KajianPustaka.com

  • metode pembelajaran

Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Muchlisin Riadi

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang pemusatannya tertuju pada keterampilan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasian gagasan-gagasan kreatif. Siswa tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Creative problem solving merupakan teknik pembelajaran dalam penyelesaian suatu permasalahan berkaitan dengan pemecahan masalah yang melalui teknik sistematik dan mengorganisasikan gagasan kreatif. Melalui model pembelajaran creative problem solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Munculnya solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah akan menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir devergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.

Creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu; ketekunan, masalah dan tantangan. Komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran creative problem solving dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Shoimin (2014), creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir. 
  • Menurut Baharudin (2010), creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
  • Menurut Cahyono (2009), creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan.

Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: 

  • Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. 
  • Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah. 
  • Menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.

Menurut Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik dari model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut: 

  • Melatih siswa untuk berpikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas sebuah masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan oleh orang lain.
  • Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.

Tujuan Metode Creative Problem Solving 

Menurut Shoimin (2014), melalui model pembelajaran creative problem solving siswa diharapkan mampu:

  • Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving. 
  • Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
  • Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada. 
  • Memilih suatu pilihan solusi yang optimal. 
  • Mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah. 
  • Mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang/situasi.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Objective Finding 

Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.

b. Fact Finding 

Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.

c. Problem Finding 

Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.

d. Idea Finding 

Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.

e. Solution Finding 

Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.

f. Acceptance Finding 

Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving yaitu:

  • Berpikir dan bertindak kreatif.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. 
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. 
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 
  • Mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Memilih fakta aktual sebagai dasar dan landasan untuk membahas pembelajaran.
  • Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing keterbukaan, dan sosialisasi.
  • Menumbuhkan rasa kebersamaan siswa melalui diskusi akhir dari pemecahan masalah.

b. Kekurangan 

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran creative problem solving yaitu:

  • Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 
  • Beberapa pokok bahasan sangat sulit dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran ini. Sehingga menyebabkan siswa sulit untuk melihat, mengamati, dan menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. 
  • Sulit mencari masalah yang benar-benar aktual dalam pembelajaran.
  • Adanya masalah yang tidak relevan dengan materi pembelajaran.
  • Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
  • Mengubah kebiasaan siswa belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menerima informasi dari guru.

Group 72@3x

  • Skill Masa Depan
  • Kelas Mikro Gratis
  • Pusat Pengetahuan

cropped-Group-26-1.png

  • Fokus Utama , Karier Sukses , Problem Solving , Skill Masa Depan

CPS Learner’s Model: Langkah Penting dalam Creative Problem Solving

  • November 22, 2022

Reading time : 3 minutes

Waktu baca : 3 menit

Table of Contents

Tertarik untuk menggunakan metode Creative Problem Solving? Ikuti langkah-langkah dalam Creative Problem-Solving Learner’s Model berikut ini.

Saat ini Creative Problem Solving bisa menjadi salah satu metode yang dipakai dalam menyelesaikan masalah ( problem solving ) di perusahan atau suatu usaha. Pendekatan Creative Problem Solving dipakai saat kita ingin menemukan ide penyelesaian masalah yang kreatif dan inovatif.

Dari berbagai teknik dengan pendekatan CPS, ada satu teknik yang masih sering dipakai yaitu pendekatan yang diciptakan oleh Alex Osborn dan Sid Parnes yang sering disebut dengan CPS Learner’s Model.

Pendekatan CPS Learner’s Model terdiri dari 4 (empat) tahap dan meliputi 6 (enam) langkah proses. Berikut ini adalah uraian lengkap CPS Learner’s Model:

langkah langkah creative problem solving

Stage 1: Klarifikasi

Tahap klarifikasi adalah tahap pertama yang akan dilakukan. Ada tiga kegiatan utama dalam tahap ini, yaitu mendefinisi tujuan, mengumpulkan data dan merumuskan permasalahan yang akan dihadapi.

Bersama team, kamu akan mendefinisikan tujuan, keinginan dan tantangan yang akan dihadapi berdasarkan data dan fakta. Oleh karena itu, pada tahap pengumpulan data, kamu harus melakukannya dengan sebaik-baiknya. Ini berguna untuk membangun visi terhadap masalah berdasarkan data, bukan asal berasumsi saja.

Pada tahap ini, kamu mengumpulkan challenge (atau masalah) yang sedang dihadapi. Kumpulkan semua permasalahan ini lewat proses survei atau monitor langsung di lapangan.

Misalnya dalam contoh kasus penjualan produk yang turun, kamu dan team akan melibatkan customer sebagai subjek dan produk sebagai objek. Kamu akan menggali fakta dari para pengguna produk tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kekurangan produk yang dimaksud. Perumusan masalah ini juga bisa didapatkan dari perbandingan. Misalnya dengan membandingkan dua produk dari brand yang berbedda. Dari situ kita juga bisa mendapatkan informasi tentang kekurangan dan kelebihan suatu produk.

Stage 2: Ideasi atau Pengumpulan Ide

Sesuai dengan namanya, kini saatnya untuk mengumpulkan ide penyelesaian masalah. Proses ini adalah untuk menggali sebanyak mungkin ide yang mungkin bisa dipakai. Bersama team, kamu akan diminta untuk mengeluarkan ide sebanyak mungkin. Ide-ide kreatif dan inovatif ini akan dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan nanti.

Bisa jadi, kemungkinan masih akan keluar ide yang biasa-biasa saja alias konvensional. Tetapi hal ini juga akan memacu kamu dan team untuk berusaha mengeluarkan ide baru yang lebih kreatif dan inovatif. Di sini kamu akan diminta untuk mengerahkan semua kreativitas yang ada!

Ada 2 teknik yang bisa dipakai dalam tahap ini, yaitu brainstorming dan mind mapping. Tahap ini juga sering disebut dengan tahap berpikir secara divergen, di mana kita akan mengeluarkan semua ide dan pikiran, dan baru akan difilter kemudian. Jadi semua ide dianggap sama, tak ada yang benar atau salah.

Baca juga: Selesaikan Masalah dengan Lebih Kreatif

Stage 3: Develop (Pengembangan)

Pada tahap develop (pengembangan), kita akan memulai untuk memformulasikan solusi. Setelah tahap pengumpulan ide selesai, maka kita akan mulai fokus untuk mengevaluasi semua pilihan yang ada untuk mencipakan solusi.

Kita akan mulai menganalisis apakah solusi tersebut sesuai dengan kebutuhan atau kriteria. Dan juga, apakah bisa diimplementasikan atau tidak. Di sini kita juga akan memikirkan cara memmbuat ide untjk mejadi lebih bagus dan menentukan ide yang paling cocok untuk dipakai dalam menyelesaikan masalah.

Pada stage ini kita akan mulai memikir step yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, apa saja yang harus ditambahkan. Dengan berfokus pada cara berpikir konvergen (mulai fokus pada hal yang spesifik atau mengerucutkan proses), maka kita akan mulai mengolah ide-ide yang dipilih hingga menjadi sebuah konsep.

Stage 4: Implementasi

Setelah kita sudah memilih ide yang paling cocok dan mengembangkan konsepnya, kini saatnya untuk mengeksekusi.

Kita akan mulai membuat action plan, yaitu tahapan implementasi yang akan dilakukan. Pada tahap ini, sangat penting untuk mendata semua sumber daya yang kita miliki dan bagaimana mengoptimalisasikannya. Selain itu kamu akan mulai mengkomunikasikan rencana pelaksanaan kepada siapa saja yang terlibat di dalamnnya. Koordinasikan dengan seluruh anggota team, pastikan mereka semua sudah paham dan menyetujui langkah yang akan diambil.

Perlu kamu ketahui juga, tak ada solusi yang sempurna. Semuanya memiliki risiko dan konsekuensinya masing-masing. Untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang di luar keinginan, ada baiknya jika kamu dan team juga menyiapkan plan B atau rencana cadangan yang bisa dipersiapakan dari mulai tahap develop (pengembangan).

Tertarik mengikuti pembahasan lengkap tentang Creative Problem Solving? Ikuti kelas gratis di Playbook: Creative Problem Solving .

  • berpikir kreatif , creative problem solving , kreatif , penyelesaian masalah , problem solving

Related Articles

6 tips jadi kandidat yang employable dan siap kerja.

Reading time : 5 minutes

7 Cara Mudah Menulis Efektif

Reading time : 2 minutes

7 Kesalahan yang Tak Boleh Dilakukan dalam Negosiasi

Kejarpena

Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

World Economic Forum mengatakan bahwa kreativitas menjadi keterampilan terbaik yang dibutuhkan oleh tenaga kerja di abad ke-21 agar berhasil dalam persaingan. Sebagai pendidik, mendorong dan mengembangkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran yang dipilih. Sebagai contoh, guru bisa menerapkan model Creative Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa di dalam kelas.

Creative Problem Solving (CPS) adalah model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan memecahkan masalah dan tantangan dalam menemukan solusi terbaik dengan cara berpikir kreatif, inovatif, dan imajinatif. Memiliki keterampilan berpikir kreatif sangat penting bagi siswa untuk mempersiapkan diri dalam perubahan yang terjadi begitu cepat di masa mendatang. Dengan kreativitas yang tinggi, bukan hal mustahil bagi siswa untuk menjadi penemu-penemu baru di dunia.

Creative Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran menjadi sangat penting untuk membentuk siswa menjadi pemikir yang mampu berkolaborasi dengan ide-ide yang kompleks. Siswa akan dilatih untuk menumbuhkan intuitif dalam analisis kritis dan imajinasi untuk mengungkap ide atau solusi-solusi yang baru dalam memecahkan masalah.

Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Model pembelajaran Creative Problem Solving digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir secara kreatif karena di dalamnya terdapat proses identifikasi masalah hingga bagaimana cara penyelesaiannya dan penarikan kesimpulan. Model ini berpusat kepada peserta didik. Namun, model ini memerlukan bimbingan guru karena terdapat banyak kegiatan yang harus dilalui.

Dalam pendekatan Creative Problem Solving , aspek komunikasi, interaksi sosial antar-peserta didik dan sikap kooperatif, menjadi dimensi penting yang mendukung implementasinya dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Peran guru dalam pembelajaran Creative Problem Solving ialah memberikan arahan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah secara mandiri, kreatif, dan menstimulasi mereka agar mampu berimajinasi. Selanjutnya, guru juga perlu menyediakan materi atau topik pembelajaran yang dapat merangsang pemikiran peserta didik untuk memecahkan masalah dengan berpikir kreatif ketika proses belajar berlangsung.

Model pembelajaran CPS dikembangkan pertama kali oleh Alex Osborn sehingga model ini sering disebut The Osborn-parnes Creative Problem Solving Models .

Terdapat dua asumsi dalam Creative Problem Solving , yaitu sebagai berikut.

1.  Setiap orang kreatif di dalam berbagai bidang.

2.  Keterampilan berpikir kreatif dapat dipelajari dan ditingkatkan.

langkah langkah creative problem solving

Tahapan CPS

Berikut adalah tahapan dari CPS , yaitu sebagai berikut:

  • Mess-finding, yaitu guru mengidentifikasi masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik.
  • Fact-Finding, yaitu peserta didik menemukan fakta yang berhubungan dengan permasalahan untuk mencari informasi esensial terhadap masalah yang sedang diidentifikasi.
  • Problem-finding, yaitu peserta didik mengidentifikasi kemungkinan penting yang mendasari permasalahan.
  • Idea-finding, yaitu menemukan ide dan gagasan yang mungkin bisa dijadikan solusi dalam memecahkan masalah. Pada tahap ini, guru perlu memberikan apresiasi terhadap gagasan dan ide yang diajukan oleh peserta didik dan menyortir ide yang paling berpotensi dijadikan solusi terbaik.
  • Solution-finding, yaitu melalukan evaluasi terhadap ide atau gagasan final yang memiliki potensi terbesar dan paling tepat dijadikan solusi untuk memecahkan permasalahan.
  • Acceptance-finding, yaitu mengimplementasikan cara berpikir yang baru dalam memecahkan isu-isu dalam kehidupan sehari-hari secara kreatif.

Implementasi proses model pembelajaran Creative Problem Solving dapat dilakukan dengan cara berikut.

  • Memberi apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik akan pentingnya pembelajaran yang akan mereka ikuti.
  • Membentuk peserta didik ke dalam kelompok kecil untuk melakukan diskusi
  • Membagikan lembar kerja untuk setiap kelompok yang telah berisi masalah beserta arahan pengerjaannya.
  • Klarifikasi masalah, yaitu memberikan penjelasan terhadap masalah yang diajukan. Dengan demikian, peserta didik memahami dengan jelas dan mudah untuk merumuskan langkah penyelesaian yang harus diambil.
  • Pengungkapan Pendapat, yaitu peserta didik diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, ide dan gagasan mereka secara kreatif dan divergen.
  • Evaluasi dan Pemilihan, peserta didik mempertimbangkan secara kritis dan selektif terhadap strategi yang dianggap kurang relevan dan paling potensial untuk dijadikan alternatif terbaik sebagai solusi dalam memecahkan masalah.
  • Implementasi, di sini peserta didik bersama kelompoknya menentukan solusi terbaik dalam memecahkan permasalahan dan mempresentasikan gagasan mereka kepada kelompok lain serta guru. Selanjutnya, guru memberikan konfirmasi maupun penegasan dan secara bersama menyimpulkan materi pembelajaran. Sebagai pemantapan materi, guru bisa membagikan kuis untuk dikerjakan peserta didik secara individu.

Kelebihan dan Kelemahan Creative Problem Solving

Kelebihan pendekatan creative problem solving.

  • Creative Problem Solving memberi kesempatan peserta didik untuk memahami konsep dan cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
  • Mendukung partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena di awal pembelajaran disajikan permasalahan yang harus dicarikan solusi penyelesaiannya.
  • Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi, menganalisa dan memecahkan suatu permasalahan.
  • Mendukung peserta didik dalam menerapkan pengetahuan baru yang telah diperoleh, ke dalam situasi/permasalahan baru yang akan dihadapi.

Kelemahan Pendekatan Creative Problem Solving

  • Guru memiliki tantangan dalam aplikasi CPS ke dalam pembelajaran karena level pemahaman dan kecerdasan peserta didik tidak sama.
  • Adanya kemungkinan peserta didik yang tidak siap dalam menghadapi masalah baru.
  • Model ini tidak begitu cocok untuk diaplikasikan pada peserta didik di bangku Taman Kanak-Kanak atau pun di kelas awal Sekolah Dasar.
  • Memerlukan alokasi waktu yang tidak sebentar dalam proses pembelajaran untuk mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti langkah-langkah CPS sehingga kemungkinan peserta didik merasa bosan dalam menyelesaikan kompleksnya masalah dengan variasi jawaban yang tak kalah kompleks. Selain itu, pemilihan topik diskusi atau permasalahan yang dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik juga menjadi tantangan bagi guru dan bukanlah suatu hal yang mudah.

Creative Problem Solving memiliki prinsip dasar dalam penerapannya untuk memecahkan masalah secara kreatif, berikut adalah prinsip tersebut.

1. Assume Nothing

Guru harus mampu mendorong siswa untuk terus berpikir kreatif karena apabila peserta didik menganggap mereka telah menemukan jawaban dari suatu permasalahan maka mereka cenderung tidak akan kreatif dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, asumsi menjadi musuh dari kreativitas dan pemikiran yang orisinal.

2. Problems Are Opportunities

Guru mampu memotivasi peserta didik untuk memiliki pandangan bahwa masalah bukan hanya berupa kesulitan yang harus dihadapi, melainkan sebuah peluang baru yang ditawarkan. Pergeseran pandangan ini bisa mendorong perspektif siswa untuk melihat peluang ketika terjadinya suatu masalah.

langkah langkah creative problem solving

3. Suspend Judgment

Guru memberikan kebebasan peserta didik untuk menemukan ide atau gagasan yang baru tanpa terburu-buru memberikan penilaian yang dapat menghambat munculnya kreativitas siswa.

Dengan demikian, penerapan pembelajaran Creative Problem Solving diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk mampu mengaplikasikan pemikiran kreatif mereka dalam memecahkan permasalahan yang mungkin akan ditemui di kehidupan sehari-hari atau di masa mendatang.

Berlangganan newsletter kami

Dapatkan postingan terbaru yang dikirim langsung ke kotak masuk kamu.

Success!

Now check your inbox and click the link to confirm your subscription.

Please enter a valid email address

Oops! There was an error sending the email, please try later.

Direkomendasikan untuk kamu

Persiapan beasiswa untuk siswa sma sekolah masjid terminal, depok oleh komunitas kejar mimpi jakarta, contoh modul ajar dan cara membuat modul ajar, ini 3 opsi dalam implementasi kurikulum merdeka, ada mandiri belajar.

Tidak ada hasil untuk pencarian kamu, coba sesuatu yang berbeda.

langkah langkah creative problem solving

Metode Pembelajaran Creative Problem Solving: Menemukan Solusi dengan Cara Santai

  • 1.1 Metode Creative Problem Solving
  • 1.2 Cara Menggunakan Creative Problem Solving
  • 1.3 Tips Menggunakan Creative Problem Solving
  • 1.4 Kelebihan Creative Problem Solving
  • 1.5 Kekurangan Creative Problem Solving
  • 1.6 Tujuan Creative Problem Solving
  • 1.7 Manfaat Creative Problem Solving
  • 2.1 Apa perbedaan antara Creative Problem Solving dan Problem Solving konvensional?
  • 2.2 Bagaimana mengatasi kendala dalam menggunakan Creative Problem Solving?
  • 3 Kesimpulan

Kita sering dihadapkan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu dalam pekerjaan, hubungan pribadi, atau belajar di sekolah. Masalah ini bisa membuat kita stres dan pusing kepala. Namun, tenang saja! Ada sebuah metode pembelajaran yang bisa membantu kita menemukan solusi dengan cara yang santai dan kreatif. Metode ini dikenal dengan sebutan Creative Problem Solving.

Creative Problem Solving (CPS) merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah secara inovatif dan kreatif. Metode ini melibatkan langkah-langkah sistematik yang membuka pikiran kita untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi yang tak terduga.

Langkah pertama dalam metode CPS adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas. Kita harus merumuskan masalah secara spesifik agar fokus saat mencari solusi tidak terpecah. Misalnya, jika masalah kita adalah sulitnya mengatur waktu untuk belajar, maka kita bisa merumuskan masalah sebagai “Bagaimana cara mengatur waktu belajar yang efektif?”

Setelah masalah teridentifikasi, langkah berikutnya adalah analisis. Kita perlu menganalisis akar penyebab masalah tersebut. Apa yang membuat kita sulit mengatur waktu belajar? Adakah faktor eksternal seperti gangguan dari lingkungan sekitar, atau faktor internal seperti kurangnya motivasi? Dengan menganalisis penyebab masalah, kita bisa mencari solusi yang lebih efektif.

Setelah itu, kita masuk ke tahap generasi ide. Di sini, kita perlu melibatkan pikiran kreatif kita. Cobalah untuk berpikir di luar kotak dan temukan solusi yang tak terduga. Misalnya, jika kita sulit fokus karena gangguan lingkungan, mungkin solusinya adalah mencari tempat yang tenang untuk belajar, atau menggunakan headphone untuk mengurangi gangguan suara.

Setelah menghasilkan ide-ide, kita perlu melakukan evaluasi. Kita perlu mengevaluasi setiap ide yang muncul berdasarkan kelayakan dan kemungkinan berhasilnya. Buang ide yang terlalu tidak realistis atau tidak sesuai dengan masalah yang ingin kita selesaikan. Pilih ide yang paling menjanjikan atau bisa memberikan solusi yang paling efektif.

Terakhir, kita melangkah ke tahap implementasi. Ide yang terpilih perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Buatlah jadwal belajar yang efektif dan sesuai dengan waktu yang kita miliki. Berikan diri kita motivasi tambahan agar tetap konsisten dalam menjalankan jadwal tersebut.

Metode pembelajaran Creative Problem Solving bisa menjadi alat yang efektif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan kita. Dengan pendekatan yang santai dan kreatif, kita bisa menemukan solusi-solusi yang tak terduga. Jadi, tidak perlu stres lagi saat dihadapkan dengan masalah. Coba aplikasikan metode ini dan temukan solusi dengan cara yang menyenangkan!

Apa Itu Creative Problem Solving?

Creative Problem Solving (CPS) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengatasi masalah dengan pendekatan kreatif dan inovatif. Metode ini memiliki tujuan untuk memberikan solusi yang unik dan efektif dalam menghadapi tantangan atau masalah yang kompleks. Dalam CPS, pemikiran kreatif dan proses berpikir yang fleksibel sangat ditekankan.

Metode Creative Problem Solving

Metode Creative Problem Solving terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilalui. Berikut adalah penjelasan mengenai setiap tahapan dalam metode ini:

  • Identifikasi masalah : Tahap pertama dalam metode CPS adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas. Penting untuk memahami masalah secara mendalam dan merumuskannya dengan tepat.
  • Pengumpulan informasi : Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang relevan mengenai masalah tersebut. Informasi ini dapat berupa data, fakta, atau insight dari berbagai sumber.
  • Analisis masalah : Setelah informasi terkumpul, tahap selanjutnya adalah menganalisis masalah secara menyeluruh. Hal ini melibatkan pemahaman mendalam tentang akar permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  • Pencarian alternatif solusi : Setelah masalah dianalisis, tahap berikutnya adalah mencari alternatif solusi yang mungkin. Dalam metode CPS, diharapkan untuk berpikir out-of-the-box dan menghasilkan ide-ide yang kreatif serta inovatif.
  • Pemilihan solusi terbaik : Setelah alternatif solusi tercipta, tahap selanjutnya adalah memilih solusi yang paling sesuai dengan masalah yang dihadapi. Pemilihan solusi ini harus didasarkan pada kriteria-kriteria yang relevan dan mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin muncul.
  • Implementasi solusi : Setelah solusi terpilih, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan solusi tersebut. Dalam tahap ini, perencanaan dan aksi yang tepat diperlukan untuk memastikan bahwa solusi dapat dijalankan dengan baik.
  • Evaluasi solusi : Setelah solusi diimplementasikan, proses Cognitive Problem Solving tidak berhenti di sini. Evaluasi solusi yang telah dilakukan perlu dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan solusi dan memperbaiki jika diperlukan.

Cara Menggunakan Creative Problem Solving

Untuk menggunakan metode Creative Problem Solving, ada beberapa langkah yang dapat diikuti. Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menggunakan CPS:

  • Kenali masalah dengan jelas dan rumuskan dengan tepat.
  • Kumpulkan informasi yang relevan mengenai masalah.
  • Analisis masalah dengan menyeluruh.
  • Berikan ruang untuk pemikiran kreatif dan menghasilkan alternatif solusi yang unik.
  • Pilih solusi yang paling sesuai dengan masalah yang dihadapi.
  • Implementasikan solusi dengan perencanaan yang matang.
  • Evaluasi keberhasilan solusi dan perbaiki jika diperlukan.

Tips Menggunakan Creative Problem Solving

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menggunakan metode Creative Problem Solving:

  • Berikan waktu dan ruang yang cukup untuk berpikir kreatif.
  • Bebaskan diri dari batasan dan buka pikiran untuk kemungkinan yang lebih luas.
  • Gunakan teknik brainstorming untuk menghasilkan berbagai ide yang kreatif.
  • Berikan perhatian pada detail dan kualitas solusi yang dihasilkan.
  • Kolaborasi dengan orang lain untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan ide yang lebih kreatif.

Kelebihan Creative Problem Solving

Metode Creative Problem Solving memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan yang baik dalam mengatasi masalah. Berikut adalah beberapa kelebihan CPS:

  • Mendorong pemikiran kreatif dan inovatif dalam mencari solusi.
  • Membantu mengatasi masalah yang kompleks dengan cara yang efektif.
  • Memungkinkan untuk menemukan solusi yang unik dan tidak terduga.
  • Memperluas cara berpikir dan menciptakan alternatif solusi yang lebih baik.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Kekurangan Creative Problem Solving

Namun, metode Creative Problem Solving juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan CPS:

  • Proses yang memakan waktu dan beberapa tahap yang kompleks.
  • Memerlukan keterampilan kreatif yang baik untuk menghasilkan ide-ide yang inovatif.
  • Tidak selalu menghasilkan solusi yang praktis atau dapat diimplementasikan dengan mudah.
  • Mungkin memerlukan sumber daya tambahan dalam proses implementasi solusi.

Tujuan Creative Problem Solving

Tujuan utama dari metode Creative Problem Solving adalah untuk menghasilkan solusi yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi masalah yang kompleks. Metode ini membantu mengatasi batasan berpikir konvensional dan membuka kemungkinan baru.

Manfaat Creative Problem Solving

Penerapan Creative Problem Solving memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari metode ini:

  • Menghasilkan solusi yang lebih kreatif dan inovatif.
  • Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah secara efektif.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir lateral dan melakukan asosiasi yang lebih luas.
  • Meningkatkan kolaborasi tim dan kemampuan kerja dalam tim.
  • Mendorong pemikiran kritis dan analitis.

Apa perbedaan antara Creative Problem Solving dan Problem Solving konvensional?

Creative Problem Solving dan Problem Solving konvensional memiliki perbedaan utama dalam pendekatan dan hasil yang dihasilkan. Dalam Creative Problem Solving, proses berpikir kreatif dan inovatif sangat ditekankan, sementara dalam Problem Solving konvensional, pendekatan yang lebih terstruktur dan konvensional digunakan. Selain itu, Creative Problem Solving cenderung menghasilkan solusi yang lebih unik dan tidak terduga, sementara Problem Solving konvensional lebih fokus pada solusi yang praktis dan dapat diimplementasikan dengan mudah.

Bagaimana mengatasi kendala dalam menggunakan Creative Problem Solving?

Menggunakan Creative Problem Solving dapat melibatkan beberapa kendala. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi kendala-kendala ini. Pertama, berikan waktu dan ruang yang cukup untuk berpikir kreatif. Kedua, berkolaborasi dengan orang lain untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan ide yang lebih kreatif. Ketiga, gunakan teknik brainstorming untuk menghasilkan berbagai ide. Terakhir, tetap terbuka terhadap kemungkinan alternatif solusi dan jangan takut untuk mencoba pendekatan yang berbeda.

Metode Creative Problem Solving adalah pendekatan yang efektif untuk mengatasi masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Dengan mengikuti langkah-langkah dalam metode ini, kita dapat menghasilkan solusi yang unik dan efektif dalam menghadapi tantangan atau masalah yang kompleks. Meskipun metode ini memerlukan waktu dan pemikiran yang intensif, manfaat yang didapatkan jauh lebih besar daripada kekurangannya. Oleh karena itu, mari terapkan Creative Problem Solving dalam kehidupan sehari-hari kita dan jadikan solusi kreatif sebagai bagian dari proses pemecahan masalah kita.

Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Anda, jangan ragu untuk mencoba metode Creative Problem Solving ini. Dengan latihan dan dedikasi yang tepat, Anda akan menjadi lebih terampil dalam memecahkan masalah yang kompleks dan menghasilkan solusi yang kreatif serta inovatif. Selamat mencoba!

Share this:

Related posts:.

langkah langkah creative problem solving

Pandai Mengajar dengan Santai: Strategi Metode Pembelajaran yang Efektif

langkah langkah creative problem solving

Metode Pembelajaran di Pesantren Modern: Membawa Pesona Tradisi ke Era Digital

Unik dan Menarik, Bahan Ajar Metode Penelitian Prof Suryana Siap Mengguncang Dunia Pendidikan!

Rina Keshwari Cahaya

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

  • Kebijakan Privasi
  • Terms and Conditions

Idea Sandbox Logo

Osborn: Creative Problem-Solving Process

Last Updated on 7 July 2021

Alex Osborn is the “O” in the agency BBDO . In 1953, he wrote a book titled “ Applied Imagination: Principles and Procedures of Creative Problem-Solving .” He was one of the first – if not the first – to write about the practical application of brainstorming and creative problem-solving (CPS). Here is how he outlines the CPS process…

(begin quote)

The creative problem-solving process ideally comprises these procedures: (1) Fact -finding. (2) Idea -finding. (3) Solution -finding.

Fact -finding calls for problem-definition and preparation. Problem-definition calls for picking out and pointing up the problem. Preparation calls for gathering and analyzing the pertinent data.

Idea -finding calls for idea-production and idea-development. Idea production calls for thinking up tentative ideas as possible leads. Idea-development calls for selecting the most likely of the resultant ideas, adding others, and reprocessing all of these by such means as modification and combination.

Solution -finding calls for evaluation and adoption. Evaluation calls for verifying the tentative solutions, by tests and otherwise. Adoption calls for deciding on, and implementing, the final solution.

Regardless of sequence, every one of those steps calls for deliberate effort and creative imagination.

(end quote)

  • What Is A Problem?
  • Solve Problems in Three Steps
  • Creative Problem Solving (CPS)

Share this article!

  • About us

Creative problem solving: basics, techniques, activities

Why is creative problem solving so important.

Problem-solving is a part of almost every person's daily life at home and in the workplace. Creative problem solving helps us understand our environment, identify the things we want or need to change, and find a solution to improve the environment's performance.

Creative problem solving is essential for individuals and organizations because it helps us control what's happening in our environment.

Humans have learned to observe the environment and identify risks that may lead to specific outcomes in the future. Anticipating is helpful not only for fixing broken things but also for influencing the performance of items.

Creative problem solving is not just about fixing broken things; it's about innovating and creating something new. Observing and analyzing the environment, we identify opportunities for new ideas that will improve our environment in the future.

The 7-step creative problem-solving process

The creative problem-solving process usually consists of seven steps.

1. Define the problem.

The very first step in the CPS process is understanding the problem itself. You may think that it's the most natural step, but sometimes what we consider a problem is not a problem. We are very often mistaken about the real issue and misunderstood them. You need to analyze the situation. Otherwise, the wrong question will bring your CPS process in the wrong direction. Take the time to understand the problem and clear up any doubts or confusion.

2. Research the problem.

Once you identify the problem, you need to gather all possible data to find the best workable solution. Use various data sources for research. Start with collecting data from search engines, but don't forget about traditional sources like libraries. You can also ask your friends or colleagues who can share additional thoughts on your issue. Asking questions on forums is a good option, too.

3. Make challenge questions.

After you've researched the problem and collected all the necessary details about it, formulate challenge questions. They should encourage you to generate ideas and be short and focused only on one issue. You may start your challenge questions with "How might I…?" or "In what way could I…?" Then try to answer them.

4. Generate ideas.

Now you are ready to brainstorm ideas. Here it is the stage where the creativity starts. You must note each idea you brainstorm, even if it seems crazy, not inefficient from your first point of view. You can fix your thoughts on a sheet of paper or use any up-to-date tools developed for these needs.

5. Test and review the ideas.

Then you need to evaluate your ideas and choose the one you believe is the perfect solution. Think whether the possible solutions are workable and implementing them will solve the problem. If the result doesn't fix the issue, test the next idea. Repeat your tests until the best solution is found.

6. Create an action plan.

Once you've found the perfect solution, you need to work out the implementation steps. Think about what you need to implement the solution and how it will take.

7. Implement the plan.

Now it's time to implement your solution and resolve the issue.

Top 5 Easy creative thinking techniques to use at work

1. brainstorming.

Brainstorming is one of the most glaring CPS techniques, and it's beneficial. You can practice it in a group or individually.

Define the problem you need to resolve and take notes of every idea you generate. Don't judge your thoughts, even if you think they are strange. After you create a list of ideas, let your colleagues vote for the best idea.

2. Drawing techniques

It's very convenient to visualize concepts and ideas by drawing techniques such as mind mapping or creating concept maps. They are used for organizing thoughts and building connections between ideas. These techniques have a lot in common, but still, they have some differences.

When starting a mind map, you need to put the key concept in the center and add new connections. You can discover as many joints as you can.

Concept maps represent the structure of knowledge stored in our minds about a particular topic. One of the key characteristics of a concept map is its hierarchical structure, which means placing specific concepts under more general ones.

3. SWOT Analysis

The SWOT technique is used during the strategic planning stage before the actual brainstorming of ideas. It helps you identify strengths, weaknesses, opportunities, and threats of your project, idea, or business. Once you analyze these characteristics, you are ready to generate possible solutions to your problem.

4. Random words

This technique is one of the simplest to use for generating ideas. It's often applied by people who need to create a new product, for example. You need to prepare a list of random words, expressions, or stories and put them on the desk or board or write them down on a large sheet of paper.

Once you have a list of random words, you should think of associations with them and analyze how they work with the problem. Since our brain is good at making connections, the associations will stimulate brainstorming of new ideas.

5. Storyboarding

This CPS method is popular because it tells a story visually. This technique is based on a step-creation process. Follow this instruction to see the storyboarding process in progress:

  • Set a problem and write down the steps you need to reach your goal.
  • Put the actions in the right order.
  • Make sub-steps for some steps if necessary. This will help you see the process in detail.
  • Evaluate your moves and try to identify problems in it. It's necessary for predicting possible negative scenarios.

7 Ways to improve your creative problem-solving skills

1. play brain games.

It's considered that brain games are an excellent way to stimulate human brain function. They develop a lot of thinking skills that are crucial for creative problem-solving.

You can solve puzzles or play math games, for example. These activities will bring you many benefits, including strong logical, critical, and analytical thinking skills.

If you are keen on playing fun math games and solving complicated logic tasks, try LogicLike online.

We created 3500+ puzzles, mathematical games, and brain exercises. Our website and mobile app, developed for adults and kids, help to make pastime more productive just in one place.

2. Practice asking questions

Reasoning stimulates you to generate new ideas and solutions. To make the CPS process more accessible, ask questions about different things. By developing curiosity, you get more information that broadens your background. The more you know about a specific topic, the more solutions you will be able to generate. Make it your useful habit to ask questions. You can research on your own. Alternatively, you can ask someone who is an expert in the field. Anyway, this will help you improve your CPS skills.

3. Challenge yourself with new opportunities

After you've gained a certain level of creativity, you shouldn't stop developing your skills. Try something new, and don't be afraid of challenging yourself with more complicated methods and techniques. Don't use the same tools and solutions for similar problems. Learn from your experience and make another step to move to the next level.

4. Master your expertise

If you want to keep on generating creative ideas, you need to master your skills in the industry you are working in. The better you understand your industry vertical, the more comfortable you identify problems, find connections between them, and create actionable solutions.

Once you are satisfied with your professional life, you shouldn't stop learning new things and get additional knowledge in your field. It's vital if you want to be creative both in professional and daily life. Broaden your background to brainstorm more innovative solutions.

5. Develop persistence

If you understand why you go through this CPS challenge and why you need to come up with a resolution to your problem, you are more motivated to go through the obstacles you face. By doing this, you develop persistence that enables you to move forward toward a goal.

Practice persistence in daily routine or at work. For example, you can minimize the time you need to implement your action plan. Alternatively, some problems require a long-term period to accomplish a goal. That's why you need to follow the steps or try different solutions until you find what works for solving your problem. Don't forget about the reason why you need to find a solution to motivate yourself to be persistent.

6. Improve emotional intelligence

Empathy is a critical element of emotional intelligence. It means that you can view the issues from the perspective of other people. By practicing compassion, you can understand your colleagues that work on the project together with you. Understanding will help you implement the solutions that are beneficial for you and others.

7. Use a thinking strategy

You are mistaken if you think that creative thinking is an unstructured process. Any thinking process is a multi-step procedure, and creative thinking isn't an exclusion. Always follow a particular strategy framework while finding a solution. It will make your thinking activity more efficient and result-oriented.

Develop your logic and mathematical skills. 3500+ fun math problems and brain games with answers and explanations.

Creative Problem-Solving

  • First Online: 29 January 2023

Cite this chapter

langkah langkah creative problem solving

  • Terence Lee 4 ,
  • Lauren O’Mahony 5 &
  • Pia Lebeck 6  

803 Accesses

This chapter presents Alex Osborn’s 1953 creative problem-solving (CPS) model as a three-procedure approach that can be deployed to problems that emerge in our everyday lives. The three procedures are fact-finding, idea-finding and solution-finding, with each step carefully informed by both divergent and convergent thinking. Using case studies to elaborate on the efficacy of CPS, the chapter also identifies a few common flaws that can impact on creativity and innovation. This chapter explores the challenges posed by ‘wicked problems’ that are particularly challenging in that they are ill-defined, unique, contradictory, multi-causal and recurring; it considers the practical importance of building team environments, of embracing diversity and difference, and other characteristics of effective teams. The chapter builds conceptually and practically on the earlier chapters, especially Chapter 4 , and provides case studies to help make sense of the key principles of creative problem-solving.

This is a preview of subscription content, log in via an institution to check access.

Access this chapter

Subscribe and save.

  • Get 10 units per month
  • Download Article/Chapter or eBook
  • 1 Unit = 1 Article or 1 Chapter
  • Cancel anytime
  • Available as PDF
  • Read on any device
  • Instant download
  • Own it forever
  • Available as EPUB and PDF
  • Durable hardcover edition
  • Dispatched in 3 to 5 business days
  • Free shipping worldwide - see info

Tax calculation will be finalised at checkout

Purchases are for personal use only

Institutional subscriptions

Similar content being viewed by others

langkah langkah creative problem solving

Creative Thinking, Problem Solving and Ideation Tools

The creative problem-solving process explored in this chapter is not to be confused with the broader ‘creative process’ that is presented in Chapter 2 of this book. See Chapter 2 to understand what creative process entails.

A general online search of the Osborn-Parnes Creative Problem-Solving (CPS) process will generate many results. One of them is: https://projectbliss.net/osborn-parnes-creative-problem-solving-process/ . Osborn is largely credited as the creator of CPS, hence references are largely made to him (Osborn 1953 , 1957 ).

Founded in 2002, Fahrenheit 212 described itself as “a global innovation consultancy delivering sustainable, profitable growth for companies by pairing business acumen and consumer empathy.” It merged with Capgemini Consulting in 2016 and remains based in New York City, USA. ( https://www.capgemini.com/in-en/news/press-releases/capgemini-acquires-innovation-and-design-consultancy-fahrenheit-212-to-drive/ ).

More information on the NeoNurture incubator can be found in the Design That Matters website ( https://www.designthatmatters.org/ ) and in a TEDx presentation by Timothy Prestero ( https://www.ted.com/talks/timothy_prestero_design_for_people_not_awards ) (Prestero 2012 ).

For more information on the Embrace infant warmer, see Embrace Global: https://www.embraceglobal.org/ .

See also David Alger’s popular descriptions of the ‘Rules of Improv’ (Parts 1 and 2): https://www.pantheater.com/rules-of-improv.html ; and, ‘How to be a better improvisor’: https://www.pantheater.com/how-to-be-a-better-improvisor.html .

For more information about the Bay of Pigs, visit the John F. Kennedy Presidential Library and Museum at Columbia Point, Boston, Massachusetts, USA. Online information can be accessed here: https://www.jfklibrary.org/learn/about-jfk/jfk-in-history/the-bay-of-pigs .

Bhat, R. 2021. Solving Wicked Problems Is What MBA Programs Need to Prepare the Students For? Business World Education . May 20. Available: http://bweducation.businessworld.in/article/Solving-Wicked-Problems-Is-What-MBA-Programs-Need-To-Prepare-The-Students-For-/20-05-2021-390302/. Accessed 30 August 2022.

Bratton, J., et al. 2010. Work and Organizational Behaviour , 2nd ed. Basingstoke: Palgrave.

Book   Google Scholar  

Buzan, T. 1974. Use Your Head . London: BBC Active.

Google Scholar  

Cohen, A.K., and J.R. Cromwell. 2021. How to Respond to the COVID-19 Pandemic with More Creativity and Innovation. Population Health Management 24 (2): 153–155.

Article   Google Scholar  

Cunningham, E., B. Smyth, and D. Greene. 2021. Collaboration in the Time of COVID: A Scientometric Analysis of Multidisciplinary SARSCoV-2 Research. Humanities & Social Sciences Communications. 8 (240): 1–8.

Cunningham, S. 2021. Sitting with Difficult Things: Meaningful Action in Contested Times. Griffith Review 71 (February): 124–133.

De Bono, E. 1985. Six Thinking Hats . Boston: Little, Brown and Company.

Dutta, K. 2018. Solving Wicked Problems: Searching for the Critical Cognitive Trait. The International Journal of Management Education 16 (3): 493–503.

Elia, G., and A. Margherita. 2018. Can we Solve Wicked Problems? A Conceptual Framework and a Collective Intelligence System to Support Problem Analysis and Solution Design for Complex Social Issues. Technological Forecasting & Social Change 133: 279–286.

Engler, J.O., D.J. Abson, and H. von Wehrden. 2021. The Coronavirus Pandemic as an Analogy for Future Sustainability. Sustainability Science 16: 317–319.

Grivas, C., and G. Puccio. 2012. The Innovative Team: Unleashing Creative Potential for Breakthrough Results . San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Holmes, K. 2021. Generation Covid: Crafting History and Collective Memory. Griffith Review 71 (February): 79–88.

Kapoor, H., and J.C. Kaufman. 2020. Meaning-Making Through Creativity During COVID-19. Frontiers in Psychology 18 (December): 1–8.

Kelley, T. 2001. The Art of Innovation: Lessons in Creativity from IDEO, America’s Leading Design Firm . New York, NY: Random House.

Kite-Powell, J. 2014. Simple Tech Creates Infant-Warmer to Save Lives in Developing Countries. Forbes , 29 January. Available: https://www.forbes.com/sites/jenniferhicks/2014/01/29/simple-tech-creates-infant-warmer-to-save-lives-in-developing-countries/?sh=df540aa758c1. Accessed 31 August 2022.

May, M. 2009. In Pursuit of Elegance . NY: Broadway Books.

McShane, S., M. Olekalns, and T. Travaglione. 2010. Organisational Behaviour on the Pacific Rim , 3rd ed. Sydney: McGraw Hill.

Osborn, A. 1953. Applied Imagination: Principles and Procedures of Creative Thinking . New York: Scribners.

Osborn, A. 1957. Applied Imagination: Principles and Procedures of Creative Thinking , 10th ed. New York: Scribners.

Page, S.E. 2007. The Difference: How the power of Diversity Creates Better Groups, Firms, Schools, and Societies . Princeton, NJ: Princeton University Press.

Page, S.E. 2011. Diversity and Complexity . Princeton, NJ: Princeton University Press.

Page, S.E. 2012. The Hidden Factor: Why Thinking Differently Is Your Greatest Asset . Chantilly, Virginia: The Great Courses.

Payne, M. 2014. How to Kill a Unicorn: How the World’s Hottest Innovation Factory Builds Bold Ideas That Make It to Market . New York: Crown Business.

Potter, A., M. McClure, and K. Sellers. 2010. Mass Collaboration Problem Solving: A New Approach to Wicked Problems. Proceedings of 2010 International Symposium on Collaborative Technologies and Systems . IEEE Explore, Chicago, Illinois. May 17–21: 398–407.

Prestero, T. 2012. Design for People, Not Awards. TEDxBoston . Available: https://www.ted.com/speakers/timothy_prestero. Accessed 30 August 2022.

Proctor, T. 2013. Creative Problem Solving for Managers: Developing Skills for Decision Making and Managers , 4th ed. New York: Routledge.

Puccio, G.J. 2012. Creativity Rising: Creative Thinking and Creative Problem Solving in the 21st Century . Buffalo, NY: ICSC Press.

Rittel, H.W.J., and M.M. Webber. 1973. Dilemmas in a General Theory of Planning. Policy Sciences 4 (2), June: 155–169.

Roberto, M. 2009. The Art of Critical Decision Making: The Great Courses. Chantilly, Virginia: The Teaching Company.

Roy, A. 2020. Arundhati Roy: “The Pandemic is a Portal”. Financial Times , April 4. Available: https://www.ft.com/content/10d8f5e8-74eb-11ea-95fe-fcd274e920ca . Accessed 28 February 2022.

Ruggiero, V.R. 2009. The Art of Thinking: A Guide to Critical and Creative Thought , 9th ed. New York: Longman.

Sawyer, K. 2007. Group Genius: The Creative Power of Collaboration . New York: Basic Books.

Schuelke-Leech, B. 2021. A Problem Taxonomy for Engineering. IEEE Transactions on Technology and Society 2 (2), June: 105.

Stellar, D. 2010. The PlayPump: What Went Wrong? State of the Planet, Columbia Climate School. Columbia University. Available: https://news.climate.columbia.edu/2010/07/01/the-playpump-what-went-wrong/. Accessed 30 August 2022.

Surowiecki, J. 2004. The Wisdom of Crowds: Why the Many Are Smarter than the Few and How Collective Wisdom Shapes Businesses, Economies, Societies and Nations . New York: Anchor Books.

Sweet, C., H. Blythe, and R. Carpenter. 2021. Creativity in the Time of COVID-19: Three Principles. The National Teaching and Learning Forum. 30 (5): 6–8.

Taibbi, R. 2011. The Tao of Improv: 5 Rules for Improvising Your Life. Psychology Today , 25 January. Available: https://www.psychologytoday.com/us/blog/fixing-families/201101/the-tao-improv-5-rules-improvising-your-life. Accessed 1 September 2022.

Walton, M. 2010. Playpump is Not a Panacea for Africa’s Water Problems. Circle of Blue , July 24. Available: http://www.circleofblue.org/waternews/2010/world/playpump-not-a-panacea-for-africas-water-problems/. Accessed 30 August 2022.

World Health Organization (WHO). 2022. Child Mortality (Under 5 Years). Available: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/levels-and-trends-in-child-under-5-mortality-in-2020. Accessed 28 February 2022.

Download references

Author information

Authors and affiliations.

Humanities and Social Sciences, Sheridan Institute of Higher Education, Perth, WA, Australia

Terence Lee

Media and Communication, Murdoch University, Perth, WA, Australia

Lauren O’Mahony

Humanities, Arts and Social Sciences, Murdoch University, Perth, WA, Australia

You can also search for this author in PubMed   Google Scholar

Corresponding author

Correspondence to Terence Lee .

Rights and permissions

Reprints and permissions

Copyright information

© 2023 The Author(s), under exclusive license to Springer Nature Singapore Pte Ltd.

About this chapter

Lee, T., O’Mahony, L., Lebeck, P. (2023). Creative Problem-Solving. In: Creativity and Innovation. Palgrave Macmillan, Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-19-8880-6_5

Download citation

DOI : https://doi.org/10.1007/978-981-19-8880-6_5

Published : 29 January 2023

Publisher Name : Palgrave Macmillan, Singapore

Print ISBN : 978-981-19-8879-0

Online ISBN : 978-981-19-8880-6

eBook Packages : Business and Management Business and Management (R0)

Share this chapter

Anyone you share the following link with will be able to read this content:

Sorry, a shareable link is not currently available for this article.

Provided by the Springer Nature SharedIt content-sharing initiative

  • Publish with us

Policies and ethics

  • Find a journal
  • Track your research

Karakteristik dan Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Model pembelajaran creative problem solving.

Model pembelajaran creative problem solving digunakan untuk merangsang siswa dalam berfikir. Model pembelajaran ini akan banyak memanfaatkan model-model pembelajaran lain yang dimulai dari pencarian masalah sampai kepada penarikan kesimpulan . disamping itu, model pembelajaran ini juga akan melibatkan banyak kegiatan dengan bimbingan dari para pengajar. Model pembelajaran creative problem solving tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa social dari pembelajaran didalam kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif diantara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. Aspek rasa social dari kelompok, pertukaran intelektualnya, dan maksud dari subyek yang berkaitan dengannya dapat bertindak sebagai sumber-sumber penting maksud tersebut bagi usaha para siswa untuk belajar. Dalam pemecahan masalah-masalah baru yang dihadapi diperlukan kesanggupan untuk berfikir. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya sekolah turut bertanggungjawab mempersiapkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving dalam mengajarkan mata pelajaran matematika. Model pembelajaran ini lebih memusatkan kegiatan pada murid, namun disertai dengan bimbingan dari para guru. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat mengaplisakannya dalam situasi-situasi problematic dalam kehidupannya sehari-hari.

Menurut Suryosubroto Pembelajaran Creative Problem Solving memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Melatih peserta didik untuk berfikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan orang lain.
  • Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.

Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat dilakukan dengan tahapan yaitu:

  • Tahap awal dilakukan dengan memberi apersepsi dan penguatan serta kesiapan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran, kemudian mengulas kembali materi sebelumnya yang dijadikan prasayarat materi, dan memotivasi kepada mahasiswa tentang pentingnya pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • Klarifikasi permasalahan yang ada dalam proyek/kelopok sehingga mahasiswa mengetahui solusi yang diharapkan dari proyek tersebut. Dalam tahap ini, masing-masing kelompok mengajukan draf kepada dosen tentang proyek yang akan dipecahkan permasalahannya.
  • Pengungkapan gagasan dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa menggali dan mengungkapkan pendapat sebanmyak-banyaknya berkaitan dengan strategi pemecahan masalah yang dihadapi dalam proyek tersebut.
  • Evaluasi dan seleksi berbagai gagasan tentang strategi pemecahan masalah, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu strategi yang optimal dan tepat.
  • Implementasi yaitu mahasiswa bersama kelompoknya memutuskan tentang strategi pemecahan masalah dalam proyeknya dan melaksanakan strategi yang dipilih dalam memecahkan permasalahan sesuai dengan draf kerja yang telah diajukan. Setelah pekerjaan selesai siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dengan menggunakan media sesuai dengan kreatifitasnya untuk menyampaikan gagasannya dan mendapatkan saran dan kritik dari pihak lain sehingga diperoleh solusi yang optimal berkaitan dengan pemecahan masalah. Kemudian dosen bersama mahasiswa menyimpulkan materi pembelajaran ke arah matematika formal.
  • Tahap penutup. Sebagai pemantapan materi, secara individual mahasiswa mengerjakan quiz yang ditampilkan dengan media pembelajaran dan dosen memberikan poin bagi mahasiswa yang mampu memecahkan permasalahan sebagai upaya memotivasi mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah adalah soal yang memerlukan keaslian berpikir tanpa adanya contoh penyelesaian sebelumnya.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving cocok digunakan dalam peningkatan kemampuan memecahkan masalah karena dalam model pembelajaran ini pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan suatu masalah merupakan faktor yang penting dalam menyelesaikan masalah baru yang berbeda, disamping faktor minat siswa.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Dalam hal ini peserta didik terlibat dalam memecahkan masalah sehingga peserta didik lebih berfikir aktif, kreatif dan dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. CPS merupakan model pembelajaran untuk menyelesaikan masalah secara kreatif. Guru dalam model pembelajaran CPS bertugas untuk mengarahkan peserta didik memecahkan masalah secara lebih mandiri, kreatif dan membebaskan peserta didik untuk berimajinasi. Guru juga bertugas untuk menyedikan materi pelajaran atau topik diskusi yang dapat merangsang pemikiran peserta didik untuk dapat berfikir kreatif dalam memecahkan masalah pada proses belajar mengajar. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran (CPS) merupakan model pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah secara kreatif yang berpusatkan pada peserta didik untuk berimajinasi agar kemampuan berfikir kreatif peserta didik meningkat.

Dengan menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving diharapkan dapat memotivasi serta mendorong peserta didik agar lebih berpikir kreatif agar bisa memecahkan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran Creative Problem Solving merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran serta keterampilan dalam pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Model pembelajaran CPS memiliki kelemahan diantaranya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajarannya, memungkinkan peserta didik menjadi bosan karena harus menyelesaikan masalah yang kompleks dengan banyak variasi jawaban, memilih topik yang dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik bukanlah suatu hal yang mudah.

Menghasilkan Uang dari snack video

  • Business Essentials
  • Leadership & Management
  • Credential of Leadership, Impact, and Management in Business (CLIMB)
  • Entrepreneurship & Innovation
  • Digital Transformation
  • Finance & Accounting
  • Business in Society
  • For Organizations
  • Support Portal
  • Media Coverage
  • Founding Donors
  • Leadership Team

langkah langkah creative problem solving

  • Harvard Business School →
  • HBS Online →
  • Business Insights →

Business Insights

Harvard Business School Online's Business Insights Blog provides the career insights you need to achieve your goals and gain confidence in your business skills.

  • Career Development
  • Communication
  • Decision-Making
  • Earning Your MBA
  • Negotiation
  • News & Events
  • Productivity
  • Staff Spotlight
  • Student Profiles
  • Work-Life Balance
  • AI Essentials for Business
  • Alternative Investments
  • Business Analytics
  • Business Strategy
  • Business and Climate Change
  • Creating Brand Value
  • Design Thinking and Innovation
  • Digital Marketing Strategy
  • Disruptive Strategy
  • Economics for Managers
  • Entrepreneurship Essentials
  • Financial Accounting
  • Global Business
  • Launching Tech Ventures
  • Leadership Principles
  • Leadership, Ethics, and Corporate Accountability
  • Leading Change and Organizational Renewal
  • Leading with Finance
  • Management Essentials
  • Negotiation Mastery
  • Organizational Leadership
  • Power and Influence for Positive Impact
  • Strategy Execution
  • Sustainable Business Strategy
  • Sustainable Investing
  • Winning with Digital Platforms

What Is Creative Problem-Solving & Why Is It Important?

Business team using creative problem-solving

  • 01 Feb 2022

One of the biggest hindrances to innovation is complacency—it can be more comfortable to do what you know than venture into the unknown. Business leaders can overcome this barrier by mobilizing creative team members and providing space to innovate.

There are several tools you can use to encourage creativity in the workplace. Creative problem-solving is one of them, which facilitates the development of innovative solutions to difficult problems.

Here’s an overview of creative problem-solving and why it’s important in business.

Access your free e-book today.

What Is Creative Problem-Solving?

Research is necessary when solving a problem. But there are situations where a problem’s specific cause is difficult to pinpoint. This can occur when there’s not enough time to narrow down the problem’s source or there are differing opinions about its root cause.

In such cases, you can use creative problem-solving , which allows you to explore potential solutions regardless of whether a problem has been defined.

Creative problem-solving is less structured than other innovation processes and encourages exploring open-ended solutions. It also focuses on developing new perspectives and fostering creativity in the workplace . Its benefits include:

  • Finding creative solutions to complex problems : User research can insufficiently illustrate a situation’s complexity. While other innovation processes rely on this information, creative problem-solving can yield solutions without it.
  • Adapting to change : Business is constantly changing, and business leaders need to adapt. Creative problem-solving helps overcome unforeseen challenges and find solutions to unconventional problems.
  • Fueling innovation and growth : In addition to solutions, creative problem-solving can spark innovative ideas that drive company growth. These ideas can lead to new product lines, services, or a modified operations structure that improves efficiency.

Design Thinking and Innovation | Uncover creative solutions to your business problems | Learn More

Creative problem-solving is traditionally based on the following key principles :

1. Balance Divergent and Convergent Thinking

Creative problem-solving uses two primary tools to find solutions: divergence and convergence. Divergence generates ideas in response to a problem, while convergence narrows them down to a shortlist. It balances these two practices and turns ideas into concrete solutions.

2. Reframe Problems as Questions

By framing problems as questions, you shift from focusing on obstacles to solutions. This provides the freedom to brainstorm potential ideas.

3. Defer Judgment of Ideas

When brainstorming, it can be natural to reject or accept ideas right away. Yet, immediate judgments interfere with the idea generation process. Even ideas that seem implausible can turn into outstanding innovations upon further exploration and development.

4. Focus on "Yes, And" Instead of "No, But"

Using negative words like "no" discourages creative thinking. Instead, use positive language to build and maintain an environment that fosters the development of creative and innovative ideas.

Creative Problem-Solving and Design Thinking

Whereas creative problem-solving facilitates developing innovative ideas through a less structured workflow, design thinking takes a far more organized approach.

Design thinking is a human-centered, solutions-based process that fosters the ideation and development of solutions. In the online course Design Thinking and Innovation , Harvard Business School Dean Srikant Datar leverages a four-phase framework to explain design thinking.

The four stages are:

The four stages of design thinking: clarify, ideate, develop, and implement

  • Clarify: The clarification stage allows you to empathize with the user and identify problems. Observations and insights are informed by thorough research. Findings are then reframed as problem statements or questions.
  • Ideate: Ideation is the process of coming up with innovative ideas. The divergence of ideas involved with creative problem-solving is a major focus.
  • Develop: In the development stage, ideas evolve into experiments and tests. Ideas converge and are explored through prototyping and open critique.
  • Implement: Implementation involves continuing to test and experiment to refine the solution and encourage its adoption.

Creative problem-solving primarily operates in the ideate phase of design thinking but can be applied to others. This is because design thinking is an iterative process that moves between the stages as ideas are generated and pursued. This is normal and encouraged, as innovation requires exploring multiple ideas.

Creative Problem-Solving Tools

While there are many useful tools in the creative problem-solving process, here are three you should know:

Creating a Problem Story

One way to innovate is by creating a story about a problem to understand how it affects users and what solutions best fit their needs. Here are the steps you need to take to use this tool properly.

1. Identify a UDP

Create a problem story to identify the undesired phenomena (UDP). For example, consider a company that produces printers that overheat. In this case, the UDP is "our printers overheat."

2. Move Forward in Time

To move forward in time, ask: “Why is this a problem?” For example, minor damage could be one result of the machines overheating. In more extreme cases, printers may catch fire. Don't be afraid to create multiple problem stories if you think of more than one UDP.

3. Move Backward in Time

To move backward in time, ask: “What caused this UDP?” If you can't identify the root problem, think about what typically causes the UDP to occur. For the overheating printers, overuse could be a cause.

Following the three-step framework above helps illustrate a clear problem story:

  • The printer is overused.
  • The printer overheats.
  • The printer breaks down.

You can extend the problem story in either direction if you think of additional cause-and-effect relationships.

4. Break the Chains

By this point, you’ll have multiple UDP storylines. Take two that are similar and focus on breaking the chains connecting them. This can be accomplished through inversion or neutralization.

  • Inversion: Inversion changes the relationship between two UDPs so the cause is the same but the effect is the opposite. For example, if the UDP is "the more X happens, the more likely Y is to happen," inversion changes the equation to "the more X happens, the less likely Y is to happen." Using the printer example, inversion would consider: "What if the more a printer is used, the less likely it’s going to overheat?" Innovation requires an open mind. Just because a solution initially seems unlikely doesn't mean it can't be pursued further or spark additional ideas.
  • Neutralization: Neutralization completely eliminates the cause-and-effect relationship between X and Y. This changes the above equation to "the more or less X happens has no effect on Y." In the case of the printers, neutralization would rephrase the relationship to "the more or less a printer is used has no effect on whether it overheats."

Even if creating a problem story doesn't provide a solution, it can offer useful context to users’ problems and additional ideas to be explored. Given that divergence is one of the fundamental practices of creative problem-solving, it’s a good idea to incorporate it into each tool you use.

Brainstorming

Brainstorming is a tool that can be highly effective when guided by the iterative qualities of the design thinking process. It involves openly discussing and debating ideas and topics in a group setting. This facilitates idea generation and exploration as different team members consider the same concept from multiple perspectives.

Hosting brainstorming sessions can result in problems, such as groupthink or social loafing. To combat this, leverage a three-step brainstorming method involving divergence and convergence :

  • Have each group member come up with as many ideas as possible and write them down to ensure the brainstorming session is productive.
  • Continue the divergence of ideas by collectively sharing and exploring each idea as a group. The goal is to create a setting where new ideas are inspired by open discussion.
  • Begin the convergence of ideas by narrowing them down to a few explorable options. There’s no "right number of ideas." Don't be afraid to consider exploring all of them, as long as you have the resources to do so.

Alternate Worlds

The alternate worlds tool is an empathetic approach to creative problem-solving. It encourages you to consider how someone in another world would approach your situation.

For example, if you’re concerned that the printers you produce overheat and catch fire, consider how a different industry would approach the problem. How would an automotive expert solve it? How would a firefighter?

Be creative as you consider and research alternate worlds. The purpose is not to nail down a solution right away but to continue the ideation process through diverging and exploring ideas.

Which HBS Online Entrepreneurship and Innovation Course is Right for You? | Download Your Free Flowchart

Continue Developing Your Skills

Whether you’re an entrepreneur, marketer, or business leader, learning the ropes of design thinking can be an effective way to build your skills and foster creativity and innovation in any setting.

If you're ready to develop your design thinking and creative problem-solving skills, explore Design Thinking and Innovation , one of our online entrepreneurship and innovation courses. If you aren't sure which course is the right fit, download our free course flowchart to determine which best aligns with your goals.

langkah langkah creative problem solving

About the Author

BERBAGI ILMU

Website Ini Dalam Lindungan Allah SWT Dan Berbagi Ilmu merupakan blog yang membahas seputar pendidikan, bisnis, teknologi dan berbagai informasi edukatif lainnya. Dengan Tagline Berbagi Ilmu, diharapkan setiap postingan yang ada di website tersebut dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk anda serta mampu memberikan pencerahan.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Share this post

0 Response to "Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan tengah artikel 1, iklan tengah artikel 2, iklan bawah artikel.

close

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

langkah langkah creative problem solving

Daftar Isi ⇅ show

Pengertian model pembelajaran problem solving.

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Join the conversation.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Leave a comment

langkah langkah creative problem solving

7 Langkah Penting Dalam Problem Solving Process

Bettermind

Bettermind — Setiap orang, organisasi, atau perusahaan, pasti pernah menghadapi masalah dalam kehidupannya. Dalam menyelesaikan masalah, tentu ada tahapan-tahapan yang harus dipenuhi guna mencapai hasil akhir yang sesuai harapan. Istilah ini sering disebut dengan problem solving process .

Tahapan dalam menyelesaikan masalah ini, dianggap punya peran yang sangat penting. Dengan urutan penyelesaian yang benar, maka permasalahan akan terselesaikan dengan baik pula tanpa menyisakan kesalahpahaman maupun detail masalah tersembunyi.

Mengingat masalah adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia, kajian tentang problem solving ini bahkan berkembang menjadi tema penting dalam ilmu pengetahuan dan merambah berbagai disiplin, seperti psikologi, sains komputer, engineering , militer, dan lain sebagainya.

Teknik Pemecahan Masalah

Di atas telah dijelaskan bahwa menyelesaikan masalah secara sistematis akan membantu memberikan solusi terbaik untuk setiap masalah yang ada. Untuk itu, kamu perlu memahami urutan sistematis dari problem solving process . Di bawah ini beberapa ulasan sistematisnya:

1. Pengumpulan Masalah

Bukanlah suatu ketidakmungkinan jika bisnismu punya lebih dari satu masalah. Untuk proses penyelesaian masalah, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah dengan mengumpulkan berbagai masalah yang sedang dihadapi.

Baik itu masalah kecil maupun besar, pastikan kamu mengumpulkan semua masalah yang ada. Klasifikasikan mana permasalahan yang paling urgent untuk diselesaikan. Dari klasifikasi ini nantinya, kamu bisa menyusun secara sistematis proses penyelesaiannya.

2. Memahami Masalah

Memahami masalah ini juga bisa diartikan sebagai proses identifikasi terhadap perkara yang sedang dihadapi. Mulai dari akar masalah itu sendiri hingga beberapa cabang masalah yang muncul karena akar tersebut. Pastikan kamu juga identifikasi dampak dari masalah tersebut.

Agar lebih mudah dalam melakukan identifikasi masalah, kamu bisa coba membuat bagan atau gambaran pohon akar masalah. Dari sana kamu bisa berdiskusi dengan rekan kerja terkait masalah apa saja yang sedang dihadapi, sekaligus upayakan untuk menemukan opsi solusinya.

3. Mengumpulkan Berbagai Solusi

Setiap permasalahan pasti punya solusinya sendiri. Dari sekian banyak anggota tim kerja , akan ada berbagai pendapat yang berbeda untuk tiap solusi yang harus dilakukan. Karenanya kamu bisa mengumpulkan berbagai solusi dan menganalisisnya.

Cobalah untuk menyesuaikan solusi yang ada dengan permasalahan yang terjadi. Jangan ragu untuk meminta pendapat solusi pada semua anggota tim atau rekan kerjamu. Dengan begitu, akan lebih banyak opsi solusi yang bisa dipilih dan disaring mana yang terbaik.

Untuk itu, kamu juga perlu meningkatkan skill komunikasi yang baik , agar kamu dan tim terbiasa mendiskusikan masalah dan solusinya secara objektif dan berorientasi pada penyelesaian.

4. Analisis Solusi

Problem solving process selanjutnya adalah saat semua opsi solusi telah terkumpul, kamu bisa lakukan analisa untuk setiap opsi yang ada. Pertimbangkan dampak baik dan buruk dari setiap opsi yang ada.

Kamu juga perlu mempertimbangkan solusi tersebut dengan tren kondisi bisnis yang saat ini sedang berjalan. Menggunakan solusi yang tidak sesuai tren, berkemungkinan membuat masalah jadi kurang optimal diselesaikan.

Tahapan analisis ini, sekaligus menjadi tahapan penyaringan terhadap berbagai opsi solusi tersebut.

5. Pengambilan Keputusan

Setelah mempertimbangkan segala kemungkinan dari setiap opsi solusi, maka selanjutnya kamu harus bisa menentukan keputusan terkait solusi mana yang akan dipakai untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam pengambilan keputusan ini, pastikan kamu juga melakukan evaluasi dan mengukur kemampuan diri untuk implementasi ide solusi yang ada tersebut. Keputusan apa pun yang akan dipilih, pastikan kamu siap menanggung konsekuensi yang ada.

Hal tersebut karena setiap opsi solusi pasti punya konsekuensi yang harus ditanggung. Kamu bisa diskusi ulang dengan rekan kerja yang dianggap punya potensi paling unggul. Sehingga pengambilan keputusan bisa jauh lebih efektif.

Kamu bisa memilih lebih dari satu solusi sebagai pengganti jika hal-hal buruk yang tidak terduga terjadi.

6. Bertindak

Tahapan selanjutnya adalah mengambil tindakan. Dalam hal ini, tindakan yang diambil adalah melaksanakan solusi yang telah dipilih berdasarkan permasalahan yang ada.

Lakukan dengan maksimal solusi tersebut sesuai dengan rencana awal yang sudah dirancang. Tahapan ini sebagai jawaban hipotesis atas opsi solusi yang tadinya telah disaring.

7. Lakukan Evaluasi

Evaluasi ini perannya cukup penting untuk dilakukan. Setelah melakukan berbagai proses, kamu perlu lakukan evaluasi untuk menilai efektivitas dari solusi yang sudah dilakukan untuk penyelesaian masalah.

Jika dirasa banyak kekurangan dari pada kelebihannya, kamu bisa mencoba cara lain yang sekiranya telah melalui proses penyaringan solusi terbaik.

7 tahapan problem solving process di atas, bisa menjadi gambaran dan acuan untuk kamu yang masih dipusingkan dengan cara menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah yang dilakukan secara sistematis, tentu akan membuat situasi jadi lebih mudah ditangani.

Kalau kamu atau tim kerjamu mau mempelajari lebih jauh tentang problem solving process , Bettermind juga menawarkan program pelatihan Creative Problem Solving , yang sangat relevan dengan dunia kerja dan bisnis.

Jangan sungkan untuk mengontak kami dan mengatur jadwal pelatihannya buat perusahaanmu.

Bettermind

Written by Bettermind

Inspiring your better life

Text to speech

7 Strategi Pemecahan Masalah Yang Efektif (Problem Solving) Untuk Individu dan Profesional

Kenya swawikanti.

August 1, 2023 • 7 minutes read

Bagaimana solusi terbaik problem solving yang efisien dan efektif? Berikut beberapa teknik dan strategi pemecahan masalah yang bisa kamu terapkan!

Sebagai individu, terutama di dunia profesional, kita dituntut untuk bisa mengatasi berbagai macam masalah yang muncul. Mulai dari masalah pribadi, masalah dalam pekerjaan sehari-hari, mengerjakan soal ujian, hingga masalah lain yang cakupan dan dampaknya lebih luas. Untuk bisa mencari solusi berbagai macam masalah, dibutuhkan skill problem solving atau pemecahan masalah yang baik.

Problem solving merupakan keterampilan esensial yang selalu dibutuhkan dalam kehidupan, baik secara personal maupun profesional. Kemampuan ini akan berperan penting saat kita menghadapi tantangan kompleks dalam pekerjaan, saat kita berusaha menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan pribadi dan keluarga, atau saat kita bertemu dengan masalah-masalah lain secara tiba-tiba.  

Banyak orang menyadari bahwa kemampuan ini penting untuk dimiliki, namun belum banyak yang mengerti bagaimana teknik dan strategi yang bisa diterapkan untuk dapat memecahkan masalah dengan baik. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih jauh mengenai strategi dan teknik jitu pemecahan masalah secara efektif, baik di bidang profesional maupun kehidupan personal. Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Identifikasi dan Definisikan Masalah yang Sedang Dihadapi

  Langkah pertama dari problem solving tentunya adalah dengan mengetahui secara pasti sebenarnya masalah apa yang sedang dihadapi. Kamu harus mengidentifikasi dan mendefinisikan secara detail issue tersebut dengan menjawab poin-poin berikut:

  • Apa masalah yang terjadi dan harus diselesaikan?
  • Apa penyebab dasar (root cause) dari masalah tersebut?
  • Apa dampak yang muncul akibat masalah tersebut?

  Setelah mendefinisikan masalah berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu akan dapat memahami lebih dalam mengenai masalah tersebut dan mengetahui letak akar permasalahannya.

2. Kumpulkan Informasi dan Lakukan Analisa

Setelah problem terdefinisi, kamu bisa mulai mengumpulkan berbagai informasi, data, maupun fakta yang relevan dengan masalah tersebut. Kamu bisa melakukannya melalui pengadaan riset, berkonsultasi dengan expert, atau mengumpulkan berbagai pengalaman terdahulu atas masalah yang serupa.

Baca juga: Pentingnya Memiliki Skill Problem Solving dan Cara Meningkatkannya

Tujuannya adalah untuk memahami konteks dari masalah, apa saja faktor penyebabnya, serta apa saja potensi solusi yang bisa dilakukan. Setelah informasi terkumpul, kamu bisa mulai menganalisa informasi tersebut secara kritis, untuk dapat menemukan pola, tren, atau hubungan yang dapat menjadi insight.

3. Buatlah Solusi Alternatif

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, tentunya kamu sudah dapat menemukan 1-2 potensi solusi untuk menyelesaikan masalah. Namun, sebaiknya kamu tidak berhenti sampai di situ saja. Kamu bisa terus menganalisa dan berpikir out of the box, untuk dapat menemukan solusi alternatif lainnya yang mungkin terlewat.

Libatkan kreativitas dalam analisismu dan lakukan pendekatan konvensional maupun modern. Kamu juga bisa melibatkan kolaborasi dan diskusi bersama kolega atau rekan kerja. Tulis segala macam solusi yang ditemukan serta masukan dari berbagai perspektif. Hindari melakukan judging dan mengeliminasi solusi yang telah ditemukan. Meskipun solusi tersebut bukan solusi terbaik, tapi hindari untuk membuang solusi tersebut pada tahap ini karena nanti akan ada tahapan lain untuk melakukannya.

4. Lakukan Evaluasi dan Pilih Solusi Terbaik

Setelah membuat list yang berisi berbagai pilihan solusi, kamu bisa melakukan evaluasi terhadap masing-masing solusi tersebut. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan feasibility, impact, serta alignment-nya terhadap goal kamu. Pertimbangkan juga potensi resiko yang dapat muncul serta keuntungan apa yang bisa diperoleh dari solusi tersebut.

Saat memilih solusi yang terbaik, sangat penting bagi kita untuk menyeimbangkan antara kemampuan analisis, intuisi, serta pengalaman yang sudah dilalui. Tiga faktor ini dapat membantu kita menyeleksi dan memilih pilihan solusi yang best of the best.

Baca juga: 10 Cara Pemimpin Menyelesaikan Konflik dalam Tim

5. Susun Action Plan

Setelah kamu memilih solusi terbaik, selanjutnya kamu bisa menyusun dan mengembangkan action plan atau rencana aksi untuk menerapkan solusi yang sudah dipilih tersebut. Buatlah action plan yang terperinci, dimulai dari membuat outline berisi langkah-langkah yang perlu dilakukan. Lakukan break down pada steps yang besar, untuk membuatnya menjadi smaller steps yang bisa dilakukan dan di-manage dengan lebih mudah. Jangan lupa juga untuk menentukan deadline pada setiap steps yang ada.

Jika action plan yang dibuat adalah action plan untuk konteks tim, maka tentukan juga person in charge (PIC) beserta tanggung jawab yang harus dilakukan untuk masing-masing steps. Setelah itu komunikasikan hal ini kepada seluruh anggota tim agar mereka dapat memahami dengan jelas tanggung jawab masing-masing anggota dan bisa saling membantu jika dibutuhkan. Setelah action plan selesai dibuat, komunikasikan juga kepada stakeholder yang terlibat.

6. Terapkan Pilihan Solusi beserta Action Plan yang Sudah Disusun

Setelah memilih solusi terbaik dan menyusun action plan, selanjutnya tinggal mengimplementasikan ke kehidupan nyata sesuai rencana. Pastikan setiap langkah terlaksana secara efektif dan efisien. Lakukan juga monitoring secara rutin untuk memastikan progress berjalan sesuai rencana dan timeline yang sudah ditentukan.

Meskipun sudah ada action plan, tapi sebaiknya kita tetap bersikap terbuka atas adanya penyesuaian selama pelaksanaan implementasi action plan. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika ke depan terdapat perubahan atau tantangan di luar prediksi. Tetap fokus dan termotivasi agar solusi dan action plan bisa berjalan dengan baik.

7. Lakukan Evaluasi terhadap Hasil Implementasi Solusi

Setelah solusi dan action plan diimplementasikan, lakukan evaluasi terhadap hasil implementasi yang didapatkan. Cari tahu seberapa efektif solusi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, cari tahu juga apakah implementasi yang dilakukan telah benar-benar berhasil menyelesaikan masalah hingga ke akar atau tidak. Jika tidak, coba analisis hal-hal apa yang dapat dilakukan sebagai penyesuaian atau improvisasi agar penyelesaian masalah dapat lebih menyeluruh.

Di tahap evaluasi ini, kamu juga bisa membuat daftar lessons learned mulai dari proses identifikasi masalah hingga penerapan solusi. Lessons learned ini akan berguna sebagai dokumentasi dan bahan pembelajaran untuk perbaikan di masa mendatang.

Baca juga: 8 Top Skill yang Harus Kamu Miliki Sebagai Seorang Manajer

Question:  Apa saja strategi pemecahan masalah?

Strategi pemecahan masalah dapat dikategorikan menjadi dua kelompok terkait, yakni problem-focused-coping dan emotion-focused-coping. Problem-focused-coping bertujuan untuk menyelesaikan masalah dengan fokus pada permasalahannya. Sementara, emotion-focused-coping lebih berfokus pada penanganan perasaan saat menghadapi masalah.

Question:  7 langkah metode pemecahan masalah?

Langkah-langkah model pemecahan masalah terdiri dari: Mengidentifikasi masalah, Mengumpulkan informasi, Merumuskan alternatif solusi, Membuat keputusan, Melaksanakan keputusan, Mengevaluasi hasilnya, dan Mengadopsi langkah-langkah perbaikan. Dalam metode ini, tujuan utama adalah mengatasi masalah dengan cara yang logis dan terorganisir.

Question: Apa saja 4 tahapan dalam penyelesaian masalah?

Ada empat tahapan dalam penyelesaian masalah. Pertama, memahami masalah. Kedua, membuat rencana penyelesaian. Ketiga, melaksanakan rencana penyelesaian. Terakhir, mengevaluasi semua langkah yang telah dilakukan. Polya (1973: 5) menyatakan bahwa inilah tahap-tahap penting dalam pemecahan masalah.

Question:  Membuat langkah-langkah pemecahan masalah?

Beberapa langkah pemecahan masalah dari segi psikologi antara lain: mengidentifikasi masalah dengan jelas, mencari dan mengevaluasi alternatif solusi, memilih solusi terbaik, dan mengevaluasi hasilnya. Psikologi membantu mengenali faktor emosional dan kognitif yang mempengaruhi dan memberikan panduan dalam memecahkan masalah secara efektif.

Kesempatan Untuk Bertumbuh

Problem solving atau pemecahan masalah adalah proses iteratif di mana setiap experience dapat memberikan kesempatan untuk bertumbuh. Kamu dapat belajar dari pengalaman problem solving yang pernah kamu lakukan, baik yang sukses maupun yang gagal, serta menjadikannya sebagai acuan untuk improvement ke depan.

Tidak perlu takut jika kamu dihadapkan dengan berbagai masalah atau situasi yang menantang karena seiring berjalannya waktu, permasalahan tersebut pasti dapat diselesaikan dengan baik asal kamu berusaha. Kamu juga bisa meminta bantuan dan saran dari orang-orang yang lebih berpengalaman dari kamu.

Bagi seorang individu, menguasai teknik dan strategi pemecahan masalah tentunya menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari. Jika kamu ingin meningkatkan skill problem solving-mu, baik untuk urusan pribadi maupun profesional, kamu bisa bergabung dengan kelas pelatihan pemecahan masalah di Skill Academy!

https://www.indeed.com/career-advice/career-development/problem-solving-strategies

https://www.betterup.com/blog/problem-solving-strategies

https://psychcentral.com/health/problem-solving-strategies

https://www.ekrut.com/media/pemecahan-masalah

langkah langkah creative problem solving

Bagikan artikel ini:

Logo Whatsapp

Artikel Lainnya

langkah langkah creative problem solving

9 Cara Membalas Email Panggilan Interview Beserta Contohnya, Selamat atas Panggilannya!

langkah langkah creative problem solving

Rekomendasi 7 Website Freelance untuk Cari Penghasilan Tambahan

langkah langkah creative problem solving

30 Pertanyaan Interview Kerja yang Sering Ditanyakan dan Cara Menjawabnya

langkah langkah creative problem solving

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

CREATIVE PROBLEM SOLVING (PENYELESAIAN MASALAH SECARA KREATIF

Profile image of Asrul  Majid

Related Papers

adri nofrianto

langkah langkah creative problem solving

Widi Priatmadi

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2013 Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta 9 November 2013

Evi Roviati

Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan yang memungkinkan orang dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan dalam tugas-tugas profesional dan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu masalah tidak dapat diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan, namun siswa dituntut juga untuk mengembangkan daya kreativitas mereka dalam menggunakan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah. Keterampilan berpikir kreatif siswa jarang menjadi pusat perhatian para guru terutama dalam pembelajaran biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan metode problem solving terhadap peningkatkan keterampilan berfikir kreatif siswa, untuk mengkaji respon siswa melalui penerapan metode problem solving terhadap peningkatkan keterampilan berfikir kreatif siswa dan untuk mengkaji seberapa besar perbedaaan pembelajaran dengan penerapan metode problem solving terhadap peningkatkan keterampilan berfikir kreatif siswa pada materi ekosistem pada kelas X di MAN 2 Cirebon. Pendekatan dalam penelitian ini kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan mengunakan test, angket, observasi, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN 2 Cirebon yang berjumlah 272 siswa, dan sampel yang diambil sebanyak 72 siswa atau sekitar 26% dari total populasi. Hasil penelitian menunjukkan persentase rata-rata berfikir kreatif siswa pada tiap indikatornya. pertanyaan untuk peninggian harapan dan antisipasi rata-rata hasil observasi sebesar 48,61% kategori rendah, gali informasi yang ada sebesar 50,69% kategori rendah, menguraikan secara hati-hati dan sistematik terhadap informasi yang tersaji sebesar 51,15% kategori rendah, siapkan secara fisik terhadap informasi yang dipresentasikan sebesar 51,15% kategori rendah, perdalam kesadaran tentang masalah, kesulitan dan kesenjangan informasi sebesar 49,30% kategori rendah, mendorong sifat-sifat atau kecenderungan pribadi kreatif sebesar 66,89% kategori tinggi dan pertinggi kepedulian dan hasrat ingin tahu sebesar 64,58% kategori sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan keterampilan berfikir kreatif siswa di kelas yang menggunakan metode problem solving dibandingkan dengan kelas kelas kontrol.

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika

Hendri Nurbeni

hendri nurbeni

Hendri Nurbeni, 2021. Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar Kelas X TKJ SMK Cendikia Rancakalong. PTK, Guru Produktif Teknik Komputer dan Jaringan, SMK Cendikia Rancakalong. Penggunaan model pembelajaran ceramah pada mata pelajaran perakitan komputer mengakibatkan siswa kurang aktif dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut diadakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving untuk meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu rata-rata skor tingkat keaktifan siswa mencapai ≥75% dan persentase ketuntasan klasikal siswa di kelas mencapai ≥75%. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari persentase ketuntasan siswa secara klasikal dari pra siklus yang hanya sebesar 22% meningkat menjadi 63% pada siklus I dan kembali meningkat pada siklus II mencapai 88%, sedangkan persentase hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus I mencapai 67% kemudian naik pada siklus II menjadi 83%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) mata pelajaran perakitan komputer kompetensi dasar memahami prosedur bongkar pasang komputer dan menyajikan hasil bongkar pasang komputer. Kata kunci : Keaktifan, Hasil Belajar, Creative Problem Solving, Perakitan Komputer

Mochammad Fatchurrochman

Moch. Fatchurrochman

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER KELAS X MULTIMEDIA 2, SMK NEGERI KLAKAH

eva mairiza

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh strategi pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika, (2) pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap pemahaman konsep matematika, (3) interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan komunikasi matematis terhadap pemahaman konsep matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian eskperimen semu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta tahun 2015/2016. Sampel dari penelitian ini dua kelas yaitu kelas VIIIC dan VIIID. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) adanya pengaruh pembelajaran dengan strategi pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika dengan F obs = 5.043162554 >F α = 4.04, (2) adanya pengaruh kemampuan komunikasi matematis terhadap pemahaman konsep matematika dengan F obs = 4.961960009 > F α = 3.19, (3) tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan komunikasi matematis terhadap pemahaman konsep matematika dengan F obs = 0.062722434 < F α = 3.19. Kata Kunci: creative problem solving; kemampuan komunikasi matematis; pemahaman konsep 1. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan dalam setiap jenjang satuan pendidikan karena menjadi dasar bagi perkembangan ilmu yang lain. Selain itu menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 [13] pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, pembelajaran matematika tidak mungkin hanya dilaksanakan dengan latihan soal terus-menerus, hafalan atau pembelajaran biasa. Bagian pendahuluan berisi pengantar topik penelitian yang dibahas, latar belakang permasalahan, deskripsi permasalahan, rumusan tujuan penelitian serta rangkuman kajian teoritik yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada bagian ini kadang-kadang juga dimuat harapan akan hasil dan manfaat penelitian. Kemampuan memahami konsep merupakan hal yang paling mendasar dalam pembelajaran matematika dan menjadi prasyarat untuk menguasai materi atau konsep selanjutnya. Sehingga untuk dapat mempelajari matematika yang bersifat abstrak diperlukan pemahaman konsep yang mendalam. Kemampuan memahami konsep tidak hanya sebatas mengingat dan menerapkan rumus tetapi juga mengaitkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kilpatrick [7] pemahaman konseptual mengacu pada pemahaman yang terintegrasi dengan ide-ide matematika sehingga memungkinkan mereka untuk belajar ide-ide baru dengan menghubungkan ide-ide lama yang sudah mereka ketahui. Berdasarkan survei Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) [5] diketahui bahwa prestasi matematika siswa Indonesia berada pada urutan ke

Ariska Novita Pramesti

PROMOSI (Jurnal Pendidikan Ekonomi)

Yesi Budiarti

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif mahasiswa diduga karena proses pembelajaran cenderung lebih disibukkan dengan pemikiran bagaimana caranya agar seluruh materi dapat segera diberikan kepada mahasiswa. Cara ini cenderung tidak melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran sehingga tidak dapat membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri. Fokus utama dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh Pembelajaran metode Creative Problem Solving terhadap kemampuan berfikir kreatif mahasiswa? Populasi 60 penelitian ini orang mahasiswa yang berasal dari kelas A dan B semester 6. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Data utama diperoleh melalui pengisian kuisioner. Sedangkan data tambahan diperoleh melalui penilaian produk, dokumentasi, observasi dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan Uji regresi untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran metode Creative Problem Solving terhadap kemampuan berfikir kreat...

Any Fatmawati

This study was conducted with the aim to know the influence of the use of Creative Problem solving learning model on problem solving skills and cognitive learning outcomes of grade X SMA Islam Al-Ma'arif Pandan Indah Lesson 2016/2017. Population in this research is all student of class X SMA Islam Al-Ma'arif Pandan Indah Lesson Year 2016/2017 with amount of population counted 36 person which existed in class XA and XB. Furthermore, sampling technique used is a saturated sampling technique that is sampling technique when all members of the population used as a sample. Where class XA as experiment class and XB as control class. The type of research used in this study is quasi experiment with observation and test data collection techniques. The results showed that problem solving skills in the first experimental classroom obtained an average percentage of 66% included in the good category, while in the second meeting obtained an average percentage of 79% included in the category very well. The cognitive learning outcomes of the students in the experimental class were 70.4 and the control class was 66.2. The result of hypothesis test with t test at 5% significant level shows that tcount> ttable (2,675> 2,042), meaning H0 is rejected. So it can be concluded that there is influence Creative Problem Solving learning model to problem solving skills and student cognitive learning outcomes. Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Creative Problem solving terhadap keterampilan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif siswa kelas X SMA Islam Al-Ma'arif Pandan Indah Tahun Pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Islam Al-Ma'arif Pandan Indah Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah populasi sebanyak 36 orang yang terdapat pada kelas X A dan X B. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh yaitu teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dimana kelas X A sebagai kelas eksperimen dan X B sebagai kelas kontrol. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan teknik pengumpulan data observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan pemecahan masalah pada kelas eksperimen pertemuan pertama memperoleh persentase rata-rata sebesar 66% termasuk dalam kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh persentase rata-rata sebesar 79% termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen sebesar 70,4 dan kelas kontrol sebesar 66,2. Hasil uji hipotesis dengan uji t pada taraf signifikan 5% menunjukan bahwa nilai thitung> ttabel (2,675 > 2,042), artinya H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap keterampilan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif siswa.

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

RELATED PAPERS

Henbrilyan Chandra

Jurnal Al-Jabar

MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman

Pendidikan Matematika

Mochamad Nurseha

Unnes Journal of Mathematics Education

Sugiarto Sugiarto

yopi wijaya

Tatag Y.E. Siswono

academia.edu

Dinda Sekar

Suhairi Heri , Deasy Yunita

reny rahmawati

Andi Navianto

Jurnal Tahkim

Maryam Ilham

Enny Listiawati

Seniumi Solekhah

indani fransiska

RELATED TOPICS

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

COMMENTS

  1. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

    Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving . Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding.

  2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS

    Problem Finding, yaitu langkah peserta didik membrainstorming beragam cara untuk semakin memperjelas sebuah masalah. Idea Finding, yaitu langkah setiap usaha peserta didik harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak perduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi.

  3. CPS Learner's Model: Langkah Penting dalam Creative Problem Solving

    Ikuti langkah-langkah dalam Creative Problem-Solving Learner's Model berikut ini. Saat ini Creative Problem Solving bisa menjadi salah satu metode yang dipakai dalam menyelesaikan masalah (problem solving) di perusahan atau suatu usaha. Pendekatan Creative Problem Solving dipakai saat kita ingin menemukan ide penyelesaian masalah yang kreatif ...

  4. Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan ...

    Creative Problem Solving memberi kesempatan peserta didik untuk memahami konsep dan cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Mendukung partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena di awal pembelajaran disajikan permasalahan yang harus dicarikan solusi penyelesaiannya.

  5. Metode Pembelajaran Creative Problem Solving: Menemukan Solusi dengan

    Creative Problem Solving (CPS) merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah secara inovatif dan kreatif. Metode ini melibatkan langkah-langkah sistematik yang membuka pikiran kita untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi yang tak terduga. Langkah pertama dalam metode CPS adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas.

  6. How to Be a More Creative Problem-Solver at Work: 8 Tips

    8. Practice Design Thinking. Practicing design thinking can make you a more creative problem-solver. While commonly associated with the workplace, adopting a design thinking mentality can also improve your everyday life. Here are several ways you can practice design thinking: Learn from others: There are many examples of design thinking in ...

  7. Osborn: Creative Problem-Solving Process

    The creative problem-solving process ideally comprises these procedures: (1) Fact -finding. (2) Idea -finding. (3) Solution -finding. Fact -finding calls for problem-definition and preparation. Problem-definition calls for picking out and pointing up the problem. Preparation calls for gathering and analyzing the pertinent data.

  8. Model pembelajaran Creative Problem Solving

    Creative Problem Solving (CPS) lebih menekankan pada pentingnya penemuan berbagai alternative ide dan gagasan, untuk mencari berbagai macam kemungkinan cara/tindakan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pengajaran pada sebuah keterampilan (Pepkin, 2004: 1).

  9. Creative problem solving: process, techniques, examples

    7 Ways to improve your creative problem-solving skills. 1. Play brain games. It's considered that brain games are an excellent way to stimulate human brain function. They develop a lot of thinking skills that are crucial for creative problem-solving. You can solve puzzles or play math games, for example.

  10. (PDF) MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS ...

    Keywords: creative thinking ability, academic achievement, creative problem solving Abstrak. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu dari keterampilan abad 21 yang harus dimiliki siswa.

  11. Creative Problem-Solving

    The creative problem-solving process Footnote 1 is a systematic approach to problem-solving that was first proposed by Alex Osborn in 1953 in his landmark book Applied Imagination.The approach went through several refinements over a period of five years. Osborn began with a seven-step model that reflected the creative process (orientation, preparation, analysis, hypothesis, incubation ...

  12. Karakteristik dan Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving

    Model pembelajaran creative problem solving digunakan untuk merangsang siswa dalam berfikir. Model pembelajaran ini akan banyak memanfaatkan model-model pembelajaran lain yang dimulai dari pencarian masalah sampai kepada penarikan kesimpulan . disamping itu, model pembelajaran ini juga akan melibatkan banyak kegiatan dengan bimbingan dari para pengajar.

  13. Creative Problem Solving Process

    The simplest form of the creative problem solving process involves four steps: Clarify - define the objectives, the problem, the facts, and the opportunity to achieve. Ideate - brainstorm many possible solutions or approaches. Develop - further develop your ideas by turning them into experiments. Implement - create a plan and move ...

  14. PDF Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk Meningkatkan

    Keywords: creative thinking ability, academic achievement, creative problem solving Abstrak. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu dari keterampilan abad 21 yang harus dimiliki siswa. Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah secara langsung. Penelitian ini

  15. What Is Creative Problem-Solving & Why Is It Important?

    Its benefits include: Finding creative solutions to complex problems: User research can insufficiently illustrate a situation's complexity. While other innovation processes rely on this information, creative problem-solving can yield solutions without it. Adapting to change: Business is constantly changing, and business leaders need to adapt.

  16. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

    C. Langkah- langkahModel Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Treffinger (dalam Huda, 2013: 318) menyebutkan bahwa model pembelajaran ini terdiri atas 3 komponen penting yaitu understanding challege, generating ideas, dan preparing for action. Penjelasan sintaknya mengenai model ini sebagai berikut: a.

  17. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving. Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.

  18. Pengembangan model pembelajaran creative problem solving terintegrasi

    Pengembangan model pembelajaran creative problem solving terintegrasi TPACK untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Edy ... (2014, p. 236) mengemukakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Creative Problem Solving yaitu (1). Objective Finding, yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk mendiskusikan situasi permasalahan yang ...

  19. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Kelompok 8

    Video ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pakem Matematika.Model pembelajaran creative problem solving (CPS) merupakan suatu model yang menekankan pa...

  20. 7 Langkah Penting Dalam Problem Solving Process

    Tahapan ini sebagai jawaban hipotesis atas opsi solusi yang tadinya telah disaring. 7. Lakukan Evaluasi. Evaluasi ini perannya cukup penting untuk dilakukan. Setelah melakukan berbagai proses, kamu perlu lakukan evaluasi untuk menilai efektivitas dari solusi yang sudah dilakukan untuk penyelesaian masalah.

  21. (PDF) Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS

    Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa March 2019 Jurnal Derivat Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika 5(1):69-81

  22. 7 Strategi Pemecahan Masalah Yang Efektif (Problem Solving) Untuk

    Langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain: 1. Identifikasi dan Definisikan Masalah yang Sedang Dihadapi. Langkah pertama dari problem solving tentunya adalah dengan mengetahui secara pasti sebenarnya masalah apa yang sedang dihadapi.

  23. Creative Problem Solving (Penyelesaian Masalah Secara Kreatif

    The result of hypothesis test with t test at 5% significant level shows that tcount> ttable (2,675> 2,042), meaning H0 is rejected. So it can be concluded that there is influence Creative Problem Solving learning model to problem solving skills and student cognitive learning outcomes.