atau sebanyak yang dipilih penulisnya.
  • Pola: Motif adalah jenis simbol yang digunakan berulang kali dalam sebuah karya sastra. Motif digunakan untuk memperkuat dan menarik perhatian pada ide-ide tematik di sepanjang pekerjaan. Frasa motif dapat digunakan untuk mendeskripsikan objek simbolik yang berulang, konsep atau frasa yang berulang, atau bahkan kejadian plot yang berulang. Dalam semua kasus, mereka berhubungan dan menyampaikan tema sentral dari karya tersebut.

Struktur Esai Naratif

Esai naratif biasanya disusun di sekitar "busur naratif", di mana konflik sentral memandu aksi cerita, mencapai klimaks di mana konflik mencapai titik ketegangan tertinggi, dan akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan pelajaran atau konsep tematik. Ini sering disebut sebagai "struktur naratif klasik", dan digunakan dalam novel, drama, film, dan esai pribadi terkenal yang tak terhitung jumlahnya, dari Romeo dan Juliet hingga The Odyssey. Tidak semua esai naratif menggunakan strukturnya, tetapi ini adalah pendekatan penulisan naratif yang paling umum dan paling mudah dipahami dan digunakan pada awalnya. 

Dalam majalah pendahuluan Pada esai naratif (juga sering disebut sebagai eksposisi), penulis mengatur panggung untuk cerita, menetapkan latar, dan memperkenalkan karakter utama cerita. Tujuan utama bagian ini adalah untuk menarik pembaca ke dalam cerita dan menetapkan informasi latar belakang yang diperlukan untuk mengikuti narasinya.

Penulis juga akan sering menggunakan hook dalam pendahuluannya untuk segera membenamkan pembaca ke dalam cerita dan memaksa mereka untuk terus membaca. Hook bisa menjadi kutipan menarik yang terkait dengan cerita, cerita singkat dan dramatis, kilas balik, deskripsi latar yang mendalam, atau berbagai perkenalan menarik lainnya. Selama menarik pembaca ke dalam esai, menyiapkan narasi dengan cara yang mengasyikkan, itu bisa disebut hook. Dalam esai singkat, pengaitnya harus singkat. Dalam kebanyakan kasus, Anda harus mencoba untuk membatasi maksimum tiga sampai empat kalimat.

Aksi Meningkat

Setelah latar dan karakter terbentuk, penulis dapat mulai mengembangkan narasi melalui aksi naik . Aksi naik turun sebuah cerita adalah rangkaian kejadian yang berlangsung yang melanjutkan narasi, membangun ketegangan, minat, dan ketegangan. Selama aksi naik, semua kejadian dan keputusan karakter bersama-sama bekerja untuk mengembangkan ketegangan. Seringkali selama aksi naik daun, kita belajar tentang kekuatan dan kelemahan karakter yang berkontribusi pada konflik dalam cerita. Dengan kata lain, dalam aksi yang sedang naik daun, pengarang harus mengenalkan dan mengembangkan permasalahan yang menjadi inti cerita, menyiapkan panggung untuk konflik mencapai puncaknya pada klimaksnya. 

Seorang siswa sekolah menengah berurusan dengan masalah di rumah, menyebabkan nilainya turun sebelum pendaftaran kuliahnya tiba.

Seorang penulis berjuang untuk menemukan inspirasi untuk cerita berikutnya dan jatuh ke dalam kebiasaan buruk untuk mengatasi rasa frustrasinya.

Seorang mahasiswa, merasa terisolasi dan tertekan, memulai perjalanan untuk mencoba melarikan diri dari masalahnya dan menemukan makna baru dalam hidup, menghadapi serangkaian pengalaman menantang di sepanjang jalan yang menantang gagasannya tentang apa yang dia inginkan dalam hidup.

Grafik klimaks Esai naratif adalah poin dalam cerita ketika ketegangan dan konflik yang terus terbangun selama aksi yang meningkat mencapai titik kritis. Klimaks biasanya ditandai dengan peristiwa dramatis, realisasi, atau titik balik di mana ketegangan yang dibangun selama peningkatan aksi mencapai titik di mana ketegangan mencapai puncak dan menghilang setelahnya, yang mengarah ke resolusi setelahnya. Umumnya, klimaks adalah puncak dari aksi cerita. Ini juga dapat menjawab beberapa pertanyaan sentral yang telah dibangun selama tindakan yang meningkat (misalnya, "akankah karakter utama mati?" Atau "akankah protagonis kembali ke rumah?"). Meskipun klimaks sering kali menyelesaikan sebagian besar ketegangan, sering kali akan ada banyak ujung longgar yang harus diselesaikan bahkan setelah klimaks atau pertanyaan yang masih belum terselesaikan.

Seorang siswa sekolah menengah gagal beberapa kelas dan ditolak dari perguruan tinggi, yang membuatnya melakukan banyak perubahan besar dalam hidup.

Membiarkan kebiasaan buruknya menyalip proses kreatifnya, seorang penulis mengalami gangguan mental, membuatnya menyadari tekanan yang dia berikan pada dirinya sendiri dan memungkinkan dia menemukan makna baru dalam proses kreatifnya.

Kehabisan uang, kesepian, dan terdampar di tempat asing, seorang mahasiswa menyadari bahwa dia tidak bisa begitu saja lari dari masalah hidup.

Segera setelah klimaks, muncul narasi aksi jatuh . Selama aksi jatuh, konsekuensi dari klimaks dimainkan, memungkinkan ketegangan utama cerita menghilang dan diselesaikan. Selama aksi jatuh, karakter sentral mungkin menyadari kesadaran yang mendalam sebagai hasil dari aksi di klimaks. Sementara ketegangan plot utama telah mencapai puncaknya, mungkin masih ada beberapa pertanyaan atau konflik yang belum terselesaikan yang perlu diikat. Akibatnya, mungkin masih ada peristiwa dramatis selama bagian ini karena para karakter menghadapi konsekuensi klimaks. Selama bagian ini, pelajaran yang didapat sebagai hasil dari aksi klimaks perlahan-lahan diungkapkan, yang akhirnya mengarah pada resolusi.

  • contoh: 

Seorang siswa sekolah menengah, kehilangan kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, bekerja dengan upah minimum setelah lulus. Meskipun dia mungkin belum mencapai tujuannya, dia mengembangkan rencana untuk maju dalam hidup dan menemukan gairah baru.

Setelah mengalami gangguan mental, seorang penulis sekarang menjalani program rehabilitasi dan belajar untuk mengatasi stres dan kecemasannya dengan lebih baik.

Setelah menyadari bahwa melarikan diri dari stres melalui perjalanan tidak memberinya rasa kepuasan yang lebih dalam, seorang mahasiswa memulai perjalanan pulang dan merencanakan fase selanjutnya dalam hidupnya.

Denouement (Resolusi)

Grafik peleraian , atau resolusi, adalah kesimpulan dari sebuah narasi. Di akhir cerita, tema cerita dan pelajaran moral diungkapkan sepenuhnya. Konsekuensi dari klimaks telah dimainkan sepenuhnya melalui aksi yang jatuh dan karakter cerita dibiarkan dengan pemahaman yang lebih besar tentang peristiwa yang dimainkan di sepanjang cerita. Narasi mungkin memiliki akhir yang bahagia atau akhir yang tragis, tetapi dalam kedua kasus, cerita berakhir dengan penutupan dan karakter yang tersisa bergerak maju, diubah oleh pengalaman mereka.

Lulusan sekolah menengah, terjebak dalam pekerjaan buntu setelah gagal masuk perguruan tinggi, memfokuskan kembali hidupnya dan mendaftar di perguruan tinggi.

Seorang penulis yang mengalami gangguan mental meninggalkan program rehabilitasi, menghidupkan kembali cintanya dalam menulis dengan menulis untuk dirinya sendiri, dan bukan untuk karirnya.

Seorang mahasiswa keliling kembali ke rumah untuk berhubungan kembali dengan keluarga dan teman-teman setelah melakukan perjalanan panjang sendirian, menyadari bahwa pemenuhan datang dengan menghadapi tantangan daripada melarikan diri dari mereka.

Struktur Alternatif Esai Naratif

Sementara sebagian besar cerita mengikuti alur naratif klasik, banyak penulis telah bereksperimen dengan struktur naratif alternatif. Struktur naratif alternatif mungkin tidak memiliki kesimpulan atau resolusi sederhana, dan mungkin menggunakan abstraksi untuk menggambarkan konsep tematik. Terkadang, mereka juga mungkin tidak memiliki kesimpulan moral atau tematik yang jelas. Akibatnya, meskipun pendekatan naratif ini memiliki nilai yang sama, pendekatan tersebut mungkin tidak sesuai untuk esai naratif, yang menempatkan nilai signifikan pada sikap moral atau tematik yang jelas.

Narasi Realistis

Beberapa penulis percaya bahwa cerita naratif klasik tidak secara akurat mewakili pengalaman hidup, yang mungkin tidak mengandung resolusi sederhana. Penulis naratif yang realistis sering kali percaya bahwa alur narasi terlalu idealis, dan masalah kehidupan tidak selalu menghasilkan solusi. Narasi realistis seringkali lebih terfokus pada tindakan tertentu dan konsekuensi langsung. Selain itu, jika busur naratif memiliki struktur simetris dan resolusi yang jelas, narasi realistik sering kali tidak mengikuti pola simetris. Konflik yang terselesaikan dapat menyebabkan konflik baru, atau mungkin tidak ada resolusi sama sekali. Ketegangan dapat berlanjut hingga akhir cerita. Demikian pula, narasi realistis seringkali kurang didorong oleh plot dan substansinya berasal dari karakterisasi dan penggambaran peristiwa dan karakter daripada plot. Meskipun narasi realistis mungkin tidak memiliki sikap moral atau tematik yang eksplisit seperti busur naratif, namun demikian

Narasi Formalis

Formalisme adalah pendekatan modernis terhadap narasi yang mengalihkan fokus dari plot dan struktur naratif dan menuju gaya dan kualitas intrinsik teks. Narasi formalis mungkin lebih abstrak dan mungkin tidak memiliki plot yang jelas. Sebaliknya, mereka biasanya menempatkan nilai tinggi untuk mendapatkan makna melalui eksplorasi gaya dan kerajinan. Oleh karena itu, mereka mungkin lebih menekankan pada kualitas, seperti perumpamaan, bahasa, struktur, dan kualitas estetika lainnya, daripada pendekatan naratif lainnya. Makna atau pernyataan moral dari narasi mungkin kurang jelas, atau bahkan mungkin tidak memiliki pernyataan moral yang eksplisit. Mereka sering menggunakan teknik, seperti paradoks dan ironi, yang mengaburkan makna naratif, sehingga beberapa pembaca mungkin menganggap pendekatan formalis membingungkan atau membuat frustrasi.

Esai naratif adalah bentuk penulisan esai yang sangat kreatif berdasarkan penggunaan penceritaan nonfiksi untuk mengungkapkan tema yang lebih besar. Meskipun parameter penulisan esai naratif longgar dan memberikan lisensi kreatif kepada penulis, penulis pemula masih perlu membiasakan diri dengan standar genre.

apa itu narrative essay

Uji coba GRATIS 6 bulan

Kemudian, nikmati Amazon Prime dengan setengah harga – diskon 50%!

TUN AI – Asisten Pendidikan Anda

TUN AI

Saya di sini untuk membantu Anda dengan beasiswa, pencarian perguruan tinggi, kelas online, bantuan keuangan, memilih jurusan, penerimaan perguruan tinggi dan tips belajar!

TUN Membantu Siswa!

Sumber konten.

Sumber Daya untuk Siswa

Pencarian Sekolah

Pencarian Beasiswa

Mulai Beasiswa

Tinggi Sekolah

Perguruan tinggi

Hak Cipta, 2024 – TUN, Inc

Tentang Kami

Kursus Online Gratis

Diskon mahasiswa

Kembali ke sekolah

Bahasa Inggris

Narrative Text : Pengertian, Jenis, Ciri dan Contoh

Narrative Text : Pengertian, Jenis, Ciri dan Contoh image

Isi Artikel

apa itu narrative essay

Dalam keseharian kita, narrative text adalah salah satu teks bahasa inggris yang kerap muncul. Kamu bisa menemukan jenis teks ini di mana saja, baik di buku, lembar ujian sekolah, tes TOEFL, dan berbagai tulisan lain. Tapi, sebenarnya apa itu narrative text?

Untuk bisa memahami apa itu narrative text , kamu perlu mengetahui lebih dulu pengertian dari teks jenis ini, contoh, dan juga ciri-cirinya. Oleh karena itu, pastikan kamu menyimak artikel ini sampai akhir.

Baca juga: Contoh Future Continuous Tense, Pengertian, Rumus, Fungsi, dan Ciri

Pengertian Narrative Text

Ada banyak jenis-jenis teks dalam Bahasa Inggris. Narrative text adalah salah satu jenis teks yang cukup sering ditemukan. Secara umum, teks jenis ini berisi rangkaian peristiwa yang disusun hingga membentuk sebuah cerita yang terhubung atau kronologis.

Biasanya, narrative text adalah teks yang bersifat imajinatif. Artinya, tulisan dalam teks berasal dari imajinasi penulis atau tidak nyata. Akan tetapi, beberapa teks naratif juga bisa berbentuk faktual. Khususnya untuk cerita-cerita yang bertujuan untuk menghibur pembacanya.

Jenis-jenis Narrative Text 

Jika ditelaah, jenis teks naratif ternyata tidak hanya satu. Ada beragam bentuk dan jenis teks ini jika dilihat dari konten yang diceritakan. Agar lebih jelas, jenis-jenis narrative text adalah sebagai berikut:

1. Fairy Tale (Dongeng)

Fairy tale atau dongeng adalah jenis teks naratif yang menceritakan kisah fantasi atau kisah yang tidak nyata. Biasanya, cerita jenis ini memiliki unsur mitos dan legenda yang kuat. Sebagian dongeng ada yang diwariskan dalam bentuk tulisan dengan pengarang yang jelas. Namun, ada juga yang tidak diketahui nama pengarangnya.

Beberapa contoh cerita dongeng yang banyak dikenal adalah Cinderella, Snow White, Timun Mas, dan lain-lain.

2. Folktale/Folklore (Cerita Rakyat)

Sekilas, folklore atau folklore memiliki kemiripan yang kuat dengan fairy tale. Hanya saja, sebagian besar folklore tidak diketahui nama pengarangnya. Biasanya, kisah-kisah folklore diwariskan turun temurun dalam masyarakat. Sehingga, cerita tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi masyarakat setempat.

Beberapa contoh cerita rakyat yang banyak diceritakan adalah Malin Kundan, si Kancil, dan cerita-cerita lainnya.

3. Legend (Legenda)

Legenda merupakan jenis narrative text yang berasal dari perpaduan cerita rakyat dan dongeng. Kisah-kisah semacam ini biasanya berkaitan erat dengan asal usul suatu tempat. Beberapa masyarakat juga bisa saja menganggap kisah-kisah legenda adalah kisah yang dapat dipercaya.

Indonesia sendiri memiliki beberapa kisah legenda yang populer. Di antaranya adalah The Legend of Surabaya dan Story of Lake Toba.

4. Myth (Mitos)

Beberapa narrative text adalah kisah yang diwariskan secara turun temurun sebagai mitos. Sebuah mitos bisa saja berkaitan dengan cerita rakyat atau legenda setempat. Biasanya, sebuah mitos dipercaya sebagai sesuatu yang sungguhan terjadi. Beberapa kisah mitos juga diwariskan secara turun temurun dan memiliki hikmah atau pantangan mengenai sesuatu.

Contoh kisah mitos yang cukup terkenal adalah cerita Aji Saka dan Dewata Cengkar.

5. Science Fiction (Fiksi Ilmiah)

Berbeda dengan jenis sebelumnya, cerita fiksi ilmiah merupakan salah satu jenis narrative text yang relatif baru. Dalam cerita fiksi ilmiah, kisah imajinatif dipadukan dengan unsur ilmu pengetahuan atau teknologi.

Biasanya cerita semacam ini memiliki pesan moral tertentu yang ingin disampaikan oleh penulis. Khususnya pesan moral yang berkaitan dengan dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sesuai namanya, narrative text jenis ini memiliki bobot kisah cinta yang relatif banyak. Selain itu, jenis ini merupakan jenis yang paling mudah ditemukan di tulisan-tulisan modern. Umumnya, teks naratif dengan jenis romance menceritakan perjuangan cinta dari tokoh utamanya. Namun, penulis juga bisa mengeksplorasi jenis ini dengan lebih luas.

7. Horror Stories (Cerita Horror)

Jenis narrative text ini menceritakan tentang kisah-kisah yang menakutkan dan menegangkan, seperti hantu dan makhluk-makhluk astral lainnya. Cerita horor biasanya menyampaikan pesan atau moral tentang konsekuensi dari perbuatan jahat.

Salah satu ciri khas dari kisah fabel dalam narrative text adalah karakter yang digunakan. Biasanya, fabel menggunakan tokoh-tokoh hewan atau binatang sebagai pembawa cerita. Hewan dan binatang dalam cerita ini biasanya memiliki sifat dan cara interaksi yang mirip dengan manusia.

9. History (Sejarah)

Selanjutnya, history atau sejarah juga merupakan salah satu jenis narrative text . Jenis ini menceritakan kisah-kisah peristiwa yang terjadi di masa lalu. Biasanya mengandung unsur-unsur fakta dan informasi yang akurat dan menyampaikan pesan atau moral tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di masa lalu.

10. Slice of Life

Jenis narrative text slice of life adalah menceritakan kisah-kisah kehidupan sehari-hari yang sederhana dan realistis. Slice of Life menampilkan kisah-kisah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa adanya unsur-unsur fantasi atau misteri.

Tokoh-tokoh dalam slice of life biasanya adalah si penulis atau tokoh-tokoh yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti orang dewasa, anak-anak atau keluarga.

11. Personal Experience

Terakhir, ada juga narrative text dengan jenis personal experience. Sesuai namanya, jenis ini merupakan tulisan yang menceritakan tentang pengalaman pribadi penulis. Kisah hidup penulis disajikan dengan lebih menarik sehingga bisa dinikmati oleh pembaca secara umum.

Biasanya kisah itu berupa peristiwa-peristiwa yang menyenangkan, menyedihkan, atau menyakitkan. Personal Experience juga dikenal dengan sebutan cerita pengalaman pribadi.

Ciri-ciri Narrative Text 

Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah suatu tulisan merupakan tulisan naratif atau bukan? Setidaknya ada 4 hal yang menjadi ciri-ciri teks naratif. Empat ciri narrative text adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Past Tense

Secara umum, narrative text adalah kisah yang menceritakan kejadian yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu, penulisan teks naratif harus menggunakan formula past tense.

2. Berfokus Pada Satu Tokoh

Biasanya, narrative text ditulis dengan fokus kepada tokoh utama. Tokoh utama di sini umumnya bersifat tunggal. Karena itu, kata ganti seperti I, we, she, he sangat umum digunakan dalam teks berbentuk naratif.

3. Menggunakan Dialog

Sebagian besar teks naratif biasanya memiliki dialog. Dengan adanya dialog, pembaca bisa lebih mudah berimajinasi dan masuk ke dalam cerita. Meskipun begitu, ada juga narrative text yang ditulis tanpa menggunakan dialog.

4. Menggunakan Conjunction

Penggunaan conjunction atau kata sambung adalah hal penting dalam penulisan narrative text . Adanya kata sambung membuat cerita jadi lebih urut. Sehingga, pembaca bisa memahami cerita dengan lebih mudah sesuai urutan kejadian yang diceritakan.

Generic Structure Of Narrative Text

Setelah mengetahui jenis dan ciri-ciri narrative text, kamu perlu mengetahui struktur dari tulisan ini. Mengetahui struktur narrative text adalah hal penting yang harus kamu perhatikan sebelum membuat teks naratif kamu sendiri.

Secara umum, ada 4 struktur umum dari narrative text, yaitu:

1. Orientation

Pada bagian awal ini, kamu bisa menuliskan perkenalan tokoh dan latar belakang cerita. kamu juga bisa mendefinisikan tempat atau waktu kejadian di mana cerita tersebut berlangsung.

2. Complication

Bagian ini merupakan bagian paling penting dalam cerita. kamu bisa menuliskan bagian awal suatu cerita dan mulai mengembangkan konflik, klimaks, dan anti klimaks dari cerita. Untuk menghasilkan konflik yang menarik, kamu harus memiliki problem atau masalah utama dari cerita tersebut.

Seiring dengan berjalannya cerita, masalah akan semakin besar dan memuncak di tahap konflik. Setelah itu, permasalahan akan kembali mengecil seiring dengan kemampuan tokoh dalam cerita menyelesaikan permasalahannya. 

3. Resolution

Bagian ini merupakan akhir atau kesimpulan dari masalah cerita yang terjadi. Masalah dapat diselesaikan menjadi lebih baik atau pun buruk. Tidak setiap cerita harus berakhir bahagia. Akhir yang menyedihkan atau menggantung juga bisa menjadi pilihan.

4. Re-orientation

Pada dasarnya, re-orientation tidak wajib ada dalam narrative text. Biasanya paragraf dalam kalimat ini berisi tentang pelajaran dan pesan moral dari penulis untuk diimplementasikan oleh pembaca dalam kehidupan nyata.

Kaidah Kebahasaan Narrative Text

Jenis teks naratif juga tidak lepas dari aturan dan kaidah kebahasaan dalam Bahasa Inggris. Dengan mengetahui kaidah kebahasaan, kamu bisa membuat narrative text yang lebih baik dan sesuai dengan aturan Bahasa Inggris.

Secara sederhana, kaidah kebahasaan narrative text adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan simple past tense
  • Menggunakan kata kerja jenis action verb
  • Menggunakan saying verb untuk menunjukkan adanya percakapan
  • Menggunakan thinking verb untuk menceritakan pikiran tokoh utama
  • Menggunakan conjunction of time untuk menghubungkan latar waktu yang berbeda
  • Menggunakan adjective untuk menggambarkan karakteristik tokoh
  • Menggunakan noun tertentu seperti gelar atau kata ganti sebagai alternatif nama tokoh

____________________________________________________

Baca juga: Present Perfect Tense : Pembahasan Rumus, Contoh Kalimat, Soal & Kunci Jawaban

Nah, itu lah beberapa penjelasan dari narrative text. Setelah kamu membaca keseluruhan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa narrative text adalah teks yang bersifat fiktif yang berfungsi untuk menghibur. Semoga membantu.

Kalau kamu ingin belajar lebih banyak tentang narrative text, Pijar Belajar bisa banget jadi teman belajarmu, nih. Pijar Belajar menyediakan berbagai latihan soal lengkap dengan video pembahasannya untuk kamu. Mulai dari mata pelajaran SD, SMP, hingga SMA, ada semua, deh , di Pijar Belajar. 

Yuk, download Pijar Belajar sekarang! 

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Didukung oleh

logo indihome

Dapatkan Aplikasi

playstore

©2021- 2024 Pijar Belajar. All Right Reserved

Purdue Online Writing Lab Purdue OWL® College of Liberal Arts

Narrative Essays

OWL logo

Welcome to the Purdue OWL

This page is brought to you by the OWL at Purdue University. When printing this page, you must include the entire legal notice.

Copyright ©1995-2018 by The Writing Lab & The OWL at Purdue and Purdue University. All rights reserved. This material may not be published, reproduced, broadcast, rewritten, or redistributed without permission. Use of this site constitutes acceptance of our terms and conditions of fair use.

What is a narrative essay?

When writing a narrative essay, one might think of it as telling a story. These essays are often anecdotal, experiential, and personal—allowing students to express themselves in a creative and, quite often, moving ways.

Here are some guidelines for writing a narrative essay.

  • If written as a story, the essay should include all the parts of a story.

This means that you must include an introduction, plot, characters, setting, climax, and conclusion.

  • When would a narrative essay not be written as a story?

A good example of this is when an instructor asks a student to write a book report. Obviously, this would not necessarily follow the pattern of a story and would focus on providing an informative narrative for the reader.

  • The essay should have a purpose.

Make a point! Think of this as the thesis of your story. If there is no point to what you are narrating, why narrate it at all?

  • The essay should be written from a clear point of view.

It is quite common for narrative essays to be written from the standpoint of the author; however, this is not the sole perspective to be considered. Creativity in narrative essays oftentimes manifests itself in the form of authorial perspective.

  • Use clear and concise language throughout the essay.

Much like the descriptive essay, narrative essays are effective when the language is carefully, particularly, and artfully chosen. Use specific language to evoke specific emotions and senses in the reader.

  • The use of the first person pronoun ‘I’ is welcomed.

Do not abuse this guideline! Though it is welcomed it is not necessary—nor should it be overused for lack of clearer diction.

  • As always, be organized!

Have a clear introduction that sets the tone for the remainder of the essay. Do not leave the reader guessing about the purpose of your narrative. Remember, you are in control of the essay, so guide it where you desire (just make sure your audience can follow your lead).

Gramedia Literasi

Memahami Pengertian, Struktur, Cara Menulis, dan Contoh Essay

contoh essay

Contoh Essay – Menulis essay, dalam lingkup ilmiah kerap dijadikan tugas bahasa Indonesia (untuk sekolah) atau tugas rutin dari dosen (untuk mahasiswa). Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas, menulis essay menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran mengenai suatu topik.

Essay juga dapat dimanfaatkan sebagai medium yang efektif untuk menyebarkan ilmu pengetahuan kepada banyak orang. Sementara itu, penulis essay memiliki sebutan, yaitu esais. Seorang esais bisa memperoleh banyak manfaat selama proses penulisan essay. Khususnya dalam kemampuan menulis dan membaca.

Maka dari itu, essay bukan sekadar tugas yang harus diselesaikan demi mendapatkan nilai dari guru atau dosen. Mengapa demikian? Untuk menemukan jawabannya, simak penjelasan tentang essay di bawah ini.

Pengertian Essay

Ada banyak ahli yang menuliskan pengertian essay, seperti Wijayanti yang mengatakan bahwa esai merupakan karangan atau tulisan yang memuat argumen dan pandangan penulis mengenai suatu peristiwa di masyarakat.

Sedangkan menurut Widyamarta, essay merupakan usaha melahirkan pandangan tentang sebuah topik dengan bentuk yang pendek dan cara penuturan yang sebaik-baiknya. Dari dua pengertian ini bisa disimpulkan bahwa essay berhubungan erat dengan pengalaman pribadi penulisnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Namun yang lebih menarik lagi, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, dalam buku Inilah Esai karya Muhidin M. Dahlan (Gus Muh) menyebut essay sebagai “Esai itu bukan puisi. Akan tetapi esai tidak diperkenankan untuk hadir tanpa rasa proteika. Esai bukan cerita pendek, bukan novel, bukan repertoar teater, namun esai diharuskan bercerita, diwajibkan mengekspresikan suasana, itupun cerita dan suasana harus merupakan kandungan yang implisit, tersirat, atau samar. Sebab kalau bukan, ia dituduh sebagai puisi atau cerita pendek atau novel atau repertoar teater”. Gus Muh sendiri menganggap essay sebagai gaya menulis yang “bukan-bukan”, artinya bukan puisi dan bukan juga karya ilmiah.

Terlepas dari pengertiannya, essay dianggap memiliki peran yang penting dalam mendorong pengembangan diri seorang pelajar, baik siswa maupun mahasiswa, karena dengan menulis essay penulisnya harus mengungkapkan pikiran serta alasannya dengan mengikuti kerangka yang tepat.

Dan untuk melakukan ini tentu saja dibutuhkan teknik menulis, kemauan tinggi, serta kualitas pemikiran yang baik. Dengan kata lain, essay merupakan usaha untuk mengumpulkan potongan-potongan ilmu yang didapatkan penulisnya selama belajar sehingga menjadi suatu bentuk yang utuh. Seperti yang dijelaskan oleh Agus Widayoko M.Pd.,Gr. dalam buku Menulis Artikel Ilmiah Dan Esai yang dia tulis tahun 2020 lalu.

https://www.gramedia.com/products/menulis-artikel-ilmiah-dan-esai?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Jadi, jelas ya, anggapan essay sebagai tugas yang harus diselesaikan demi mendapatkan nilai di sekolah atau kampus keliru adanya dan setiap orang yang sedang dalam proses belajar paling tidak harus mencoba membuat sebuah essay.

Alasannya, essay dapat membantu kamu belajar untuk mengeksplorasi sebuah topik atau isu dan menyampaikan penilaian pribadi terhadap topik tersebut. Selain itu, kamu juga belajar untuk merangkai argumen dengan dukungan yang didasarkan pada nalar dan bukti. Terakhir, kamu akan mengetahui bagaimana cara menghasilkan sebuah essay yang menarik.

Struktur Essay

contoh essay

Unsplash.com

Sepanjang atau sependek apapun sebuah essay, strukturnya hanya terdiri dari tiga bagian saja, yaitu pembuka/pendahuluan; Isi/inti; dan terakhir Kesimpulan. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai ketiga bagian tersebut:

Pembuka/Pendahuluan

Bagian pembuka bisa ditulis dalam dua paragraf pendek atau satu paragraf panjang. Di bagian ini kamu memberikan sedikit latar belakang, penggambaran situasi terbaru terkait topik yang akan dibahas, atau informasi menarik yang berhubungan dengan topiknya.

Yup , essay harus dibuat semenarik mungkin untuk membuat pembaca penasaran dan ingin melanjutkan membaca sampai habis. Karena itu, beberapa orang berpendapat bahwa bagian pembuka adalah bagian tersulit dari sebuah essay.

Untuk membuat pembuka yang menarik, kamu bisa menceritakan kepada pembaca apa argumen yang kamu miliki dan mengapa kamu yakin bahwa argumen tersebut benar atau tepat. Selain itu, coba mulai latar belakang dari penjelasan yang umum terlebih dulu lalu beranjak ke arah yang lebih sempit lagi.

Inti/Isi Essay

Bagian inti/isi essay memuat pengembangan ide utama yang disebutkan di bagian pembuka dengan cara menambahkan beberapa kalimat pendukung. Tentu saja, kalimat pendukung ini harus berisi informasi-informasi yang sesuai dengan topik utama. Di samping itu, usahakan bagian inti ditulis secara terstruktur dan logis.

Grameds bisa mengembangkan paragraf isi dengan beberapa cara seperti:

  • Memberikan contoh tentang topik yang dibahas
  • Menguraikan kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan topik utama secara kronologis
  • Menambahkan anekdot yang berhubungan dengan topik
  • Menguraikan istilah-istilah tertentu yang penting untuk diketahui pembaca dan masih relevan
  • Menganalisis penyebab atau asal-usul topik yang sedang dibicarakan
  • Menambahkan beberapa akibat atau konsekuensi yang berhubungan dengan topik
  • Mendeskripsikan fisik atau watak orang, barang, tempat, atau ucapan yang dibicarakan
  • Menggunakan kombinasi beberapa teknik di atas.

Singkatnya, tuliskan sebanyak mungkin pengetahuan atau informasi yang kamu miliki tentang topik yang sedang dibahas.

Kesimpulan adalah bagian yang berisi tentang ringkasan pembahasan atau penguatan tentang topik yang telah disebutkan di bagian pembuka dan inti. Tujuannya agar pembaca tahu bahwa mereka sudah berada di akhir esai. Oleh karena itu, beberapa penulis kerap menggunakan kata transisi seperti “singkatnya”, “akhirnya”, dan sebagainya di bagian ini.

Selain itu, pastikan kamu tidak menambahkan informasi yang baru dalam kesimpulan sebab akan membuat essay tidak utuh alias mengambang. Jika memang kamu memiliki informasi baru yang dianggap penting, sebaiknya tulis di bagian pembuka atau isi.

Cara Menulis Essay

contoh essay

Untuk menulis essay yang baik dan menarik, Grameds perlu berlatih terus menerus sampai menjadi terbiasa. Namun, sebagai permulaan, kamu bisa belajar menulis essay yang selesai dan memuat semua bagian-bagian yang harus ada. Caranya bisa kamu lihat di bawah ini:

1. Memilih Topik

Sama seperti menulis makalah, diary, atau tulisan lainnya, langkah pertama dalam menulis essay adalah memilih topik terlebih dulu. Kamu bisa memilih topik yang spesifik, dekat dengan kehidupan sehari-hari, atau sesuai dengan pengalamanmu sendiri agar terlihat menarik.

Setelah mendapatkan topiknya, luangkan waktu beberapa hari untuk membaca artikel, buku, blog, atau referensi lain yang dapat menambah pengetahuan kamu tentang topik tersebut. Usahakan agar kamu membaca sesuai kebutuhan. Artinya sumber yang dibaca harus bermanfaat untuk topik atau argumen milikmu dan dapat mendukung jawaban yang kamu siapkan.

Kamu bisa belajar cara memilih topik yang menarik dari Kang Maman melalui bukunya yang berjudul Aku Menulis Maka Aku Ada. Dalam buku ini Kang maman menjelaskan tentang pengalamannya sebagai penulis yang menghasilkan 24 buku dalam waktu 8 tahun. Dia juga membuka rahasia sederhana “ mengail 100 ide dalam sehari ”.

2. Mengumpulkan Materi

Saat membaca referensi kamu mungkin akan mendapatkan beberapa materi yang relevan dengan topik yang akan dibahas. Kumpulkan semua materi tersebut selengkap dan sejelas mungkin, jangan setengah-setengah. Bila perlu, cari data faktual tentang topiknya karena ini akan berguna untuk mendukung argumenmu.

Kamu bisa mengumpulkan materi dengan cara memfarase ulang dari pendapat-pendapat orang lain atau menggunakan rangkuman yang berisi poin-poin utama yang nantinya akan kamu kembangkan sendiri.

3. Membuat Outline atau Draft

Setelah menentukan topik dan mengumpulkan materi, kamu dapat melanjutkan ke tahap pembuatan outline atau draft. Tahap ini membantu kamu untuk memberikan gambaran umum dari essay yang akan dibuat serta poin-poin yang akan ditulis.

Grameds bisa menulis uraian dari argumen atau poin-poin yang sudah kamu siapkan di bagian sebelumnya. Tujuannya agar kamu bisa memilah informasi yang benar-benar bermanfaat dan dapat digunakan.

Bila perlu, tambahkan contoh-contoh yang berhubungan dengan topik utama lalu pilih mana poin yang akan dibahas pertama kali, kedua, ketiga, dan seterusnya. Dengan cara ini, kamu akan mendapatkan rancangan kasar dari essay yang akan kamu buat.

4. Mulai Menulis Essay

Setelah membuat outline atau draft, langkah berikutnya adalah mulai menulis essay. Di bagian ini kamu akan “merajut” semua potongan informasi, bukti, data, atau contoh yang sudah dikumpulkan saat membuat outline.

Cara menulisnya bisa dimulai dari bagian pembuka/pendahuluan atau dimulai dari isi dulu. Jika kamu sudah mempunyai gambaran yang jelas tentang topik yang akan dibahas, sebaiknya mulai dari bagian pendahuluan terlebih dulu.

Sebaliknya, jika kamu belum memiliki gambaran yang jelas dan masih belum memahami topik secara utuh, sebaiknya mulai dari bagian isi. Dengan demikian, kamu dapat menulis pendahuluan yang tepat dan mendukung bagian isi, sehingga pembaca akan lebih mudah memahami argumen yang kamu tulis.

Jangan lupa, tulis kesimpulan dengan baik tanpa menambah informasi baru. Ini berarti, kesimpulan harus ditulis secara ringkas, padat, jelas, dan tidak bertele-tele.

5. Sunting Ulang Essay yang Sudah Ditulis

Jika semua bagian essay sudah kamu tulis, tinggalkan tulisan tersebut selama beberapa jam atau beberapa hari. Lupakan semua argumen, poin, dan informasi yang sudah kamu tulis. Setelah benar-benar lupa, baca ulang essay tersebut dari awal sampai akhir dengan cermat.

Dengan cara ini, kamu akan bisa menilai kualitas essay tersebut secara objektif dan menyeluruh. Kamu mungkin akan menemukan beberapa kalimat yang kurang pas, tidak menarik, atau kurang lengkap. Perbaiki semua kekurangan yang kamu temukan saat membaca ulang agar kamu mendapatkan hasil yang berkualitas baik.

Untuk membantu kamu membaca essay secara cermat, berikut ini ada beberapa pertanyaan yang bisa kamu tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah essay yang saya tulis sudah lengkap semua bagian-bagiannya?
  • Apakah setiap paragraf dan argumen berhubungan satu sama lain dan relevan?
  • Apakah argumen-argumen saya seimbang?
  • Apakah contoh dan data yang ada sudah relevan dengan topik dan gagasan utama?

Contoh Essay

Agar Grameds semakin memahami essay, berikut ini beberapa contoh essay yang diambil dari buku-buku antologi esai yang bisa kamu jadikan referensi:

contoh essay

Sumber: Dikuasai Kata-kata: Kumpulan Esai Bahasa

https://www.gramedia.com/products/dikuasai-kata-kata?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Sumber: narasi.tv

contoh essay

Sumber: jawapos.com

Itulah beberapa contoh essay yang bisa kamu jadikan sebagai referensi. Dengan pembahasan tentang contoh essay itu, maka berakhir sudah pembahasan essay yang ada di dalam artikel ini. Semoga pembahasan dalam artikel ini bisa bermanfaat untuk Grameds.

Jika ingin mencari buku-buku tentang essay kamu bisa menemukannya di Gramedia.com . Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik! Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca . Semoga bermanfaat ya!

Penulis: Gilang

Buku Terkait Sejarah Indonesia

  • Buku Ensiklopedia
  • Buku Geografi
  • Buku  Obat Tradisional
  • Buku Sastra Indonesia
  • Buku Sejarah Indonesia
  • Buku Sejarah & Peradaban Agama Islam
  • Buku Sosiologi

Materi Terkait Sejarah Indonesia

  • Analisis Komparatif
  • Cara Membuat Abstrak
  • Cara Menentukan Judul Skripsi
  • Contoh Kata Pengantar Skripsi
  • Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi
  • Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
  • Identifikasi Masalah
  • Metode Komparatif
  • Pengertian Identifikasi
  • Karya Ilmiah Populer
  • Langkah Mempersiapkan Wawancara
  • Contoh Outline Skripsi
  • Laporan Teks Percobaan
  • Objek Penelitian
  • Penelitian Deskriptif
  • Penelitian Komparatif
  • Perbedaan Artikel dan Jurnal
  • Studi Kasus
  • Studi Pustaka
  • Variabel Penelitian

You may also like

apa itu narrative essay

Contoh Artikel Opini dengan Struktur yang Baik dan...

apa itu narrative essay

Pengertian dan Penerapan Berbagai Contoh Kata Teknis

apa itu narrative essay

Ketahui Contoh Majas Simile, Fungsi Hingga Jenis...

apa itu narrative essay

7 Jurusan yang Cocok untuk Profesi Digital Marketing

apa itu narrative essay

Mengenal Perbedaan Artikel dan Jurnal, Mahasiswa Harus...

apa itu narrative essay

Mengenal Struktur Teks Editorial dan Kaidahnya

About the author.

' src=

Nanda Akbar Gumilang

apa itu narrative essay

How to Write a Narrative Essay

apa itu narrative essay

Essay writing comes in many forms, not all of which require extensive research. One such form is the narrative essay, which blends personal storytelling with academic discussion. Authors of these essays use their own experiences to convey broader insights about life.

This genre offers writers a unique chance to connect with readers on a personal level. By sharing experiences and reflections, authors engage their audience emotionally while conveying important messages or lessons. In the following sections, our custom term paper writing experts will explore various aspects of narrative writing, from choosing a topic to effectively structuring your essay!

What Is a Narrative Essay

A narrative essay is a piece of writing that tells a story, often based on personal experiences. Unlike academic or journalistic writing, which sticks to facts and a formal style, narrative essays use a more creative approach. They aim to make a point or impart a lesson through personal stories. These essays are commonly assigned in high school or for college admissions. An effective narrative essay typically follows a chronological order of events and has three main traits:

  • Has one main idea.
  • Uses specific facts to explain that idea.
  • Follows a clear order of events.

A narrative essay resembles short stories in structure, with vivid illustrations, plots, characters, and discussion. However, there are key differences. These essays are focused on a central theme or argument and conclude decisively, while short stories often have a more abstract moral or message.

A narrative essay is usually written in the first person and follows a standard structure with an introduction, body, and conclusion. Short stories, on the other hand, can take various formats.

What is the Purpose of a Narrative Essay

When tasked with writing, you might wonder what the exact purpose of a narrative essay is. Here are various scenarios where you might need to write one:

What is the Purpose of a Narrative Essay

  • School Assignments: Teachers often assign them to help students improve their writing and storytelling skills. Sharing personal experiences lets students get feedback and improve.
  • Reflective Writing: They offer a chance to think about personal achievements. Whether it's winning an award or reaching a goal, writing about these experiences helps people understand their importance and share them with others. Meanwhile, if you wish to describe your life in greater depth, you might look at how to write an autobiography .
  • Application Requirements: They're often needed for job, internship, or scholarship applications. These essays let applicants show their experiences and goals, standing out from others.
  • Literary Analysis : In literature classes, you might write them to analyze stories or poems. You'll explore themes, characters, and how the story is told.
  • Historical Reflection : In history or social studies, you'll use these essays to think about events in the past. By imagining the experiences of people in different times, you can understand history better.
  • Cultural Exploration : These essays help you explore different cultures. In classes like anthropology or sociology, you might write about your own culture or learn about others by telling their stories.

How to Write a Narrative Essay in 5 Steps

Crafting a narrative essay is a whole different ball game compared to other school essays. Instead of analyzing topics, it's about sharing personal experiences through storytelling. By walking through a few easy steps below, you can turn your ideas into a gripping narrative. And, if sharing your personal stories is not your cup of tea, you can buy essays online from our expert writers, who will customize the paper to your particular writing style and tone.

How to Write a Narrative Essay in 5 Steps

Step 1: Start with a Topic Selection

When writing a narrative essay, start by choosing a topic that either relates to your own experiences or matches a given prompt. If there's a prompt, think about what it asks for and brainstorm ideas that fit.

As you brainstorm, write down key points or moments you want to include. Think about how each point fits into your essay's structure and if it meets any word count limits.

Consider the tone and style you want for your writing. Will it be reflective or humorous? Are there specific stylistic choices you want to use, like repeating phrases or leaving cliffhanger endings? These choices shape your narrative and keep your reader engaged. And, stay flexible as you explore ideas. You can always tweak your topic, tone, and style as you write.

Read more on Narrative Essay Topic to skip the brainstorming and choose a ready-made option!

Step 2: Make a Clear Outline

Once you've picked your topic, make a narrative essay outline. It acts as a roadmap for telling your story effectively. Identify the key points you want to cover, like important events or lessons learned, and assign each to a paragraph, ensuring a logical flow of ideas.

The outline will plan the progression of your narrative, letting you map out events and decide how much detail to give each point. For example, if you're writing about overcoming a challenge, your outline might have a paragraph for background, then paragraphs detailing your perseverance and the obstacles you faced. Finally, if you're wondering how to write an essay conclusion , you'll just summarize the experience and its lessons.

Step 3: Write Your Narrative Essay

Now, it's time to start writing a narrative essay! Use your outline as a guide, and write each section with clear and engaging language.

Remember, narrative essays are about expressing yourself creatively, so don't worry about sticking to formal academic writing rules. Focus on captivating your reader and bringing your story to life.

Tip 💡 Use first-person : Write from your perspective using pronouns like 'I' and 'me' to make your narrative essay personal and engaging.

Tip 💡 Employ storytelling techniques : Use techniques from fiction and creative nonfiction, like dialogue and symbolism, to enhance your narrative and engage readers.

Tip 💡 Show, don't tell : Instead of just stating facts, use vivid descriptions and sensory details to let the reader experience the story with you.

Tip 💡 Be authentic : Stay true to your own voice and experiences. Share your thoughts and feelings honestly to make your narrative essay genuine and relatable.

Step 4: Don't Forget to Revise

After finishing your essay, it's crucial to revise and refine it. But first, take a break after your first draft to return with fresh eyes and a clear mind. This is one of the most important tips for writing a narrative essay, making it easier to identify areas that need improvement.

When you return, read through your essay carefully to ensure logical flow and coherence. Check for any inconsistencies or gaps in the narrative and make revisions as needed to improve clarity. Pay attention to details such as tense, point of view, and narrative voice throughout your essay.

Step 5: Proofread Your Writing

As you consider ending a narrative essay, it's important to carefully proofread it for any remaining errors or typos. Pay attention to details such as formatting and citation style, if necessary. Sharing your essay with trusted friends, family, or teachers and seeking their feedback can provide valuable insights and help you identify areas for improvement that you may have overlooked. Based on the feedback received and your own observations during the revision process, make changes to strengthen the impact and effectiveness of your essay. Remain open to making significant changes if necessary to enhance the quality of your narrative.

Narrative Essay Format

The narrative essay format is crucial for captivating readers and creating memorable stories. Whether it's a personal essay or fiction, these guidelines will help you take readers on a journey, making them feel immersed in the action:

  • Introduction : Set the scene and introduce the characters and setting. Use a hook to grab readers' attention.
  • Plot : Have a clear beginning, middle, and end, with each part building on the last. Include a conflict or problem for the protagonist to overcome.
  • Characters : Develop well-rounded characters with distinct personalities and motivations. Ensure the protagonist has a clear goal, and the antagonist provides a challenge.
  • Setting : Describe the time and place effectively to set the mood and support the story's themes.
  • Dialogue : Use realistic dialogue to reveal characters' traits and move the plot forward.
  • Climax : Reach the highest point of tension or conflict, leading to resolution.
  • Resolution : Provide a satisfying conclusion that ties up loose ends.

Want to Be Like an Expert Writer? 

Order now and let our narrative essay writer turn your experiences into a captivating and unforgettable tale

Narrative Essay Examples

If you need inspiration for your next essay, check out these excellent samples from our essay writer . Use them as a guide to craft your own narrative, and let your unique voice and experiences shine.

Narrative Essay Example for College

College professors search for the following qualities in their students:

  • the ability to adapt to different situations,
  • the ability to solve problems creatively,
  • and the ability to learn from mistakes.

Your work must demonstrate these qualities, regardless of whether your narrative paper is a college application essay or a class assignment. Additionally, you want to demonstrate your character and creativity. Describe a situation where you have encountered a problem, tell the story of how you came up with a unique approach to solving it, and connect it to your field of interest. The narrative can be exciting and informative if you present it in such fashion.

Narrative Essay Example for High School

High school is all about showing that you can make mature choices. You accept the consequences of your actions and retrieve valuable life lessons. Think of an event in which you believe your actions were exemplary and made an adult choice. A personal narrative essay example will showcase the best of your abilities. Finally, use other sources to help you get the best results possible. Try searching for a sample to see how others have approached it.

Final Recap

Now that you understand what a narrative essay is, you're likely eager to create a top-notch paper. So, let our team of skilled writers lend a hand! Our research paper writing service provides various professional services tailored to your specific needs. With flexible pricing and quick turnaround, you can be confident you're getting excellent value!

Unlock Your Potential with Our Essays!

Order now and take the first step towards achieving your academic goals

What Is A Narrative Essay?

How to start a narrative essay, how to write a good narrative essay, related articles.

persuasive essay

Intan Aulia Husnunnisa

November 23, 2022 • 10 minutes read

essay bahasa inggris

Ingin mengasah keterampilan writing? Skill tersebut bisa kamu uji dengan menulis essay bahasa Inggris. Sudah tahu bagaimana cara menulis essay in English? Jika belum, baca artikel ini untuk mendapatkan gambaran dan contoh teks essay-nya! —

Seseorang dapat dikatakan mampu berbahasa Inggris secara aktif jika sudah  fluent dalam reading, speaking, listening, writing , plus  grammar dan structure . Khusus  reading , kamu bisa melatihnya dengan membuat essay bahasa Inggris.

Essay adalah salah satu teks yang biasa ditemukan dalam lingkungan akademik. Oleh karena itu, saat mendengar kata essay, sebagain besar orang akan langsung terbesit dengan essay beasiswa.

Padahal, tujuan penulisan essay bukan hanya untuk beasiswa,  lo . Pasalnya, masih banyak materi yang bisa kamu bahas melalui jenis tulisan satu ini.

Simak artikel ini sampai akhir untuk menambah pengetahuanmu tentang essay,  yuk !  Sssttt , ada contoh teks essay bahasa Inggris dan artinya juga!

Pengertian Essay

Secara umum, essay adalah karya tulis pendek yang berisi uraian perspektif atau opini penulis mengenai sebuah subjek atau permasalahan. Essay bisa bersifat formal maupun informal.

Namun, in general , essay ditulis untuk sesuatu yang bersifat formal untuk membahas berbagai topik serius.  

Essay tidak harus berbahasa Inggris. Kamu bisa juga menulis essay dalam bahasa Indonesia. Tapi, memang ada beberapa jenis kompetisi atau instansi yang mewajibkan essay diproduksi dalam bahasa Inggris.

Tahukah kamu? Essay bisa ditulis oleh banyak kalangan, sepeti akademisi, politisi, bahkan artis,  lo .

Apa Tujuan Essay?

Tujuan utama dari essay adalah untuk mengekpresikan opini penulis mengenai suatu permasalahan yang diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca tentang suatu hal.

Dalam hal ini,  topik yang dibahas pada essay tidak dibatasi, mulai dari bidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Perbedaan Essay dan Makalah

Essay merupakan wadah bagi penulis untuk memberikan pendapat tentang sebuah masalah, sedangkan makalah adalah karya tulis berisi pembahasan suatu masalah beserta solusinya yang disusun secara sistematis, logis, dan objektif.

Sebuah essay ditulis lebih ringkas dari makalah. Maka dari itu, pembuatan makalah rata-rata memakan waktu lebih lama dibandingkan essay, karena makalah harus dibuat berdasarkan penelitian yang lebih mendalam.

Jangan sampai essay kamu kalah keren dari yang lain! Biar lebih stand out , coba belajar buat essay bersama guru berpengalaman dan tersertifikasi internasional, deh . Bisa via online di English Academy! Ketahui kelas yang cocok untukmu melalui Placement Test terlebih dahulu, gratis dan bersertifikat !

[IDN] CTA Placement Test English Academy

Perbedaan Essay dan Artikel

Essay ditulis untuk membahas sebuah masalah, berbeda dengan artikel yang bisa memuat pembahasan apa saja (tak harus masalah).

Selain itu, artikel ditulis sesuai dengan fakta, sedangkan essay bersifat pendapat atau opini.

Jenis-jenis Essay Bahasa Inggris

Dalam bahasa Inggris, ada 5 jenis essay yang populer, yaitu narrative essay, descriptive essay, expository essay, persuasive essay, dan argumentative essay . Mari kita bahas fungsinya satu per satu!

1. Narrative essay

Seperti yang kita tahu, naratif erat kaitannya dengan cerita yang disampaikan secara kronologis dan berurutan.

Maka dari itu, narrative essay adalah jenis essay yang  fokus terhadap peristiwa atau pengalaman tertentu. Peristiwa tersebut bisa berkaitan dengan hari atau momen bersejarah, kejadian langka, dan lain sebagainya.

Esai naratif biasanya merupakan ungkapan dari sudut pandang pribadi, dengan begitu jenis essay ini tnetu bersifat subyektif.

2. Descriptive essay

Esai deskriptif adalah tulisan yang mengharuskan penulisnya pandai untuk menggambarkan sebuah objek menggunakan lima panca indera. Padsalnya, descriptive essay bertujuan untuk mendeskripsikan topik secara lengkap.

Contoh, kamu dapat mendeskripsikan lautan kepada seseorang yang belum pernah melihatnya. Pada jenis  essay ini, kamu harus menceritakan sebuah objek dengan sangat detail.

3. Expository essay

Dalam expository essay , seorang penulis akan menyajikan studi yang seimbang tentang suatu topik.

Maka dari itu, hal paling utama dalam penulisan expository essay adalah wawasan yang nyata dan luas tentang subjek yang akan dibahas.

Karya tulis ini biasanya dikemas sepenuhnya berdasarkan fakta atau statistik yang tersedia untuk mendukung argumen penyusun.

4. Persuasive essay

Esai persuasif adalah tulisan yang bertujuan untuk memberi pandangan 360 derajat pada audiens tentang sebuah topik atau permasalahan. 

So , esai persuasif tak hanya sekadar berisi fakta, melainkan ada upaya untuk meyakinkan pembaca akan sudut pandang penulis.

Dalam essay ini, kedua sisi argumen harus disajikan dalam. Tetapi tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa argumen penulis lebih berbobot.

5. Argumentative essay

Meskipun semua jenis essay pasti berisi argumen penulisa, tapi jika kamu ingin mengeksplorasi isu yang lebih kontroversial, maka argumen tersebut bisa dipaparkan dalam argumentative essay .

Tujuan  argumentative essay adalah untuk mengindentifikasi siapa saja yang berada di “posisi” penulis, plus menyangkal argumen potensial pihak lawan.

Bagaimana Format Essay Bahasa Inggris?

Essay biasanya ditulis minimal 500 kata. Namun, sebagian besar essay ditulis dalam jumlah 1000 sampai 3000 kata.

Rentang jumlah kata di atas dapat memberi ruang bagi penulis untuk mengembangkan argumen secara menyeluruh. Selain itu, penulis dapat meyakinkan pembaca tentang perspektif dari sebuah masalah yang jadi bagian utama pembahasan.

Essay merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah yang bersifat argumentatif dan terstruktur. Maka dari itu, essay tentunya ditulis dalam bentuk paragraf.

Namun, essay tak perlu dikemas dalam format bab seperti bab 1, bab 2,  etc . Pasalnya, essay terdiri dari rangkaian penulisan yang jadi satu kesatuan dari awal sampai akhir.

Essay harus memuat judul, kemudian diikuti nama penulis, serta background penulis. Agar lebih rapi, kamu juga bisa menambahkan cover esai pada bagian awal, dan dilengkapi dengan daftar pustaka di bagian akhir.

Secara  general , spasi essay adalah 1, format ukuran kertas atau  layout -nya adalah A4, margin kiri 4 cm, dan margin kanan, bawah, serta atas adalah 3 cm.

Essay Berisi Apa Saja? (Struktur Essay Bahasa Inggris)

Secara garis besar,  essay terdiri dari introduction, body , dan  conclusion . Kalau digabungkan dengan judul dan daftar pustaka, maka struktur essay adalah:

1. Title (Judul)

Seperti jenis karya tulis bahasa Inggris lainnya, pada bagian atas halaman pertama essay, tuangkan judul pembahasan atau permasalahan yang mencerminkan isi tulisanmu.

Buatlah judul yang  eyecatching dan tidak berlebihan ya!

2. Introduction (Pendahuluan/Pembukaan)

Introduction merupakan paragraf pengantar, yaitu paragraf pertama essay yang akan ditulis untuk memperkenalkan topik pertama kalinya.

Di sini, kamu bisa memuat sinopsis singkat mengenai isi tulisan yang ditulisan dalam 4-6 baris kalimat.

Dalam pendahuluan, kamu harus membuat pembaca tertarik (grabbing attention). Hal ini bisa juga dimulai dengan definisi dari sebuah topik, memaparkan penjelasan yang dikaitkan dengan idiom atau peribahasa, atau membuat pertanyaan interaktif yang memicu rasa penasaran pembaca.

Baca Juga: 15 Proverbs (Peribahasa Bahasa Inggris) Paling Umum dan Artinya

struktur essay bahasa inggris

3. Body/Middle Section (Pembahasan/Isi)

Body adalah bagian paling penting dari sebuah essay . Di sini, kamu akan membahas dengan jelas tentang topik yang menjadi sorotan.

Tulislah pembahasan yang dibagi ke dalam beberapa paragraf. Agar lebih mudah dibaca, kamu juga bisa mem- break-down dengan cara menulis dan beberapa sub tema. Pastikan agar pembahasanmu tetap sistematis dan terstruktur. 

4. Conclusion (Kesimpulan dan Saran/Penutup)

Setelah rampung, ringkas kembali argumen atau pembahasan kamu dalam bagian kesimpulan. Ingat, meringkas bukan berarti menulis ulang.

Kamu perlu membuat sebuah tulisan singkat, jelas, dan padat untuk merepresentasikan seluruh pemikiran pada bagian pengantar dan  middle section .

Untuk melengkapi kesimpulan, kamu juga dapat menyertakan saran dan pesan moral yang relevan dengan topik permasalahan.

5. References (Daftar Pustaka)

Ketika menulis, tak jarang kita mendapatkan banyak inspirasi dari berbagai sumber seperti internet, buku, jurnal, paper, artikel, dan lain sebagainya.

Exactly , cantumkan daftar pustaka pada bagian akhir essay kamu untuk mendukung argumen-argumen yang sudah ditulis sebelumnya. 

Bagaimana Cara Membuat Essay dalam Bahasa Inggris?

Untuk membuat essay dalam bahasa Inggris, ada 6 langkah yang bisa kamu lakukan, yaitu:

1. Tentukan Topik 

Untuk menentukan topik yang kamu tulis, gunakan tiga pendekatan berikut ini:

  • Apa bidang yang paling kamu minati? Apakah politik? Ekonomi? Lingkungan? Coba pilih salah satu terlebih dahulu.
  • Apa permasalahan atau pertanyaan yang kamu miliki (yang berkaitan dengan salah satu bidang). Misal, kamu tertarik dengan bidang ekonomi dan memiliki banyak pertanyaan seputar kondisi makroekonomi pasca pandemi COVID-19.
  • Tanya pada dirimu sendiri, apa pelajaran yang ingin diambil dari essay tersebut nantinya? Lalu, apa objective dari essay tersebut untuk pembaca?

2. Buat Kerangka Pembahasan (Framework)

Jika sudah memiliki bayangan mengenai topik, selanjutnya adalah membuat framework atau kerangka pembahasan. Kamu bisa mulai dengan menyusun kerangka melalui WH question, yaitu who, what, where, why, when, and how.

Contoh, siapa yang bertanggung jawab atas permasalahan ekonomi yang lumpuh pasca COVID-19 di Indonesia? Bagaimana cara untuk memulihkannya?

3. Lakukan Riset dan Temukan Sumber yang Valid

Essay yang baik tentu tak boleh ditulis sembarangan. Kamu harus membaca berbagai referensi yang valid dan  up to date untuk menghasilkan argumen yang kuat.

Kamu bisa melakukan riset dari artikel ilmiah, paper, jurnal internasional, dan lain sebagainya.

4. Susun Outline Essay

Outline biasanya lebih rapi dibandingkan dengan framework . Pasalnya, pada bagian  outline , kamu harus mengetahui apa saja tulisan yang akan dituangkan ke dalam  essay .

Agar lebih mudah, buatlah  outline dalam bentuk pertanyaan atau daftar isi yang akan kamu jawab menjadi sebuah tulisan  essay .

5. Mulai Tulis Essay dan Integrasikan dengan Sumber 

Untuk mulai menulis  essay , gunakanlah skema  general to specific alias mengerucut. Begini tipsnya:

  • Yang pertama, ini tentang bagaimana kamu harus menarik perhatian pembaca dengan “hook” yang menarik (seperti fakta atau anekdot yang mungkin baru bagi pembaca).
  • Penting untuk berikan pernyataan atau overview  tentang isi essay yang kuat dan dapat diperdebatkan.
  • Susun argumen untuk mendukung pernyataan tesis di seluruh essay.

6. Review, Edit, dan Revisi Essay (Proofread)

Dalam semua kegiatan writing , langkah  proofread tidak boleh kita skip . Kita harus memastikan bahwa  essay yang ditulis sudah well created.  Berikut ini beberapa hal yang harus kamu cek saat  proofreading :

a. Pastikan tidak ada typo atau kesalahan penulisan dan ejaan

Selain dapat mengurangi nilai essay, hal ini juga dapat berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dari essay-mu.

b. Makesure bahwa tidak ada  grammar yang salah

Kamu bisa menggunakan aplikasi writing assistance seperti Grammarly, Slick Write and SentenceCheckup untuk membantu memeriksa ejaan dalam struktur bahasa inggris dan mengoreksi kekeliruan dalam menulis.

Untuk memperluas kosa kata dalam esai, kamu bisa menggunakan aplikasi seperti Thesaurus dan Wiktionary.

c. Baca ulang dari awal sampai akhir untuk melihat apakah penggunaan tanda baca sudah tepat atau belum

Sebelum dibaca oleh orang lain, kamu harus membaca tulisanmu dari awal sampai akhir terlebih dahulu. Bacalah dengan lantang,  step ini dapat membantumu untuk mengidentifikasi apakah tanda baca yang digunakan sudah tepat atau belum.

d. Cek kembali untuk memastikan bahwa setiap kalimat sudah koheren, rapi, terstruktur, dan berkesinambungan

Untuk menciptakan karya tulis ilmiah yang baik, maka penulisannya harus rapi, koheren, dan terstruktur.

Contoh, pada baris pertama, kamu sedang membicarakan tentang bahaya dari COVID-19, lalu di baris kedua, yang kamu bahas adalah mengenai kebijakan WFH saat pandemi COVID1-9.  Hmm , nggak nyambung, kan?

Baca Juga: 5 Pertanyaan Interview Kerja dalam Bahasa Inggris yang Sering Ditanyakan

Terima kasih sudah baca artikel ini sampai akhir! Well , sekarang sudah tahu kan, kalau ternyata essay bahasa Inggris bisa kamu gunakan untuk berbagai tujuan.

Ingat, perbanyak latihan writing essay bahasa Inggris dengan topik yang beragam. Selain meningkatkan proses kreatif, hal ini juga bisa membantumu untuk memperkaya vocabulary .

The most important thing, cobalah untuk terus meminta feedback dan berdiskusi dengan para expert dari  English Academy by Ruangguru supaya  skill menulis kamu terus meningkat dari hari ke hari! Coba dulu  kelas gratis -nya sekarang!

References :

Library & Learning Commons.  How to Write a Good Essay . Online. Available at https://bowvalleycollege.libguides.com/c.php?g=10222&p=51316. Accessed at 28 November 2022.

Toppr.  Essay . Online. Available at https://www.toppr.com/guides/english/writing/essay/. Accessed at 28 November 2022. 

Handmade Writing.  What is an Essay ? Online. Available at https://handmadewriting.com/blog/guides/what-is-an-essay/. Accessed at 28 November 2022. 

apa itu narrative essay

Intan Aulia Husnunnisa, biasa dipanggil Intan. Menikmati dunia SEO Content Writing sejak 2020. Semoga tulisanku bermanfaat!

Bagikan artikel ini:

Logo Whatsapp

Artikel Lainnya

apa itu narrative essay

Bahasa Inggris Puasa, Sahur, dan 170 Istilah Keagamaan Lainnya

apa itu narrative essay

Menulis Request Letter dan Offering Letter dalam Bahasa Inggris

apa itu narrative essay

10 Cerita Fairy Tale Bahasa Inggris, Nggak Cuma Cinderella!

apa itu narrative essay

Ngaji Bahasa Inggris

50+ Contoh Narrative Essay Terbaik Beserta Artinya Lengkap

apa itu narrative essay

A Place Where I Would Like to Live I like the saying: “The grass is always greener on the other side.” To me, it means that we tend to believe that life in places different from our residence is for some reasons better. Considering this, I have tried to be content with the place where I resided throughout my life—a regular city in the center of the United States. However, due to various circumstances which would take too much time to describe here, I started to think about changing my life and moving to another area. And, to start with, I attempted to figure out where I wanted to live, in all sincerity. While living in a city, I discovered that perhaps the most irritating factor for me was the rush and the amounts of unnecessary information I encountered. Every morning I witnessed crowds of people hurrying on their businesses, having quick snacks while leaping from one office to another, glancing at their watches frantically. Every day I was seeing placards, billboards, TV commercials, advertising products which I had completely no need for. There was no escape from it, because commercials were seemingly everywhere: in search engines, in my mailbox, etc. ARTINYA Sebuah tempat di mana saya ingin tinggal Saya suka pepatah: ". Rumput selalu lebih hijau di sisi lain" Bagi saya, itu berarti bahwa kita cenderung percaya bahwa hidup di tempat yang berbeda dari tempat tinggal kami untuk beberapa alasan yang lebih baik. Mengingat ini, saya telah mencoba untuk puas dengan tempat di mana saya tinggal sepanjang hidup-kota saya biasa di tengah Amerika Serikat. Namun, karena berbagai keadaan yang akan mengambil terlalu banyak waktu untuk menjelaskan di sini, saya mulai berpikir tentang mengubah hidup saya dan pindah ke daerah lain. Dan, untuk memulai dengan, saya berusaha untuk mencari tahu di mana saya ingin tinggal, dengan segala ketulusan. Meskipun tinggal di sebuah kota, saya menemukan bahwa mungkin faktor yang paling menjengkelkan bagi saya adalah terburu-buru dan jumlah informasi yang tidak perlu saya temui. Setiap pagi saya menyaksikan kerumunan orang bergegas pada bisnis mereka, memiliki makanan ringan cepat sementara melompat dari satu kantor ke kantor lain, melirik jam tangan mereka panik. Setiap hari saya melihat plakat, billboard, iklan TV, iklan produk yang saya telah benar-benar tidak perlu untuk. Tak ada jalan keluar dari itu, karena iklan yang tampaknya di mana-mana: di mesin pencari, di kotak surat saya, dll.
If I Could Go Back in Time One of the most popular topics in the history of science-fiction has been the idea of time travel. In literature and cinema, this topic has been exploited uncountable times. We know and love such works as H.G. Wells’ “Time Machine”; H.P. Lovecraft’s “The Shadow Out of Time”; Bradbury’s “A Sound of Thunder”; King’s “The Langoliers”; as well as numerous films and TV shows: “Back to the Future,” “Butterfly Effect,” and “Timecop.” These, as well as many others are dedicated mostly to one question: how can an individual affect or even change their entire life in the present by making even slight corrections in their own past? In my opinion, this is one of the most common, natural, and essential questions. When I was a child, I often dreamed about a special pocket device that would allow me to “save” certain moments of my life, so that in case if I failed to do something, I could always “load” my life from a checkpoint, already possessing a certain level of experience—exactly how they do it in video games. I imagined the things I could do if I had such power: jumping from. ARTINYA Seandainya Aku Bisa Mengembalikan Waktu Salah satu topik paling populer dalam sejarah fiksi ilmiah telah menjadi ide perjalanan waktu. Dalam literatur dan bioskop, topik ini telah dimanfaatkan kali terhitung. Kita tahu dan cinta karya-karya seperti H.G. Wells ' "Time Machine"; H.P. Lovecraft "The Shadow Out of Time"; Bradbury "A Sound of Thunder"; Raja "The Langoliers"; serta berbagai film dan acara TV: "Kembali ke Masa Depan," "Butterfly Effect," dan "Timecop" ini, serta banyak lainnya berdedikasi sebagian besar untuk satu pertanyaan:. bagaimana seorang individu dapat mempengaruhi atau bahkan mengubah seluruh mereka hidup di masa sekarang dengan membuat bahkan sedikit koreksi di masa lalu mereka sendiri? Menurut pendapat saya, ini adalah salah satu pertanyaan yang paling umum, alami, dan penting. Ketika saya masih kecil, saya sering bermimpi tentang perangkat saku khusus yang akan memungkinkan saya untuk "menyelamatkan" saat-saat tertentu dalam hidup saya, sehingga dalam kasus jika saya gagal melakukan sesuatu, aku selalu bisa "beban" hidup saya dari pos pemeriksaan , yang telah memiliki tingkat tertentu pengalaman-persis bagaimana mereka melakukannya di video game. Saya membayangkan hal-hal yang bisa saya lakukan jika saya memiliki kekuatan seperti: melompat kembali ke masa lalu .

0 Response to "50+ Contoh Narrative Essay Terbaik Beserta Artinya Lengkap"

Posting komentar.

apa itu narrative essay

Apa itu Esai? Begini Struktur, Jenis, hingga Cara Membuatnya

  • Brigitta Winasis
  • October 12, 2021

cara membuat essay

Menulis esai memang gampang-gampang susah. Pasalnya esai membutuhkan berbagai opini pendukung dan data yang melengkapi.

Jenis karya tulis ini lazim ditemui di sekolah maupun universitas sebagai tugas. Bahkan ada beberapa pekerjaan yang mengharuskan kamu membuat esai. Maka dari itu, penting bagi kamu pengetahuan tentang cara membuat esai.

Apa itu Esai?

Esai adalah karya tulis yang berfungsi menampilkan sebuah ide, mengajukan argumen, mengekspresikan emosi, atau bahkan memulai debat. Esai menjadi cara bagi penulis untuk mengungkapkan idenya dalam bentuk tulisan non-fiksi. Sebuah esai dapat sepanjang 500 kata, tetapi bisa jadi lebih panjang daripada 5000 kata.

Struktur Esai

Struktur utama esai terdiri dari introduction (pembuka), body (isi), dan conclusion section (bagian penutup). Berikut penjelasannya.

Introduction

Untuk memulai esai yang baik, awali dengan perkenalan topik secara luas. Namun hati-hati, jangan terlalu luas dalam menyampaikannya.

Di bagian ini kamu dapat menyampaikan latar belakang informasi yang berkaitan dengan topik. Walaupun begitu, jangan terlalu banyak menyisipkan argumen di sini.

Untuk mengakhiri bagian pembuka, tuliskan pernyataan yang menjadi hipotesis kamu.

Bagian isi disampaikan setelah pembuka. Body harus terdiri dari beberapa bagian, biasanya ditunjukkan dengan paragraf-paragraf.

Panjang isi esai ditentukan dari jumlah gagasan pokok yang hendak disampaikan. Sampaikan pula detail untuk mendukung gagasan pokokmu. 

Pastikan kamu menyampaikan gagasan pokok secara runtut, disertai fakta-fakta untuk meyakinkan pembaca.

Conclusion Section

Bagian kesimpulan kurang lebih sama dengan bagian pembuka. Pada bagian ini, pastikan untuk mengulangi pernyataan yang menjadi hipotesismu. Sebabnya pembaca mungkin terlupa setelah membaca seluruh bagian body .

Di dalam kesimpulan, kamu perlu menuliskan rangkuman dari poin-poin utama di dalam esai. Ingatkan kembali pembaca akan gagasanmu terhadap topik yang dibicarakan.

Jenis-Jenis Esai

Ada beberapa jenis esai. Walaupun formatnya berbeda, strukturnya tetap sama.

Narrative Essays

Penulis membagikan pengalaman hidupnya dalam jenis esai ini. Walaupun terdengar mudah, menulis esai naratif bisa menjadi sulit saat dipraktikkan.

Descriptive Essays

Penulis berupaya menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu menggunakan kata-kata yang jelas.

Expository Essays

Jenis esai ini bertujuan memberi informasi dan analisis atas suatu topik. Dalam esai ini, penulis diharapkan menuliskan fakta, contoh, dan statistik.

Persuasive Essays

Melalui tulisan esai ini, penulis berharap dapat meyakinkan pembaca agar setuju dengan pendapatnya. Fakta dan logika harus digunakan secara strategis dalam tulisan ini.

8 Langkah Menulis Esai

Berikut ini delapan langkah sederhana yang bisa diterapkan dalam menulis esai.

1. Memutuskan jenis esai yang hendak ditulis.

2. Lakukan brainstorming terhadap topik yang dipilih.

3. Lakukan riset terhadap topik yang dipilih.

4. Pilih gaya penulisanmu.

5. Kembangkan gagasan hipotesis.

6. Tulis kerangka berpikir.

7. Tulis esai.

8. Edit penulisan tata bahasa dan ejaan.

Brigitta Winasis

Artikel Terbaru

bimbingan belajar bahasa inggris di semarang

Bimbingan Belajar Bahasa Inggris di Semarang, Ambil Promonya Sekarang!

tempat kursus les bahasa jepang terbaik di jogja

Tempat Kursus Les Bahasa Jepang Terbaik di Jogja!

bimbingan belajar bahasa Inggris di Malang

Bimbingan Belajar Bahasa Inggris di Malang untuk Dewasa Secara Online

persiapan ujian sat bersama Lister

[Success Story] Lolos Beasiswa di University of Queensland, Anindya Persiapkan Ujian SAT bersama Lister!

Social Media

Subscribe to our weekly newsletter.

Related Posts

bimbingan belajar bahasa inggris di semarang

Raih kemampuan bahasa Inggris terbaikmu dengan bimbingan belajar bahasa Inggris di Semarang bersama Lister. Bergabunglah sekarang dan manfaatkan promonya!

tempat kursus les bahasa jepang terbaik di jogja

Tempat kursus les bahasa Jepang terbaik di Jogja ini cocok untuk anak karena memiliki konsep belajar yang menyenangkan dan interaktif agar tidak mudah bosan.

bimbingan belajar bahasa Inggris di Malang

Lister memiliki bimbingan belajar bahasa Inggris di Malang, Jawa Timur khusus Dewasa. Kelas tersedia secara online yang mudah diakses dimana dan kapan saja.

persiapan ujian sat bersama Lister

SAT Preparation Class – Di berbagai beasiswa pendidikan, banyak yang mensyaratkan skor tertentu untuk ujian kemampuan bahasa Inggris terutama untuk beasiswa pendidikan di luar negeri.

Global Head Office

Indonesia Office

PT. Lister Teknologi Edukasi

Apply to be Tutors

Hubungi Kami

Tentang Lister

Gabung Lister

Other Links

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Dapatkan info promo, acara dan konten menarik lain dari lister!

Metode Pembayaran

payment_bca

sederet.com

Apa itu Narrative Text?

bookmark

Dalam kaidah Bahasa Inggris, terdapat berbagai jenis text atau tulisan yang salah satunya adalah Narrative Text . Pembahasan kali ini akan mengulas lebih dalam mengenai apa itu Narrative Tex t, apa saja jenisnya, dan bagaimana karakteristiknya. Serta tentunya akan diulas juga contoh Narrative Text untuk melengkapi pemahaman mengenai jenis text yang satu ini.

Narrative Text ?

Sesuai dengan namanya, Narrative Text merupakan tulisan narasi yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian tertentu dalam bentuk fiktif atau imajinasi. Hal ini perlu diperhatikan bahwa Narrative Text bukanlah suatu fakta yang sesungguhnya, melainkan cerita-cerita buatan manusia. Narrative Text disampaikan secara kronologis sehingga pembaca dapat memahami isi dari cerita tersebut.

Narrative Text dibuat dengan tujuan menghibur pembaca dengan jalan cerita yang disuguhkan, dan terkadang memiliki nilai-nilai yang bisa dipetik sebagai pelajaran di dalamnya. Jenis text ini bisa kamu temui di pelajaran Bahasa Inggris, atau pada ujian Bahasa Inggris di sesi reading.

Selain itu, Narrative Text memiliki berbagai jenis cerita mulai dari dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Fairytale (dongeng)
  • Fable (cerita tentang hewan)
  • Myth (mitos tentang suatu tempat atau kejadian)
  • History (cerita sejarah)
  • Romance (cerita romantis)
  • Horror (cerita misteri)

Dan masih banyak lagi jenis cerita dalam Narrative Text yang bisa ditemukan dalam tulisan berbahasa Inggris. Untuk lebih memahaminya, pada bagian selanjutnya akan diulas mengenai karakteristik dan struktur pada Narrative Text.

Karakteristik Narrative Text

Agar dapat mengenali Narrative Text dan membedakannya dengan jenis text lain, kita perlu memahami karakteristiknya. Berikut adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh Narrative Text:

  • Specific Character

Karakteristik pertama yang dimiliki Narrative Text adalah adanya specific character atau karakter spesifik yang menjadi tokoh dalam cerita. Narrative Text selalu memiliki tokoh yang menjalankan jalan cerita secara keseluruhan, dan tokoh-tokoh itu dituliskan dengan spesifik. Misalnya Cinderella, Ariel, Snow White (Putri Salju), The Dwarfs (para kurcaci), The Mouse Deer (si kancil), The Monkey (si monyet), dan lain sebagainya.

Tulisan dalam Narrative Text disampaikan dalam bentuk past tense, yang berarti dituliskan dalam bentuk kata kerja lampau atau verb 2. Jadi dalam menarasikan cerita dalam Narrative Text , pastikan kalau kata kerja yang digunakan dalam bentuk lampau.

  • Time Conjunction and Adverb of Time

Karena Narrative Text disampaikan secara kronologis, penggunaan time conjuction dan adverb of time sangatlah penting. Time conjuction adalah konjungsi atau kata penghubung waktu untuk menjelaskan kronologis kejadian, seperti when, before, after, dan lain sebagainya. Sedangkan adverb of time merupakan adverb atau kata keterangan untuk menunjukkan waktu terjadinya suatu peristiwa, seperti once upon a time dan lain sebagainya.

  • Action Verb

Karakateristik Narrative Text yang selanjutnya adalah penggunaan action verb, yaitu verb atau kata kerja yang menunjukkan suatu tindakan. Dan seperti yang sudah diulas pada bagian sebelumnya, pastikan bahwa action verb yang di dalam Narrative Text berbentuk past tense atau kata kerja lampau. Beberapa contoh action verb tersebut adalah walked (berjalan) , said (berkata) , run (berlari) , laughed (tertawa) , cried (menangis) , dan lain sebagainya.

  • Direct Speech

Karakteristik terakhir yang tak kalah pentingnya dalam Narrative Text adalah adanya direct speech, yaitu ucapan langsung yang diucapkan oleh tokoh dalam cerita. Biasanya direct speech disampaikan dalam bentuk dialog antar tokoh sehingga cerita terasa lebih hidup dan dipahami lebih baik oleh pembaca.

Namun berbeda dengan jenis kalimat lain dalam Narrative Text, direct speech dituliskan dalam bentuk present tense atau kata kerja sekarang. Bukan dituliskan dalam bentuk past tense seperti kalimat lain dalam Narrative Text.

Struktur Narrative Text

Selain jenis dan karakteristik, Narrative Text juga memiliki struktur yang merupakan tahapan demi tahapan dalam cerita. Secara garis besar, Narrative Text memiliki tiga struktur di dalamnya, yaitu:

  • Orientation

Tahapan pertama dalam Narrative Text adalah orientation, yaitu tahap pendahulian atau pengenalan cerita. Tahapan ini biasanya terdiri dari perkenalan tokoh, tempat kejadian peristiwa, waktu terjadinya, dan lain sebagainya.

  • Complication

Pada tahapan kedua ini mulai terjadi complication, yang ditandai dengan munculnya masalah yang akan menjadi pembahasan utama dalam cerita tersebut. Masalah ini kemudian akan terus berkembang hingga puncaknya, atau yang dikenal juga dengan climax (klimaks cerita).

Setelah mengalami masalah hingga ke puncak, tahap selanjutnya adalah resolution. Pada tahapan ini, masalah yang terjadi dalam cerita dapat terselesaikan. Diselesaikannya masalah itu bisa berupa baik atau buruk, yang biasa kita kenal dengan happy ending (akhir yang baik) atau bad ending (akhir yang buruk).

Selain ketiga tahapan tersebut, ada satu tahapan lagi yang kadang ditambahkan dalam Narrative Text. Yaitu re-orientation atau coda, merupakan bagian yang menyatakan pelajaran atau nilai moral yang bisa diambil dari cerita tersebut. Re-orientation atau coda ini bisa dijadikan sebagai penutup cerita, namun sifatnya opsional sehingga tidak selalu ada dalam cerita-cerita Narrative Text.

Contoh Narrative Text

Contoh Narrative Text yang akan diceritakan pada pembahasan kali ini adalah kisah Bawang Putih dan Bawang Merah. Kisah ini merupakan dongeng atau cerita rakyat asli Indonesia, tepatnya berasal dari Riau.

The Tale of Bawang Putih and Bawang Merah

Once upon a time there was a kind-hearted, humble, and honest girl called Bawang Putih. Bawang Putih lived with her stepmother and stepsister called Bawang Merah, whereas Bawang Putih’s father already died long time ago. Bawang Merah was exactly the opposite of Bawang Putih. Bawang Merah was a lazy, spiteful, and greedy girl.

The traits of Bawang Merah was inherited from her mother who has similar traits, and often spoiled Bawang Merah so much. The Stepmother and Bawang Merah always ordered Bawang Putih around to do chores, while they were just being lazy. But Bawang Putih did all of that sincerely and never complained even once, because she was a kind and dilligent girl.

One day, Bawang Putih washed her stepmother and Bawang Merah’s clothes in the river as usual. But unexpectedly, her stepmother’s favorite cloth was washed away and carried by the river’s stream. Bawang Putih was afraid of being scolded by her stepmother, so she went down along the stream to look for the cloth.

The stream led Bawang Putih to a cave and there was an old granny lived there. Bawang Putih asked The Old Granny, “Granny, do you see a cloth that washed away from the river?”. The Old Granny replied to Bawang Putih, “Yes, I saw it and the cloth is in my hand now.”

The Old Granny gave the condition to Bawang Putih in exchange to get the cloth back, that was to help her clean the cave for a week. Bawang Putih agreed to this condition naturally, and she did the chores easily because she got used to working. As usual, Bawang Putih did the work with a light heart without complaining.

After a week, The Old Granny returned the cloth to Bawang Putih as promised. The Old Granny also rewarded Bawang Putih by made her choose one between two pumpkins, the large and small one. Because Bawang Putih was not greedy, she chose the small pumpkin and brought it home.

At home, The Stepmother and Bawang Merah were angry at Bawang Putih for not going home for a week. Bawang Putih explained what happened and showed them the small pumpkin that she got from The Old Granny. Once the small pumpkin opened, they found a variety of beautiful jewelry inside it.

The Stepmother and Bawang Merah were angry at Bawang Putih for choosing the small pumpkin, not the large one. Bawang Putih then followed what was done by Bawang Putih, in hopes of getting the large pumpkin filled with beautiful jewelry. Bawang Merah deliberately washed away her mother’s cloth and went down along the stream to the cave.

At the cave, Bawang Merah met The Old Granny who also gave the condition to work and help her. But because Bawang Merah was lazy and greedy, she refused the condition and told The Old Granny to give her the large pumpkin instead. The Old Granny eventually gave the large pumpkin and Bawang Merah brought it home happily.

However when Bawang Merah and her mother opened the large pumpkin, there was none of beautiful jewelry inside. Instead, they found snakes and other poisonous animals inside that pumpkin. The snakes and other poisonous animals chased away Bawang Merah and her mother, as a punishment for their greed.

Kisah Bawang Putih dan Bawang Merah

Alkisah pada suatu masa hiduplah seorang gadis baik hati, sederhana, dan jujur yang bernama Bawang Putih. Bawang Putih hidup dengan ibu tirinya dan saudara tirinya yang bernama Bawang Merah, sedangkan ayah kandung Bawang Putih sudah lama meninggal. Bawang Merah sangat kebalikan dengan Bawang Putih. Bawang Merah merupakan gadis yang pemalas, pendengki, dan tamak.

Sifat Bawang Merah ini menurun dari ibunya yang bersifat serupa, dan sering terlalu memanjakan Bawang Merah. Ibu tiri dan Bawang Merah selalu menyuruh Bawang Putih melakukan berbagai pekerjaan, sedangkan mereka hanya bermalas-malasan. Tapi karena Bawang Putih adalah anak yang baik dan rajin, ia melakukan semua itu dengan ikhlas dan tidak pernah mengeluh sekalipun.

Suatu hari seperti biasa, Bawang Putih mencuci pakaian milik ibu tiri dan saudara tirinya Bawang Merah di sungai. Namun tak disangka, kain kesayangan milik ibu tirinya hanyut dan terbawa arus sungai. Karena takut dimarahi ibu tirinya, Bawang Putih pun menyusuri sungai untuk mencari kain itu.

Hingga akhirnya aliran sungai itu mengarahkan Bawang Putih ke sebuah gua dan terdapat seorang nenek tua yang tinggal disana. Bawang Putih bertanya kepada nenek tua itu, “Nenek, apakah kau melihat sebuah kain yang hanyut dari sungai?”. Nenek tua itu menjawab kepada Bawang Putih, “Ya, aku melihatnya dan kain itu ada padaku sekarang.”

Nenek tua itu lalu memberikan syarat pada Bawang Putih untuk membantunya membersihkan gua selama seminggu jika ingin kain itu kembali. Tentu saja Bawang Putih menyanggupi syarat itu dan dengan mudah melakukannya karena sudah terbiasa bekerja. Ia melakukan pekerjaan itu dengan hati yang ringan tanpa mengeluh seperti biasanya.

Setelah seminggu, nenek tua itu mengembalikan kain itu pada Bawang Putih seperti yang dijanjikannya. Nenek tua itu juga memberi imbalan pada Bawang Putih dan menyuruhnya untuk memilih salah satu diantara dua labu, yang satu labu besar dan satunya labu kecil. Karena Bawang Putih tidak tamak, ia memilih labu yang berukuran kecil dan membawanya pulang.

Di rumah, ibu tiri dan Bawang Merah marah pada Bawang Putih karena tidak pulang selama seminggu. Bawang Putih pun menceritakan apa yang terjadi dan menunjukkan labu kecil yang didapatnya dari nenek tua itu. Begitu dibuka, ternyata labu kecil itu berisi berbagai macam perhiasan yang indah.

Ibu tiri dan Bawang Merah marah pada Bawang Putih kenapa ia memilih labu yang kecil, bukan yang besar. Bawang Merah pun mengikuti apa yang dilakukan Bawang Putih dengan harapan bisa mendapatkan labu besar berisi perhiasan. Bawang Merah sengaja menghanyutkan kain ibunya dan menyusuri arus sungai hingga ke gua.

Di gua, Bawang Merah bertemu dengan nenek tua itu yang juga menyuruhnya untuk bekerja dan membantunya. Tapi karena ia malas dan tamak, Bawang Merah menolak perintah itu dan malah menyuruh nenek tua itu memberikan labu besar untuknya. Nenek tua itu akhirnya memberikan labu besar dan Bawang Merah membawanya pulang dengan perasaan senang.

Namun begitu Bawang Merah dan ibunya membuka labu besar itu, ternyata bukan perhiasan yang terdapat di dalamnya. Mereka malah menemukan ular dan berbagai macam hewan beracun lainnya di dalam labu besar itu. Ular dan berbagai hewan beracun itu pun mengejar Bawang Merah dan ibunya, sebagai ganjaran dari keserakahan mereka.

Demikianlah pembahasan mengenai Narrative Text dalam Bahasa Inggris dan contohnya. Semoga informasi ini bermanfaat!

Artikel Lainnya

Kompas.com

  • Mode Terang
  • Gabung Kompas.com+
  • Konten yang disimpan
  • Konten yang disukai
  • Berikan Masukanmu

www.kompas.com

  • Megapolitan
  • Surat Pembaca
  • Kilas Daerah
  • Kilas Korporasi
  • Kilas Kementerian
  • Sorot Politik
  • Kilas Badan Negara
  • Kelana Indonesia
  • Kalbe Health Corner
  • Kilas Parlemen
  • Konsultasi Hukum
  • Infrastructure
  • Apps & OS
  • Tech Innovation
  • Kilas Internet
  • Elektrifikasi
  • Timnas Indonesia
  • Liga Indonesia
  • Liga Italia
  • Liga Champions
  • Liga Inggris
  • Liga Spanyol
  • Internasional
  • Sadar Stunting
  • Spend Smart
  • Smartpreneur
  • Kilas Badan
  • Kilas Transportasi
  • Kilas Fintech
  • Kilas Perbankan
  • Tanya Pajak
  • Kilas Investasi
  • Sorot Properti
  • Tips Kuliner
  • Tempat Makan
  • Panduan Kuliner Yogyakarta
  • Beranda UMKM
  • Jagoan Lokal
  • Perguruan Tinggi
  • Pendidikan Khusus
  • Kilas Pendidikan
  • Jalan Jalan
  • Travel Tips
  • Hotel Story
  • Travel Update
  • Nawa Cahaya
  • Ohayo Jepang
  • Kehidupan sehat dan sejahtera
  • Air bersih dan sanitasi layak
  • Pendidikan Berkualitas
  • Energi Bersih dan Terjangkau
  • Penanganan Perubahan Iklim
  • Ekosistem Lautan
  • Ekosistem Daratan
  • Tanpa Kemiskinan
  • Tanpa Kelaparan
  • Kesetaraan Gender
  • Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
  • Industri, Inovasi & Infrastruktur
  • Berkurangnya Kesenjangan
  • Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
  • Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab

Cantikpreneurship

Struktur Essay dalam Bahasa Inggris

Kompas.com skola, risky guswindari ,, nibras nada nailufar.

Tim Redaksi

Risky Guswindari

Penulis nibras nada nailufar.

Menurut Collins COBUILD Learner’s Pocket Dictionary (2015), essay adalah a short piece of writing on a subject . Esai merupakan artikel singkat mengenai suatu subjek.

Esai berisi opini atau pendapat kita akan suatu hal. Biasanya esai ditulis dalam beberapa paragraf. S

alah satu jenis esai adalah descriptive essay atau esai deskriptif, di mana penulis bisa menggambarkan suatu hal atau objek.

Selain descriptive essay , ada beberapa jenis esai lain yang pembahasannya beraneka ragam seperti expository dan narrative essay .

Kita biasa menulis esai untuk tugas sekolah atau mengikuti lomba penulisan.

Baca juga: Descriptive Text: Pengertian, Purpose, dan Structure

Structure of an essay

Lalu, bagaimana struktur sebuah esai? How is the structure of an essay?

Sebuah esai umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu introduction (introductory paragraph), body (supporting paragraph), dan conclusion (concluding paragraph) .

  • Introduction (introductory paragraph)

Bagian awal pada esai ini memuat pendahuluan tentang isu atau topik yang diangkat. Bagian ini bagian yang penting karena pembaca akan tertarik untuk membaca lebih lanjut jika isu yang diangkat disampaikan dengan baik di awal paragraf.

Dalam buku The Write Start,…

Tag essay structure struktur esai bagian esai.

#

Analytical Exposition Text: Pengertian, Tujuan, Struktur, serta Contoh

apa itu narrative essay

Procedure Text: Pengertian dan Contohnya

apa itu narrative essay

Narrative Text: Pengertian, Struktur dan Karakteristiknya

apa itu narrative essay

Fungsi Caption Text dalam Bahasa Inggris

apa itu narrative essay

Apa Itu Modifier? Keterangan dalam Bahasa Inggris

apa itu narrative essay

Complimenting: Memuji dalam Bahasa Inggris

apa itu narrative essay

Congratulating: Memberi Selamat dalam Bahasa Inggris

apa itu narrative essay

TTS Eps 137: Yuk Lebaran

TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia

TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia

TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan

TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan

Games Permainan Kata Bahasa Indonesia

Games Permainan Kata Bahasa Indonesia

TTS - Serba serbi Demokrasi

TTS - Serba serbi Demokrasi

TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing

TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing

TTS - Musik Yang Paling Mengguncang

TTS - Musik Yang Paling Mengguncang

Di Balik atau Dibalik, Mana Penulisan yang Tepat?

Terkini Lainnya

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Pan setia beri dukungan selama 15 tahun, prabowo: kesetiaan dibalas dengan kesetiaan, terkait status negara, palestina kini bergantung majelis umum pbb, rizky febian dan mahalini menikah di hotel raffles jakarta, tamu mulai berdatangan, seberapa bermasalah boeing, produsen pesawat terbesar di dunia, pelajar smk ditemukan tewas di pinggir jalan, awalnya dikira korban kecelakaan, ternyata dibunuh teman, now trending.

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Mungkin Anda melewatkan ini

Raja-Raja yang Berkorban demi Bangsa

Raja-Raja yang Berkorban demi Bangsa

Teladan Tokoh Persatuan dari Papua

Teladan Tokoh Persatuan dari Papua

Penguatan Jati Diri Kebangsaan Indonesia

Penguatan Jati Diri Kebangsaan Indonesia

Descriptive Text: Pengertian, Purpose, dan Structure

Descriptive Text: Pengertian, Purpose, dan Structure

Apa Itu Modifier? Keterangan dalam Bahasa Inggris

  • Entertainment
  • Pesona Indonesia
  • Artikel Terpopuler
  • Artikel Terkini
  • Topik Pilihan
  • Artikel Headline
  • Harian KOMPAS
  • Kompasiana.com
  • Pasangiklan.com
  • Gramedia.com
  • Gramedia Digital
  • Gridoto.com
  • Bolasport.com
  • Kontan.co.id
  • Kabar Palmerah
  • Ketentuan Penggunaan
  • Kebijakan Data Pribadi
  • Pedoman Media Siber

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

The Classroom | Empowering Students in Their College Journey

How to Write APA Papers in Narrative Style

How to Write a Technical Essay

How to Write a Technical Essay

Whether you are writing a story or an essay, narrative form is a way of communicating ideas by telling a story. The American Psychological Association, or APA, has a style guide for writing essays whether they are in argumentative or narrative form. The basic portions of an APA-style paper, such as the title page, abstract and bibliography, are essential parts of the essay. The narrative paper is more conversational and personal than other types of academic papers.

Format your paper with 1-inch margins on all sides, as well as a header that includes the title of your paper and the page number. Throughout your paper, double-space your document.

Include a title page that indicates important information about you and the work. In the top center of your title page, center the title of your paper. On the next line include your name. On the final line list your school. The title page should also feature a header at the top of the document.

Write a one-paragraph abstract that summarizes your essay. This is standard with every paper written in APA style. It summarizes the entirety of your paper in less than one page to give the reader a brief understanding of your argument. Even if you are not exactly positing a thesis for your narrative piece, the intent of your essay should be clear and introduced in this abstract.

Use a conversational tone throughout the body of the paper to engage the reader. This does not mean to ask rhetorical questions, provide excessive anecdotes or over-personalize the piece. Rather, it means to use idioms or slangs throughout the piece to keep it reader-friendly, instead of jargon and clunky phrasings.

Avoid excessive in-text citations that interrupt the flow of the narrative. While multiple in-text citations might be effective in other writing styles, they can make it hard for the reader to follow along in a narrative style. Pulled quotes and occasional citations are still effective, so long as they do not distract from the piece.

Include a thorough bibliography page titled "References" that credits your sources. Because in-text citations are not as common in narrative style, a very thorough bibliography is necessary to avoid plagiarism and give credit where required. Consider also adding numbered footnotes throughout to make the sources easy to reference.

Related Articles

How to write an essay with a thesis statement.

How to Write a Thesis Statement for

How to Write a Thesis Statement for "Robinson Crusoe"

Difference Between College-Level and Casual Writing?

Difference Between College-Level and Casual Writing?

How to Write a Thesis & Introduction for a Critical Reflection Essay

How to Write a Thesis & Introduction for a Critical Reflection Essay

How to Use a Graphic Organizer for Writing a Paper

How to Use a Graphic Organizer for Writing a Paper

How to Write Conclusions for Expository Papers

How to Write Conclusions for Expository Papers

What Are the Five Parts of an Argumentative Essay?

What Are the Five Parts of an Argumentative Essay?

How to Write an Introduction to a Reflective Essay

How to Write an Introduction to a Reflective Essay

  • Write Express: How to Write a Narrative Essay
  • Freelance Writing; 5 Tips for a Good Narrative Essay; Sean Craydim
  • Purdue Online Writing Lab: General Format

Liza Hollis has been writing for print and online publications since 2003. Her work has appeared on various digital properties, including USAToday.com. Hollis earned a degree in English Literature from the University of Florida.

Wordsmile.com

🏠 / Paragraph / Narrative Paragraph: Pengertian dan Contoh

Narrative Paragraph: Pengertian dan Contoh

Pengertian narrative paragraph.

Penulis perlu memikirkan topik yang menurutnya sendiri menarik untuk menciptakan narrative paragraph yang menarik perhatian pembaca. Topik tersebut biasanya bermuatan emosi yang mendalam, misalnya tentang pengalaman yang menakutkan, menyedihkan, atau menggairahkan.

Struktur Narrative Paragraph

Ketika menulis narrative paragraph , sangat penting untuk menyatakan poin utama dari paragraf tersebut, karena sekedar menguraikan daftar kejadian akan membuat pembaca jenuh. Oleh karena itu, topic sentence perlu dipastikan memiliki controlling idea  yang di dalamnya. Controlling idea tersebut hendaknya penuh arti dan menarik.

Contoh Topic Sentence

Suatu narrative paragraph seharusnya mengandung rincian agar pembaca mengerti apa yang sedang terjadi. Penulis dapat menggunakan sensory details 5W + 1H (who, what, where, when, why, how) untuk membuat rincian tersebut.

Seringkali jenis paragraf bahasa Inggris ini menggunakan transitional words untuk menyatakan waktu atau urutan kejadiannya. Berikut beberapa diantaranya.

Suatu  narrative paragraph dapat diakhiri dengan concluding sentence yang menyatakan kembali topic sentence dengan kata-kata yang berbeda, atau berupa kata-kata yang membawa ke paragraf berikutnya jika ada.

Tipe Narrative Paragraph

Menggunakan first-person narration.

Pada first-person narration (autobiography), penulis menceritakan pengalamannya melalui sudut pandangnya dan dia terlibat secara langsung di dalam cerita tersebut. Pronoun (kata ganti) yang digunakan pada tipe ini adalah first-person pronoun I (singular) atau  we (plural).

Contoh Narrative Paragraph

Menggunakan third-person narration.

Cerita penulis tidak mengarah pada pengalaman pribadinya pada tipe third-person narration , melainkan mengarah kepada apa yang terjadi pada orang lain. Tipe ini menggunakan third-person pronoun she , he , it  (singular) atau they  (plural). Penulis disini bertindak sebagai observer atau storyteller , tidak terlibat langsung dengan kejadian.

Narrative paragraph  di atas memiliki topic sentence  di kalimat pertamanya,  This past weekend I had the time of my life  dengan  supporting sentence  berupa pengalaman penulis selama akhir pekan. Beberapa transition seperti: first , after , later , dan finally  digunakan untuk menunjukkan urutan kejadian di dalam cerita.

Narrative paragraph di atas menggunakan third-person narration  dengan topic sentence   Jerry was the kind of guy you love to hate .

Contoh di atas merupakan  narrative paragraph  yang berisi percakapan untuk membuat cerita menjadi lebih hidup bagi pembacanya. Percakapan di dalam narrative paragraph biasanya tidak ditulis dengan kalimat lengkap agar terkesan alami seperti halnya orang-orang berbicara di kehidupan nyata.

Lihat juga:

  • Topic Sentence (Paragraph): Pengertian dan Contoh
  • Supporting Sentence (Paragraph): Pengertian dan Contoh
  • Concluding Sentences (Paragraph): Pengertian dan Contoh
  • Pengertian dan Cara Menghindari Primer Style Bahasa Inggris
  • Controlling Idea (Paragraph): Pengertian dan Contoh

References:

  • Narrative Paragraphs or Essays. http://web.clark.edu/martpe/narrative%20parag.htm. Accessed on April 12, 2017.
  • narrative (composition). https://www.thoughtco.com/narrative-composition-term-1691417 . Accessed on April 12, 2017.
  • The Narrative Paragraph. https://bowvalleycollege.ca/Documents/Learning Resource Services/Library Learning Commons/E-Resources/Study guides/writing para_narr.pdf . Accessed on April 12, 2017.
  • Writing a Narrative Paragraph. http://www.lbcc.edu/Fulbright/documents/NarrativeLect.pdf . Accessed on April 13, 2017.
  • Narrative Paragraphs. http://www.learnamericanenglishonline.com/Write_in_English/WL12_narrative_paragraphs.html . Accessed on April 14, 2017.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Cara Mudah Belajar Bahasa Inggris

Pengertian Descriptive, Expository, Narrative, and Persuasive Writing beserta Contohnya

Writing adalah salah satu jenis keterampilan ( skill ) dalam bahasa Inggris yang memerlukan banyak latihan dikarenakan keterampilan ini adalah salah satu yang tersulit. Dalam writing , terdapat beberapa jenis penulisan yang harus dikuasai. Apa sajakah jenis – jenis penulisan tersebut? Berikut ini adalah pengertian descriptive, expository, narrative, and persuasive writing beserta contohnya.

I. Descriptive Writing

  • Is often poetic in nature.
  • Visualizes what the writer sees, hears, smells, feels, and tastes.
  • Describes events, people, places, situations, or locations in a highly-detailed manner.
  • Nature writing
  • Descriptive passages in fiction
  • Journal or diary writing

II. Expository Writing

  • Explains something in a process
  • Written in a logical order and sequence
  • Equipped with figures and facts
  • News stories
  • Business, technical, or scientific writing
  • How-to articles
  • Textbook writing

III. Narrative Writing

  • About someone who tells a story or event
  • Has narrative structure (beginnings, intervals, and endings)
  • Has dialogues and characters
  • Often has situations like motivational events, actions, and disputes or conflicts with their eventual solutions
  • Oral histories
  • Short stories
  • Autobiographies or biographies

IV. Persuasive Writing

  • Equipped with reasons, arguments, and justifications
  • Asks for readers to do something about the situation (called a call-to-action)
  • The writer takes his position and asks the readers to agree with his / her point of view
  • Opinion and editorial newspaper pieces
  • Letter of complaint
  • Reviews (of movies, songs, restaurants, books, etc)
  • Advertisements
  • Letter of recommendation
  • Cover letters

Share this:

perbedaan recount text dan narrative text

administrator 26 July 2023 Berita Umum

Salam Sahabat Onlineku!

Selamat datang di artikel kami kali ini, yang akan membahas mengenai perbedaan antara recount text dan narrative text. Dalam dunia kepenulisan, kedua jenis teks ini memiliki perbedaan yang jelas. Melalui artikel ini, kami akan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai perbedaan tersebut.

Pendahuluan

Pendahuluan menjadi bagian yang sangat penting dalam setiap tulisan. Oleh karena itu, kami akan memberikan penjelasan tentang recount text dan narrative text sebanyak 7 paragraf sebagai pengantar.

Recount text adalah jenis teks yang mengekspos kembali peristiwa atau pengalaman yang sudah terjadi. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi dan menghibur pembaca. Biasanya, tulisan ini menggunakan urutan waktu atau urutan kejadian dalam ceritanya. 😊

Sementara itu, narrative text adalah jenis teks yang berfungsi untuk menghibur atau menggambarkan suatu cerita. Cerita dalam narrative text biasanya melibatkan tokoh-tokoh yang dilibatkan dalam konflik atau masalah tertentu. Penggunaan urutan waktu dalam narrative text tidak selinier seperti recount text. 😊

Perbedaan mencolok antara keduanya terletak pada struktur tulisannya. Recount text biasanya memiliki tiga hingga empat elemen yaitu orientation, events, dan reorientation, namun tidak memiliki resolusi. Sedangkan narrative text terdiri dari enam elemen yaitu orientation, complication, rising action, climax, falling action, dan resolution. 😊

Teknik bahasa yang digunakan dalam kedua jenis teks juga berbeda. Recount text lebih menggunakan tenses lampau seperti simple past tense dan past perfect tense untuk menjelaskan urutan waktu cerita. Sementara narrative text menggunakan tenses seperti simple past tense, past continuous tense, dan past perfect continuous tense untuk menciptakan kesan dramatis dalam cerita. 😊

Secara umum, recount text bertujuan untuk memberikan informasi secara faktual mengenai suatu peristiwa atau pengalaman yang terjadi, sedangkan narrative text bertujuan untuk menghibur dengan menggambarkan konflik dan drama dalam sebuah cerita. Perbedaan ini mempengaruhi struktur, gaya bahasa, dan tujuan utama dari masing-masing teks. 😊

Agar lebih jelas, berikut adalah tabel yang merangkum perbedaan recount text dan narrative text:

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa contoh recount text.

Contoh recount text yang sering dijumpai adalah recount text tentang liburan, pengalaman makan di restoran, atau kisah perjalanan. 😊

Apa contoh narrative text?

Contoh narrative text dapat berupa cerita rakyat, cerita fiksi, atau cerita legenda. Salah satu contohnya adalah legenda Roro Jonggrang. 😊

Apakah recount text selalu menggunakan urutan waktu?

Ya, recount text umumnya menggunakan urutan waktu untuk menjelaskan ceritanya. Namun, ada juga recount text tertentu yang tidak menggunakan urutan waktu, tergantung pada jenis ceritanya. 😊

Bagaimana membedakan narrative text dengan cerita fiksi lainnya?

Narrative text biasanya memiliki struktur cerita yang terdiri dari orientasi, konflik, puncak cerita, dan resolusi. Cerita fiksi lainnya seperti novel atau cerpen tidak selalu mengikuti pola tersebut. 😊

Apakah narrative text selalu melibatkan konflik?

Iya, ada elemen konflik dalam narrative text yang menjadikannya menarik dan dramatis. Konflik ini biasanya dipecahkan pada bagian resolusi cerita. 😊

Apa pentingnya memahami perbedaan antara recount text dan narrative text?

Dengan memahami perbedaan antara kedua jenis teks ini, pembaca bisa lebih mudah mengidentifikasi dan memahami jenis teks mana yang sedang dibaca. Selain itu, juga membantu dalam kegiatan menulis, baik untuk keperluan pribadi maupun akademik. 😊

Bagaimana cara menulis recount text atau narrative text yang baik?

Untuk menulis baik kedua jenis teks ini, penting untuk memperhatikan struktur cerita, pilihan kata, dan gaya penulisan. Selain itu, membaca contoh-contoh teks yang sudah ada juga akan membantu dalam memahami gaya penulisan yang tepat. 😊

Setelah membahas perbedaan dan karakteristik dari recount text dan narrative text, dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki tujuan dan struktur yang berbeda. Recount text lebih berfokus pada memberikan informasi tentang peristiwa yang sudah terjadi secara faktual dan urutan waktu yang linier. Sementara narrative text memiliki orientasi, konflik, dan resolusi yang bertujuan untuk menghibur dan menciptakan cerita dengan poin dramatis.

Baik recount text maupun narrative text memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Recount text memberikan informasi yang jelas dan faktual tentang suatu peristiwa, namun kurang dalam menciptakan ketegangan dan kejutan. Di sisi lain, narrative text lebih menawarkan kreativitas dalam pengembangan cerita dan dapat menggugah emosi pembaca, namun kadang kala kurang memberikan fakta yang akurat. 😊

Dalam penulisan sebuah teks, baik recount text maupun narrative text dapat digunakan sesuai dengan tujuannya masing-masing. Jika tujuan penulisan adalah memberikan informasi yang faktual, recount text bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika tujuan penulisan adalah menghibur dan menciptakan cerita yang menarik, narrative text merupakan pilihan yang lebih sesuai.

Terlepas dari perbedaan mereka, baik recount text maupun narrative text memiliki keindahan dalam kepenulisan yang dapat menarik minat pembaca. Dalam menulis, penting bagi penulis untuk menyesuaikan gaya penulisan dengan jenis teks yang diinginkan, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan jelas dan efektif.

Action Time!

Setelah membaca artikel ini, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda lebih tertarik untuk menulis recount text atau narrative text? Mengapa tidak mencoba menulis sebuah cerita berdasarkan pengalaman pribadi Anda atau sebuah cerita fiksi yang menarik? Dalam proses menulis, praktik dan eksperimen adalah kunci untuk mengasah keterampilan menulis. Jangan takut mencoba hal baru dan berbagi karya Anda kepada orang lain. Siapa tahu, karya Anda bisa menginspirasi dan menghibur banyak orang!

Sekian artikel ini yang membahas perbedaan antara recount text dan narrative text. Semoga penjelasan yang kami berikan dapat membantu Anda memahami karakteristik dan penggunaan kedua jenis teks ini. Penting untuk diingat bahwa baik recount text maupun narrative text memiliki peran penting dalam dunia kepenulisan. 😊

Anda dapat meninggalkan komentar di bawah ini jika ada pertanyaan atau pendapat yang ingin Anda sampaikan. Kami akan senang mendengar tanggapan Anda. Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca artikel ini dan semoga sukses dalam menulis! Sampai jumpa dalam artikel-artikel menarik berikutnya! 😊

Hormat kami,

Tim Sahabat Onlineku

Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai referensi penulisan dan tidak menggantikan aturan penulisan yang ditentukan lembaga atau pihak berwenang.

Artikel Terkait

Perbedaan bioma dan ekosistem.

10 May 2024

perbedaan bisnis dan usaha

Perbedaan bobot dan skor.

COMMENTS

  1. Cara Memulai Penulisan Esai Naratif

    2. Lakukan brainstorming untuk mencari ide penulisan esai naratif. Pertama-tama, biarkan ide di kepala Anda mengalir tanpa menyaringnya. Tentukan apakah Anda hendak menulis naratif berdasarkan pengalaman pribadi atau fiksi. Setelah mendapat daftar topik yang bagus, Anda bisa memilih yang paling disukai.

  2. Apa Itu Esai: Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, dan Cara ...

    Kata essay ini memiliki lafal pengucapan ˈeseɪ sehingga wajar bila orang sering bingung dengan cara penulisan kata esai yang benar. Apa Itu Esai? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Karena jumlah katanya ...

  3. Pengertian Narrative Text, Struktur, Jenis & Contoh

    Karena, unsur inilah yang menjadi ciri khas narrative text. Lalu, apa aja sih language features of narrative text, atau kaidah kebahasaan teks narasi itu? 1. Menggunakan Simple Past Tense. Narrative text biasanya menggunakan simple past tense karena akan menceritakan peristiwa atau kisah yang telah terjadi. Dengan begitu, pembaca bisa memahami ...

  4. How to Write a Narrative Essay

    When applying for college, you might be asked to write a narrative essay that expresses something about your personal qualities. For example, this application prompt from Common App requires you to respond with a narrative essay. College application prompt. Recount a time when you faced a challenge, setback, or failure.

  5. Bagaimana Menulis Esai Naratif

    Esai naratif dan cerita pendek adalah jenis cerita yang menggambarkan suatu poin melalui narasi dramatis. Namun, yang membedakan adalah karangan naratif selalu berbasis nonfiksi, sedangkan cerpen selalu bersifat fiksi. Esai naratif biasanya didasarkan pada pengalaman pribadi penulis, sehingga dapat menceritakan kisah nyata yang dialami penulis ...

  6. Narrative Text : Pengertian, Jenis, Ciri dan Contoh

    Kamu bisa menemukan jenis teks ini di mana saja, baik di buku, lembar ujian sekolah, tes TOEFL, dan berbagai tulisan lain. Tapi, sebenarnya apa itu narrative text? Untuk bisa memahami apa itu narrative text, kamu perlu mengetahui lebih dulu pengertian dari teks jenis ini, contoh, dan juga ciri-cirinya. Oleh karena itu, pastikan kamu menyimak ...

  7. Narrative Essays

    When writing a narrative essay, one might think of it as telling a story. These essays are often anecdotal, experiential, and personal—allowing students to express themselves in a creative and, quite often, moving ways. Here are some guidelines for writing a narrative essay. If written as a story, the essay should include all the parts of a ...

  8. Memahami Pengertian, Struktur, Cara Menulis, dan Contoh Essay

    Sementara itu, penulis essay memiliki sebutan, yaitu esais. Seorang esais bisa memperoleh banyak manfaat selama proses penulisan essay. Khususnya dalam kemampuan menulis dan membaca. ... Untuk membuat pembuka yang menarik, kamu bisa menceritakan kepada pembaca apa argumen yang kamu miliki dan mengapa kamu yakin bahwa argumen tersebut benar atau ...

  9. How to Write a Narrative Essay Step by Step

    Step 1: Start with a Topic Selection. When writing a narrative essay, start by choosing a topic that either relates to your own experiences or matches a given prompt. If there's a prompt, think about what it asks for and brainstorm ideas that fit. As you brainstorm, write down key points or moments you want to include.

  10. Narrative Text: Pengertian, Ciri, Fungsi, Jenis, dan Contoh

    Fungsi Narrative Text. Dibalik teks narasi yang panjang, tersimpan banyak tujuan. Selain tujuan utamanya untuk menghibur, narrative text juga memiliki berbagai tujuan dan fungsi, seperti mendidik, memperkaya imajinasi, dan mengabadikan cerita masa lalu. Tak hanya itu, narrative text juga memiliki banyak pesan moral yang tersimpan bagi para ...

  11. Cara Menulis Essay Bahasa Inggris yang Baik dan Benar

    Perbedaan Essay dan Artikel Essay ditulis untuk membahas sebuah masalah, berbeda dengan artikel yang bisa memuat pembahasan apa saja (tak harus masalah). Selain itu, artikel ditulis sesuai dengan fakta, sedangkan essay bersifat pendapat atau opini. Jenis-jenis Essay Bahasa Inggris Dalam bahasa Inggris, ada 5 jenis essay yang populer, yaitu narrative essay, descriptive essay,

  12. 50+ Contoh Narrative Essay Terbaik Beserta Artinya Lengkap

    Demikianlah Contoh Narrative Essay Terbaik Beserta Artinya Lengkap yang bisa temen-temen pelajari agar semakinmenguasai bahasa inggris dengan baik. Semoga materi ini bisa membantu temen-temen semua untuk menguasai cara membuat narrative essay. Kumpulan 350 Ucapan Percakapan Cinta Romantis Bahasa Inggris Terbaik Beserta Artinya Inilah Kumpulan ...

  13. Apa itu Esai? Begini Struktur, Jenis, hingga Cara Membuatnya

    Apa itu Esai? Esai adalah karya tulis yang berfungsi menampilkan sebuah ide, mengajukan argumen, mengekspresikan emosi, atau bahkan memulai debat. ... Narrative Essays. Penulis membagikan pengalaman hidupnya dalam jenis esai ini. Walaupun terdengar mudah, menulis esai naratif bisa menjadi sulit saat dipraktikkan.

  14. Narrative Text: Pengertian, Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Contohnya

    Narrative text adalah teks yang berisi cerita fiksi (khayalan), seperti cerita rakyat, legenda, dan dongeng. Melansir Cambridge Dictionary, narrative adalah cerita atau deskripsi dari serangkaian peristiwa. Maka, narrative text juga berisi serangkaian peristiwa. Struktur dari narrative text adalah orientation, complication, dan resolution ...

  15. Apa itu Narrative Text?

    Dalam kaidah Bahasa Inggris, terdapat berbagai jenis text atau tulisan yang salah satunya adalah Narrative Text. Pembahasan kali ini akan mengulas lebih dalam mengenai apa itu Narrative Text, apa saja jenisnya, dan bagaimana karakteristiknya. Serta tentunya akan diulas juga contoh Narrative Text untuk melengkapi pemahaman mengenai jenis text yang satu ini.

  16. Pengertian Essay, Ciri-Ciri, Struktur, Jenis, dan Kaidah Kebahasaannya

    Pengertian Essay, Ciri-Ciri, Struktur, Jenis, dan Kaidah Kebahasaannya. Esai atau essay adalah teks nonfiksi yang ditulis dengan menggunakan data dan fakta yang valid. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.

  17. Struktur Essay dalam Bahasa Inggris

    Selain descriptive essay, ada beberapa jenis esai lain yang pembahasannya beraneka ragam seperti expository dan narrative essay. Kita biasa menulis esai untuk tugas sekolah atau mengikuti lomba penulisan. Baca juga: Descriptive Text: Pengertian, Purpose, dan Structure. Structure of an essay. Lalu, bagaimana struktur sebuah esai?

  18. How to Write APA Papers in Narrative Style

    Format your paper with 1-inch margins on all sides, as well as a header that includes the title of your paper and the page number. Throughout your paper, double-space your document. Include a title page that indicates important information about you and the work. In the top center of your title page, center the title of your paper.

  19. Narrative Paragraph: Pengertian dan Contoh Bahasa Inggris

    Struktur Narrative Paragraph. Ketika menulis narrative paragraph, sangat penting untuk menyatakan poin utama dari paragraf tersebut, karena sekedar menguraikan daftar kejadian akan membuat pembaca jenuh. Oleh karena itu, topic sentence perlu dipastikan memiliki controlling idea yang di dalamnya.

  20. Pengertian Descriptive, Expository, Narrative, and Persuasive Writing

    Pengertian Descriptive, Expository, Narrative, and Persuasive Writing beserta Contohnya. Writing adalah salah satu jenis keterampilan (skill) dalam bahasa Inggris yang memerlukan banyak latihan dikarenakan keterampilan ini adalah salah satu yang tersulit.Dalam writing, terdapat beberapa jenis penulisan yang harus dikuasai.Apa sajakah jenis - jenis penulisan tersebut?

  21. Narrative Essay

    How to write a narrative essay | hook, thesis, rising action, climax, conclusion شرح مفصلللإعلان على القناة أو الكورسات 00201091015947للمزيد من ...

  22. perbedaan recount text dan narrative text

    Sementara itu, narrative text adalah jenis teks yang berfungsi untuk menghibur atau menggambarkan suatu cerita. Cerita dalam narrative text biasanya melibatkan tokoh-tokoh yang dilibatkan dalam konflik atau masalah tertentu. Penggunaan urutan waktu dalam narrative text tidak selinier seperti recount text. 😊